Informasi

Perlukah Self Service untuk Bisnis Anda? Apa Manfaat dan Cara Kerjanya?

Di dunia bisnis yang terus berkembang, cara kita melayani pelanggan juga ikut berubah. Salah satu tren yang makin digandrungi adalah self service. Tapi, sebenarnya apa sih self service itu? Bagaimana cara kerjanya, dan apa saja manfaatnya? Yuk, cari tahu lebih lanjut! Pengertian Self Service Self service adalah konsep layanan di mana pelanggan bisa melayani dirinya sendiri tanpa bantuan staf. Misalnya, memesan makanan lewat layar sentuh, berbelanja di toko tanpa kasir, atau memakai mesin penjual otomatis. Intinya, pelanggan memegang kendali penuh untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Konsep ini juga bisa berarti pelanggan mencari solusi sendiri melalui fasilitas yang disediakan, tanpa bergantung pada bantuan manusia secara langsung. Sangat cocok untuk era yang serba cepat, kan? Kapan Self Service Mulai Diterapkan? Sebenarnya, self service bukan hal baru. Mesin penjual otomatis sudah ada sejak lama, bahkan supermarket mulai memperkenalkan sistem kasir mandiri sejak tahun 1990-an. Tapi, ledakan popularitasnya terjadi di era 2000-an, saat e-commerce mulai berkembang pesat. Saat ini pelanggan lebih mandiri, mereka menginginkan layanan yang mudah dan cepat. Mereka juga lebih paham teknologi, sehingga self service menjadi solusi yang sempurna untuk mengatasi masalah seperti antrian panjang atau pelayanan yang lambat. Cara Kerja Self Service Untuk menyesuaikan perubahan perilaku pelanggan yang ingin serba cepat, para owner bisnis perlu berinovasi dengan sistem self service. Contohnya: Di restoran, pelanggan memilih menu lewat layar, membayar secara digital, dan menunggu pesanan mereka siap tanpa interaksi yang panjang. Di toko seperti Amazon Go, pelanggan hanya mengambil barang yang diinginkan. Sistem toko pintar langsung mencatat pembelian, kemudian tagihan pembayaran secara otomatis masuk ke akun pelanggan. Manfaat Self Service untuk Bisnis Ada banyak keuntungan yang bisa bisnis dapatkan dari sistem ini, seperti: Pelanggan jadi Lebih Puas, proses yang cepat dan praktis akan membuat pelanggan senang. Tidak perlu mengantri lama ataupun menghadapi kemungkinan kesalahan yang dibuat oleh staf penjual. Mengurangi Antrian, tidak ada lagi antrian yang membludak, karena pelanggan bisa melayani diri sendiri bahkan lebih cepat. Bisa Menghemat Jumlah Pegawai, perusahaan bisa mengurangi ketergantungan pada staf tanpa harus memecat mereka. Staf dapat dialihkan ke tugas yang lebih strategis. Meminimalisir Human Error, sistem self service secara otomatis dapat mengurangi risiko kesalahan hitung atau miskomunikasi yang dilakukan manusia. Menghindari Kontak Langsung, setelah pandemi, banyak orang lebih nyaman dengan layanan pembelian tanpa adanya kontak langsung. Contoh Self Service di Kehidupan Sehari-hari Penerapan self service sudah sering ditemui dalam keseharian kita. Misalnya: Mesin ATM, bertransaksi tanpa bantuan teller. Check-in mandiri di bandara, cetak boarding pass dan cek bagasi sendiri. Self service pada pom bensin, isi bahan bakar sendiri tanpa petugas. Layanan makanan cepat saji, tinggal pesan dan bayar lewat aplikasi atau layar sentuh di toko. Sudah Tahu Pentingnya Self Service untuk Bisnis Anda? Bagaimana, apakah Anda sekarang sudah tahu seberapa penting self service di bisnis Anda? Apakah Anda ingin mulai menerapkannya juga?   Atau ternyata Anda sudah menggunakan self service tapi masih belum terlihat dampaknya untuk bisnis Anda?   Jika ternyata self service belum memberikan dampak signifikan pada bisnis Anda, artinya Anda butuh bantuan teknologi lain yang bisa membantu meningkatkan penjualan bisnis Anda, seperti AI for Customer Profiling.    AI Customer Profiling bisa mendeteksi ekspresi dan membuat ID pelanggan secara real-time. Fitur tersebut dapat membantu Anda mengambil keputusan secara cepat untuk membuat toko Anda sesuai dengan preferensi pelanggan.  Jika Anda ingin mengetahui berbagai fitur yang ditawarkan AI Customer Profiling, anda bisa mengunjungi https://widya.ai/.

