July 29, 2025

cara menghitung hpp metode lifo​

Cara Menghitung HPP Dengan Metode LIFO

Mengelola dan menghitung biaya persediaan adalah salah satu tantangan yang sering dihadapi bagi banyak industri. Terutama ketika industri tersebut memiliki banyak cabang yang membuat perhitungan stok menjadi rumit. Untuk mempermudah perhitungannya, pemilik bisnis dapat menggunakan metode LIFO (Last In, First Out), di mana barang yang terakhir masuk akan dianggap pertama kali terjual atau terpakai. Metode ini membantu mencocokkan dengan harga barang yang lebih baru, sehingga dapat membantu perusahaan mengeluarkan harga di tengah fluktuasi harga barang. Berikut adalah cara perhitungan harga pokok produksi dengan metode lifo. Memahami Logika Dasar LIFO Sebelum Menghitung Prinsip utama LIFO adalah ‘Barang terakhir masuk, itu yang pertama keluar’. Sehingga LIFO dapat diartikan sebagai metode perhitungan persediaan dimana barang yang terakhir dibeli atau diterima akan dijual terlebih dahulu, sementara barang lama akan menjadi stock.  Dengan demikian, metode ini sangatlah penting untuk menghitung biaya persediaan yang lebih akurat, dalam menghadapi fluktuasi harga.   Studi Kasus: Perhitungan HPP LIFO Toko  “Maju Abadi”   Agar mempermudah untuk memahami cara perhitungan HPP dengan metode LIFO. Pada artikel ini juga dilengkapi dengan studi kasus dari Toko “Maju Abadi” yang memiliki data stock persediaan dan penjualan untuk produk “buku tulis premium” selama bulan juli 2025 dengan data sebagai berikut: Data Persediaan & Pembelian: 1 Juli: Persediaan Awal – 100 unit @ Rp 10.000/unit 10 Juli: Pembelian – 200 unit @ Rp 12.000/unit 20 Juli: Pembelian – 150 unit @ Rp 12.500/unit  Data Penjualan: Selama bulan Juli, total penjualan Toko “Maju Abadi” tercatat sebanyak 300 unit.  Baca Juga: Mengenal Break Even Point (BEP) dan Cara Perhitungannya Cara Hitung HPP Metode LIFO  Setelah mengetahui data-data tersebut, Anda dapat melanjutkan perhitungan HPP untuk 300 unit yang terjual dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Ambil Unit dari Pembelian Terakhir  Karena prinsip LIFO itu adalah penjualan dari barang terakhir yang masuk, maka perhitungan dimulai dari pembelian terakhir, yaitu pada 20 Juli sebanyak 150 unit dengan harga Rp 12.500. Jadi, 150 unit x Rp 12.500 = Rp 1.875.000. Perhitungan ini akan terus berlanjut dengan barang yang lebih lama jika diperlukan, sesuai dengan prinsip LIFO yaitu terdapat 150 unit lagi. 2. Ambil Unit dari Pembelian Sebelumnya  Karena berdasarkan data masih ada 150 unit penjualan, maka Anda dapat mundur ke pembelian sebelumnya. Di mana pada 10 Juli, toko tersebut melakukan pembelian sebanyak 150 unit dengan harga Rp 12.000. Sehingga perhitungannya adalah 150 unit x Rp 12.000 = Rp 1.800.000. 3. Jumlahkan Total Biaya untuk mendapatkan HPP  Setelah mengetahui alokasi biaya dari total 300 unit yang terjual. Maka Anda dapat menambahkan hasil dari penjualan pertama dengan penjualan kedua sebagai berikut: HPP = (Biaya dari pembelian 20 Juli) + (Biaya dari pembelian 10 Juli) HPP = Rp 1.875.000 + Rp 1.800.000 HPP = Rp 3.675.000 Jadi, Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk 300 unit Buku Tulis Premium yang terjual oleh Toko “Maju Abadi” selama bulan Juli dengan metode LIFO adalah Rp 3.675.000. Baca Juga: Laporan Arus Kas: Memahami dan Mengelola Kas Perusahaan Bambootree: Efisiensikan Pengelolaan Keuangan  Pada dasarnya, perhitungan HPP dapat dilakukan secara manual. Namun, bagaimana ketika bisnis Anda memiliki berbagai transaksi dari cabang satu dengan cabang yang lain? Tentu saja, perhitungan ini menjadi lebih kompleks. Sehingga, risiko human error, memakan waktu, dan kesulitan melacak akan menjadi tantangan tersendiri. Terutama karena setiap cabang akan memiliki stok pembelian dan penjualan yang berbeda. Ditambah dengan adanya kebutuhan pelaporan yang harus memasukkan data transaksi yang terlupa dan tertinggal di tanggal sebelumnya (backdating), yang bisa menyebabkan ketidaksesuaian antara laporan dan stok yang sebenarnya.  Dengan demikian, menggunakan cara manual akan sangat merepotkan dan berisiko merusak seluruh perhitungan yang ada. Kami sebagai software pengelola keuangan hadir untuk memberikan solusi yang efisien dan akurat.  Dengan sistem konsolidasi dan backdate yang ditawarkan dapat membantu bisnis Anda dalam pengelolaan pencatatan akuntansi termasuk dengan perhitungan HPP  Jadi masih mau menghitung dengan manual? Yuk saatnya beralih dengan bambootree yang dirancang untuk memberikan solusi modern dalam pengelolaan keuangan.