Perlukah Self Service untuk Bisnis Anda? Apa Manfaat dan Cara Kerjanya? Read More »

4 Tahapan PLC dan Faktor yang Mempengaruhinya

4 Tahapan PLC dan Faktor yang Mempengaruhinya

Bambootree – Setiap produk memiliki perjalanan unik yang dikenal sebagai 4 tahapan product life cycle (PLC). Konsep ini sangat penting dalam manajemen pemasaran, karena membantu perusahaan memahami tahapan yang dilalui oleh produk dan membuat keputusan yang tepat untuk pengelolaannya. Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai tahapan-tahapan dalam PLC dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Apa Itu Product Life Cycle? Product life cycle adalah gambaran perjalanan suatu produk dari saat diluncurkan hingga akhirnya ditarik dari pasar. Setiap produk melalui empat tahapan utama: introduction, growth, maturity, dan decline. Masing-masing tahapan ini memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri. Tahapan-tahapan Product Life Cycle Introduction (Pengenalan) Pada tahap ini, produk baru diperkenalkan ke pasar. Perusahaan perlu melakukan berbagai upaya untuk membangun kesadaran merek dan menarik perhatian konsumen, seperti program promosi yang intensif. Penjualan biasanya masih rendah, dan perusahaan belum mendapatkan keuntungan. Growth (Pertumbuhan) Setelah melewati tahap pengenalan, produk memasuki fase pertumbuhan. Di sini, permintaan dan penjualan mulai meningkat pesat. Perusahaan harus menyesuaikan produksi untuk memenuhi permintaan yang meningkat dan berusaha mempertahankan posisi produk di pasar dengan memperkuat brand awareness. Maturity (Kematangan) Pada tahap ini, produk telah mencapai puncak penjualan. Namun, pertumbuhan penjualan mulai melambat dan persaingan semakin ketat. Perusahaan perlu berinovasi atau memperkenalkan varian baru untuk menjaga minat konsumen dan mempertahankan pangsa pasar. Decline (Penurunan) Di tahap ini, penjualan produk mulai menurun secara signifikan. Perusahaan harus mempertimbangkan apakah produk masih layak dipertahankan di pasar. Tindakan yang mungkin diambil termasuk mengurangi biaya produksi, melakukan promosi, atau bahkan menarik produk dari pasar. Faktor yang Mempengaruhi Product Life Cycle Setiap tahapan dalam PLC dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sering kali berada di luar kendali produsen. Berikut adalah beberapa faktor kunci yang dapat memengaruhi siklus hidup produk: Persaingan di Pasar Tingkat persaingan sangat memengaruhi kemampuan produk untuk melewati tahapan pengenalan dan pertumbuhan. Produk yang inovatif dan memenuhi kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi cenderung lebih mudah diterima. Teknologi Produk yang terkait dengan teknologi biasanya memiliki siklus hidup yang lebih pendek karena perubahan teknologi yang cepat. Sebaliknya, produk yang menggunakan teknologi lama cenderung memiliki siklus hidup yang lebih panjang. Perubahan Gaya Hidup Konsumen Gaya hidup dan tren konsumen yang berubah dapat memengaruhi permintaan produk. Produk yang sesuai dengan tren saat ini cenderung lebih diminati. Harga Penetapan harga yang tepat sangat penting. Harga yang terlalu tinggi dapat menghambat produk dalam melewati tahapan pengenalan dan pertumbuhan, sementara harga yang terlalu rendah dapat membuat produk sulit bertahan di pasar pada tahap kematangan. Promosi Strategi promosi yang efektif dapat membantu produk melewati tahapan pengenalan dan pertumbuhan. Sebaliknya, promosi yang tidak tepat dapat menghambat keberhasilan produk di pasar. Kesimpulan Memahami tahapan 4 PLC adalah kunci bagi perusahaan untuk mengelola produk secara efektif. Dengan mengenali tahapan-tahapan yang dilalui produk dan faktor-faktor yang memengaruhinya, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam strategi pemasaran dan pengembangan produk. Dengan demikian, perusahaan dapat memaksimalkan potensi produk dan menjaga keberlanjutan bisnisnya.

4 Tahapan PLC dan Faktor yang Mempengaruhinya Read More »

Mengenal 3 Way Matching dalam Akuntansi

Mengenal 3 Way Matching dalam Akuntansi

Bambootree – Dalam dunia akuntansi, kesalahan dalam pembayaran dapat berdampak signifikan pada kesehatan keuangan perusahaan. Salah satu cara untuk menghindari risiko tersebut adalah dengan menerapkan proses three / 3 way matching. Proses ini berfungsi sebagai mekanisme verifikasi yang memastikan bahwa informasi yang tercatat dalam faktur, pesanan pembelian, dan dokumen penerimaan barang adalah konsisten dan akurat. Apa Itu Three Way Matching? 3 way matching adalah proses yang digunakan untuk memverifikasi kesesuaian antara tiga dokumen penting dalam transaksi pembelian: faktur pembelian, pesanan pembelian, dan penerimaan barang. Dengan mencocokkan informasi dari ketiga dokumen ini, perusahaan dapat memastikan bahwa jumlah, harga, dan spesifikasi barang yang tercatat adalah sama. Mengapa Three Way Matching Penting? Proses ini sangat penting dalam akuntansi karena beberapa alasan berikut: Memastikan Keakuratan Data Dengan membandingkan ketiga dokumen, perusahaan dapat menghindari kesalahan dalam penghitungan harga dan jumlah barang. Mengontrol Pengeluaran Three way matching membantu perusahaan memastikan bahwa hanya barang atau jasa yang benar-benar diterima yang dibayar, sehingga menghindari pembayaran ganda. Mencegah Kecurangan Proses ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi potensi kecurangan dalam transaksi pembelian, baik dari pihak vendor maupun oknum karyawan. Komponen Three Way Matching Terdapat tiga komponen utama dalam proses three way matching: Faktur Pembelian (Purchase Invoice) Dokumen resmi dari vendor yang mencantumkan harga dan jumlah barang yang harus dibayar. Pesanan Pembelian (Purchase Order) Dokumen yang dibuat oleh perusahaan untuk memesan barang atau jasa, berisi informasi harga dan jumlah yang disepakati. Penerimaan Barang (Goods Received Note) Dokumen yang mencatat barang yang diterima, termasuk jumlah dan kondisi barang. Ketiga dokumen ini harus dicocokkan untuk memastikan bahwa informasi yang terkandung di dalamnya konsisten. Jika terdapat ketidaksesuaian, perlu dilakukan investigasi lebih lanjut sebelum pembayaran dilakukan. Cara Kerja Three Way Matching Proses three way matching biasanya berlangsung sebagai berikut: Karyawan membuat pesanan pembelian untuk barang yang diperlukan. Pesanan tersebut disetujui oleh manajer anggaran dan dikirim ke vendor. Setelah barang diterima, departemen penerimaan memeriksa dan mencatat penerimaan barang. Vendor mengirimkan faktur kepada perusahaan. Departemen akuntansi mencocokkan faktur dengan pesanan pembelian dan dokumen penerimaan barang. Jika semua informasi cocok, pembayaran dilakukan kepada vendor. Contoh Proses 3 Way Matching Misalkan sebuah perusahaan memesan 100 unit barang dari vendor dengan harga Rp10.000 per unit. Setelah barang diterima dan diperiksa, departemen akuntansi mencocokkan informasi dari pesanan pembelian, penerimaan barang, dan faktur. Jika semua informasi sesuai, pembayaran sebesar Rp1.000.000 dilakukan kepada vendor. Stakeholder dalam Proses 3 Way Matching Beberapa pihak yang terlibat dalam proses ini antara lain: Departemen Pembelian: Bertanggung jawab untuk membuat dan menyetujui pesanan pembelian. Departemen Penerimaan Barang: Memeriksa dan mencatat barang yang diterima. Departemen Keuangan: Memproses pembayaran dan melakukan pencocokan dokumen. Pihak Vendor: Mengirimkan barang dan faktur yang akurat. Manajemen Perusahaan: Memastikan bahwa proses dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan. Perbedaan Pencocokan 2-Way, 3-Way, dan 4-Way Pencocokan 2-Way: Memverifikasi kesesuaian antara pesanan pembelian dan faktur. Pencocokan 3-Way: Memverifikasi kesesuaian antara pesanan pembelian, faktur, dan penerimaan barang. Pencocokan 4-Way: Menambahkan verifikasi jumlah barang yang disetujui ke dalam proses pencocokan tiga arah. Tips Menerapkan Three Way Matching yang Efektif Untuk meningkatkan efektivitas proses three way matching, perusahaan dapat: Menggunakan sistem informasi yang terintegrasi. Memastikan konsistensi dan akurasi data. Menerapkan kontrol internal yang ketat. Melakukan pelatihan bagi karyawan. Melakukan evaluasi secara berkala. Manfaat Otomatisasi Proses Three Way Matching Mengotomatiskan proses three way matching dapat menghemat waktu dan sumber daya, meningkatkan akurasi, serta mempercepat proses pembayaran. Dengan menggunakan software akuntansi yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa proses ini berjalan dengan efisien. Kerugian Three Way Matching Meskipun bermanfaat, proses three way matching juga memiliki beberapa kerugian, seperti: Waktu yang Dibutuhkan: Proses ini bisa memakan waktu lama, terutama untuk perusahaan dengan banyak transaksi. Kesalahan Manusia: Kesalahan dalam pencatatan informasi dapat menyebabkan ketidaksesuaian. Keterbatasan Vendor: Tidak semua vendor mengikuti proses ini, yang dapat mempengaruhi hubungan bisnis. Keterbatasan pada Transaksi Tertentu: Proses ini mungkin tidak efisien untuk transaksi dengan nilai rendah. Proses three way matching adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan keuangan perusahaan. Dengan memastikan bahwa setiap transaksi pembelian dilakukan dengan benar, perusahaan dapat melindungi diri dari kesalahan dan kecurangan. Mengotomatiskan proses ini dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi, sehingga perusahaan dapat fokus pada pertumbuhan dan pengembangan bisnis.