Cara Menghitung HPP Dengan Metode LIFO Read More »

Laporan Harga Pokok Produksi: Pengertian dan Peranannya

Laporan Harga Pokok Produksi: Pengertian dan Peranannya

Pada era sekarang ini, bisnis memiliki berbagai permasalahan yang cukup kompleks. Terutama dalam memahami berbagai macam biaya. Salah satunya adalah Harga Pokok Produksi (HPP), yang memainkan peran krusial dalam menentukan keberlanjutan dan profitabilitas perusahaan.  Berikut adalah pembahasan lebih rinci mengenai laporan harga pokok produksi meliputi pengertian dan peran dalam suatu bisnis.  Apa Itu Laporan Harga Pokok Produksi?   Laporan Harga Pokok Produksi (HPP) adalah sebuah ringkasan dari seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan pada periode tertentu. Biaya produksi ini biasanya akan mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, serta biaya overhead pabrik yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Peranan Laporan Harga Pokok Produksi dalam Industri? Pembuatan laporan harga pokok produksi memberikan peranan yang sangat penting. Terutama dalam menentukan harga jual yang optimal. Selain itu, membuat laporan HPP dapat bermanfaat untuk:  1. Menentukan Harga Jual Dengan mengetahui harga pokok produksi, maka pemilik bisnis dapat menentukan harga jual yang sesuai. Hal ini karena  semua biaya telah memiliki gambar yang jelas untuk menghasilkan produk. 2. Mengendalikan Biaya  Karena laporan ini menyajikan rincian biaya produksi yang jelas, manajemen perusahaan dapat mengidentifikasi area-area mana yang membutuhkan efisiensi tanpa mengurangi biaya operasional.  Dengan demikian,  nantinya perusahaan akan dapat mengendalikan biaya dengan mudah. 3. Membantu Pengambilan Strategis  Ketika perusahaan telah memiliki laporan HPP yang jelas, itu berarti nantinya dapat menjadi salah satu indikator yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Hal ini, juga berkaitan tentang analisis profitabilitas produk, dan menentukan strategi yang tepat. 4. Mengevaluasi Kinerja Keuangan  Dengan membandingkan laporan HPP pada tiap periode, nantinya akan membantu dalam mengevaluasi kinerja keuangan. Perbandingan ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi tren biaya produksi, melihat apakah ada peningkatan efisiensi atau justru pembengkakan biaya yang perlu diperbaiki.  5. Penilaian Persediaan  HPP adalah dasar untuk menghitung nilai persediaan barang jadi yang akan disajikan di neraca. Nilai persediaan yang akurat sangat penting untuk gambaran kesehatan finansial perusahaan secara keseluruhan. Baca Juga: Apa Bedanya Omset dan Profit Dalam Sebuah Bisnis? Tantangan dalam Menyusun Laporan HPP di Industri  Walaupun memiliki peran yang amat krusial, menyusun laporan HPP juga memiliki beragam tantangan. Berikut adalah tantangan yang dihadapi dalam penyusunan laporan HPP: 1. Pengalokasian Biaya Overhead Salah satu tantangan terbesar dalam penyusunan laporan HPP adalah mengalokasian biaya overhed yang komplek. Sebab kesalahan pengalokasian biaya ini akan menyebabkan perhitungan HPP yang tidak akurat dan berdampak pada penentuan harga jual dan margin keuntungan. 2. Pengumpulan Data dari Berbagai Departemen Proses produksi seringkali berkolaborasi dengan lintas departemen, sehingga seringkali menjadi tantangan tersendiri.  Ketidaksesuaian atau keterlambatan data dari tiap departemen bisa membuat laporan HPP terlambat atau tidak lengkap. 3. Sering Terjadi Human Error  Kesalahan memang tidak bisa dihindari, terutama pada penyusunan HPP yang akan melibatkan input manual. Dengan demikian, akan rentan terjadi human error, seperti salah memasukkan angka atau menghitung biaya yang tidak tepat. Hal ini bisa mengarah pada laporan penyusunan HPP yang tidak akurat. 4. Perlu Adanya Koreksi Data  Seiring berjalannya waktu, seringkali data yang dikumpulkan perlu diperbarui atau dikoreksi, terutama jika terjadi perubahan biaya produksi atau kondisi pasar. Koreksi yang terlambat bisa menyebabkan perhitungan HPP menjadi tidak relevan, sehingga mempengaruhi strategi perusahaan. Baca Juga: Contoh Metode Fifo: Manfaat dan Tantangannya Bambootree: Bantu Optimalkan Pengelolaan Keuangan  Dalam menghadapi tantangan di atas, perusahaan tentunya memerlukan solusi pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan akurat. Disinilah kami hadir sebagai software akuntansi yang berperan untuk konsolidasi dan backdate yang memberikan kemudahan dalam menyusun laporan secara otomatis dan terintegrasi.  Lalu, masihkah mau berkutat dengan spreadsheet yang rumit dan menggunakan rumus-rumus yang kompleks? Yuk coba Bambootree sekarang dan buat pengelolaan keuangan menjadi lebih mudah dan efisien.  

Laporan Harga Pokok Produksi: Pengertian dan Peranannya Read More »

Scroll to Top