Mengenal 3 Way Matching dalam Akuntansi Read More »

Contoh Kegiatan Produksi, Proses dari Ide hingga Produk

Contoh Kegiatan Produksi, Proses dari Ide hingga Produk

Bambootree – Setelah sebelumnya kita membahas tentang contoh kegiatan distribusi dan pentingnya metode distribusi dalam kesuksesan bisnis, kini saatnya kita beralih ke aspek lain yang tak kalah penting, yaitu contoh kegiatan produksi. Produksi adalah proses di mana bahan mentah diubah menjadi produk jadi yang siap untuk dipasarkan. Mari kita cari tahu beberapa contoh kegiatan produksi yang umum dilakukan dalam berbagai industri. Apa Itu Kegiatan Produksi? Kegiatan produksi mencakup semua langkah yang diperlukan untuk menciptakan barang atau jasa. Proses ini melibatkan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian sumber daya untuk menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen. Berikut adalah beberapa contoh kegiatan produksi yang dapat ditemukan di berbagai sektor: Pertanian Dalam sektor pertanian, kegiatan produksi dimulai dari penanaman benih hingga panen. Petani mengelola lahan, memilih varietas tanaman yang tepat, dan menggunakan teknik pertanian yang efisien untuk menghasilkan hasil tani yang berkualitas. Setelah panen, produk tersebut dapat langsung dijual kepada konsumen, seperti yang telah kita bahas dalam artikel sebelumnya mengenai distribusi. Manufaktur Di industri manufaktur, kegiatan produksi melibatkan serangkaian proses yang kompleks. Misalnya, pabrik mobil memproduksi kendaraan melalui tahap perakitan, pengujian, dan pengecekan kualitas. Setiap bagian dari kendaraan, mulai dari mesin hingga bodi, diproduksi secara terpisah sebelum dirakit menjadi satu kesatuan. Proses ini memerlukan koordinasi yang baik antara berbagai departemen untuk memastikan efisiensi dan kualitas produk. Konstruksi Dalam industri konstruksi, kegiatan produksi mencakup perencanaan dan pembangunan infrastruktur, seperti gedung, jembatan, dan jalan. Proses ini melibatkan berbagai disiplin ilmu, termasuk arsitektur, teknik sipil, dan manajemen proyek. Kegiatan produksi di sektor ini juga melibatkan pengadaan bahan bangunan dan tenaga kerja yang terampil untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Industri Kreatif Di sektor industri kreatif, seperti film dan musik, kegiatan produksi melibatkan proses kreatif dari penulisan naskah hingga pengambilan gambar dan pascaproduksi. Tim produksi bekerja sama untuk menciptakan karya yang menarik dan berkualitas, yang kemudian akan didistribusikan kepada audiens. Kegiatan ini juga mencakup pemasaran dan promosi untuk menarik perhatian konsumen. Teknologi Informasi Dalam industri teknologi informasi, kegiatan produksi mencakup pengembangan perangkat lunak dan aplikasi. Proses ini melibatkan analisis kebutuhan, desain, pengkodean, dan pengujian produk. Tim pengembang bekerja untuk menciptakan solusi yang memenuhi kebutuhan pengguna, dan setelah produk siap, mereka akan meluncurkannya ke pasar. Kesimpulan Kegiatan produksi adalah fondasi dari setiap bisnis yang sukses. Dari pertanian hingga teknologi informasi, setiap sektor memiliki proses unik yang berkontribusi pada penciptaan produk yang berkualitas. Dengan memahami dan mengoptimalkan kegiatan produksi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan pada akhirnya, memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya mengenai distribusi, kedua aspek ini saling melengkapi dalam menciptakan kesuksesan bisnis yang berkelanjutan.

Contoh Kegiatan Produksi, Proses dari Ide hingga Produk Read More »

Contoh Kegiatan Distribusi Langsung yang Perlu Diketahui

Contoh Kegiatan Distribusi Langsung yang Perlu Diketahui

Bambootree – Distribusi merupakan salah satu pilar penting dalam dunia bisnis yang dapat menentukan keberhasilan produk atau layanan. Salah satu metode distribusi yang patut diperhatikan adalah distribusi langsung.  Dalam konteks ini, distribusi langsung mengacu pada proses di mana produsen mengirimkan produk mereka langsung kepada konsumen, tanpa melalui perantara. Mari kita eksplorasi beberapa contoh kegiatan distribusi langsung yang umum dilakukan. Apa Itu Distribusi Langsung? Distribusi langsung adalah metode di mana produsen atau penyalur menjual produk mereka langsung kepada konsumen. Dengan cara ini, produsen dapat mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan, sementara konsumen mendapatkan produk yang lebih segar dan berkualitas. Berikut adalah beberapa contoh kegiatan distribusi langsung yang menarik untuk dicermati: Penjualan Hasil Tani Langsung kepada Konsumen Penjualan hasil tani secara langsung adalah contoh klasik dari distribusi langsung. Petani menjual produk mereka langsung kepada konsumen, baik melalui toko sendiri maupun pasar lokal. Metode ini tidak hanya memberikan keuntungan lebih bagi petani, tetapi juga memastikan konsumen mendapatkan produk segar. Penjualan Melalui Agen atau Afiliasi Produsen dapat bekerja sama dengan agen atau afiliasi untuk menjual produk mereka. Dalam skenario ini, agen atau afiliasi berperan sebagai perantara yang mempromosikan dan menjual produk dengan imbalan komisi. Ini adalah cara yang efektif untuk memperluas jangkauan pasar tanpa harus mengelola semua aspek penjualan secara langsung. Penjualan Melalui Pameran atau Event Mengikuti pameran atau event khusus adalah strategi lain yang efektif. Produsen dapat memamerkan produk mereka dan berinteraksi langsung dengan konsumen. Ini tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan. Penjualan Online Dengan kemajuan teknologi, penjualan online telah menjadi semakin populer. Produsen dapat menjual produk mereka melalui situs web atau platform e-commerce tanpa perlu perantara. Ini memberikan kemudahan bagi konsumen untuk membeli produk kapan saja dan di mana saja. Penjualan Door-to-Door Meskipun mungkin terdengar kuno, penjualan door-to-door masih efektif untuk produk tertentu, seperti kosmetik atau makanan kesehatan. Metode ini memungkinkan produsen untuk menjangkau konsumen secara langsung dan memberikan pengalaman personal yang lebih. Kesimpulan Distribusi langsung menawarkan banyak keuntungan, termasuk kontrol yang lebih besar atas penjualan dan hubungan yang lebih dekat dengan konsumen. Penting untuk diingat bahwa strategi ini juga memerlukan upaya ekstra dalam hal promosi dan pelayanan pelanggan. Dengan memilih metode distribusi yang tepat, produsen dapat meraih kesuksesan dalam memasarkan produk mereka secara langsung kepada konsumen.

Contoh Kegiatan Distribusi Langsung yang Perlu Diketahui Read More »

sistem keuangan adalah

Sistem Keuangan : Pengertian dan Penjelasannya

Sistem keuangan adalah infrastruktur penting yang mendukung aktivitas ekonomi di seluruh dunia. Tanpa sistem keuangan yang solid, perekonomian tidak dapat berfungsi secara efektif. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu sistem keuangan, bagaimana cara kerjanya, serta peran pentingnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Apa Itu Sistem Keuangan Sistem keuangan adalah sistem yang terdiri atas lembaga keuangan, pasar keuangan, infrastruktur keuangan, serta perusahaan non keuangan dan rumah tangga yang saling berinteraksi dalam pendanaan dan/atau penyediaan pertumbuhan perekonomian. Sistem keuangan pada setiap negara tidak bisa berjalan dengan semestinya karena sangat bergantung pada stabilitas sistem itu sendiri. Stabilitas sistem keuangan yang baik tentu saja akan membuat sistem keuangan nasional bisa berjalan dengan efektif dan efisien serta bisa bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal. Stabilitas sistem keuangan yang baik tentu saja akan alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan bisa memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan stabilitas sebuah negara. Stabil atau tidaknya sistem keuangan di dalam sebuah negara tidak bisa dilihat dari faktor-faktor yang menjadi penyebab instabilitas sektor keuangan. Salah satunya adalah kegagalan pasar yang yang disebabkan oleh faktor struktural maupun perilaku. Faktor lain yang menentukan stabilitas keuangan adalah globalisasi yang didukung dengan perkembangan teknologi.  Supaya perekonomian  negara bisa memiliki pondasi yang sangat kokoh, sangat penting untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi maupun evaluasi sistem keuangan secara berkesinambungan. Dengan begitu, negara bisa meminimalisir bahkan mencegah resiko yang sangat membahayakan sistem keuangan. Jika tidak dilakukan identifikasi dan evaluasi, potensi keuangan negara bisa saja memiliki risiko yang meluas dan berdampak pada sistem keuangan negara itu sendiri, bahkan bisa melumpuhkan perekonomian. Baca Juga : Belajar Dari Bangkurtnya Sari Wangi : Pelajaran Penting! Seiring berkembangnya zaman sudah banyak tersedia sistem keuangan yang dapat membantu pergerakan dan memenuhi kebutuhan seluruh pihak untuk mengelola data keuangan mereka secara terstruktur hingga mendapatkan hasil yang mereka inginkan. Sistem-sistem tersebut sudah mampu untuk menyediakan data sebagai analisa bagi pihak yang membutuhkan, sehingga bisa dinilai efektifitas dan efisiensi perencanaan atas pergerakan lembaga tersebut selama masa berjalan.

Sistem Keuangan : Pengertian dan Penjelasannya Read More »

Scroll to Top