Mengenal Akuntansi Syariah Dalam Perusahaan
Akuntansi syariah semakin mendapat perhatian luas seiring berkembangnya industri halal dan keuangan syariah di Indonesia. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK, 2024), Rp980,30 triliun atau tumbuh sebesar 9,88 persen yoy pada Desember 2024 dengan market share tercatat naik menjadi 7,72 persen. Pertumbuhan ini memperkuat kebutuhan akan sistem pelaporan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, salah satunya melalui akuntansi syariah. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai akuntansi syariah. Apa Itu Akuntansi Syariah? Akuntansi syariah adalah proses pencatatan dan pelaporan keuangan yang mengacu pada prinsip Islam. Biasanya, penerapan akuntansi ini akan memastikan bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh individu, bisnis, maupun lembaga keuangan terbebas dari unsur riba, gharar, serta maysir. Secara sederhana, akuntansi syariah merupakan upaya mencatat dan melaporkan transaksi keuangan sesuai dengan aturan syariah dan menghindari praktik yang dilarang. Baca Juga: Kenali Dampak Neraca Saldo Tidak Seimbang dan Cara Mengatasinya Mengapa Perusahaan Menggunakan Akuntansi Syariah? Melalui penggunaan akuntansi syariah ini, maka perusahaan akan lebih mampu memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional dan transaksi keuangannya berjalan sesuai dengan prinsip syariah. Namun tak hanya itu saja, berikut adalah manfaat dari penggunaan akuntansi syariah: 1. Memastikan Kepatuhan Terhadap Prinsip Syariah Dengan adanya akuntansi syariah, maka perusahaan dapat memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan benar-benar terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir, serta mengikuti akad-akad syariah yang sah seperti murabahah, mudharabah, musyarakah, salam, istishna’, dan ijarah. Perlu diketahui prinsip syariah dalam perusahaan sangatlah penting, terutama pada perusahaan di industri halal, perbankan syariah, atau bahkan lembaga keuangan berbasis syariah. 2. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen dan Investor Penerapan akuntansi syariah menjadikan laporan keuangan lebih transparan, jujur, dan akuntabel. Sehingga, nantinya terdapat peningkatan kepercayaan dari konsumen maupun investor. Hal ini karena mereka melihat bahwa perusahaan memiliki komitmen kuat untuk menjalankan bisnis secara etis, adil, dan sesuai prinsip syariah. 3. Memperkuat Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) Manfaat selanjutnya dari akuntansi syariah adalah memperkuat tata kelola perusahaan. Sebab, pada prinsip ini akuntansi syariah menekankan nilai keadilan, transparansi, dan amanah dalam setiap proses pencatatan dan pelaporan keuangan, sehingga perusahaan terdorong untuk menjalankan operasional secara lebih etis, bertanggung jawab, dan sesuai aturan. Apalagi dengan ditambahnya adanya aturan PSAK Syariah dan pengawasan yang dilakukan melalui standar regulasi seperti OJK dan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Maka perusahaan akan memiliki acuan yang jelas dalam memastikan setiap transaksi dan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan. 4. Mendukung Operasional Bisnis Berbasis Akad Syariah Perusahaan yang menggunakan akad-akad syariah membutuhkan sistem pencatatan yang sesuai agar transaksi dapat diakui dan dilaporkan secara benar. Sehingga, akuntansi syariah berperan penting dalam memastikan bahwa setiap akad seperti murabahah, mudharabah, musyarakah, ijarah, salam, maupun istishna’ untuk dicatat berdasarkan ketentuan yang tepat, baik dari segi pengakuan, pengukuran, maupun penyajiannya. Dengan adanya standar seperti PSAK Syariah (PSAK 101–114) dan pedoman internasional dari AAOIFI, perusahaan dapat menghindari kesalahan pencatatan yang berpotensi menimbulkan ketidaksesuaian syariah. 5. Memperluas Akses Pasar Global Karena perkembangan ekonomi syariah di tingkat internasional terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat, maka perusahaan berbasis syariah akan memiliki peluang besar dalam memasuki pasar global. Hal ini disebabkan dengan adanya permintaan dunia terhadap produk dan layanan halal serta pertumbuhan industri keuangan syariah yang sangat cepat berkembang secara global. Baca Juga: Mengenal Neraca Saldo untuk Perusahaan Dagang Apa Saja Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah? Akuntansi syariah dibangun atas berbagai macam prinsip dasar yang memastikan setiap transaksi dan laporan keuangan sesuai dengan nilai Islam. Berikut adalah prinsip-prinsip utama dari akuntansi syariah: 1. Prinsip Keadilan Prinsip keadilan mengharuskan setiap transaksi dicatat secara jujur, wajar, dan tidak merugikan salah satu pihak. Dalam akuntansi syariah, keadilan diwujudkan melalui penyajian laporan keuangan yang bebas manipulasi dan mencerminkan kondisi sebenarnya. Keadilan juga berarti bahwa setiap pihak dalam transaksi mendapatkan hak dan kewajibannya secara proporsional. 2. Prinsip Transparansi Transparansi menuntut adanya keterbukaan informasi dalam pencatatan maupun pelaporan keuangan. Perusahaan wajib menyampaikan informasi keuangan secara jelas, lengkap, dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan. Prinsip ini sangat penting untuk menghindari praktik tersembunyi seperti penyalahgunaan aset, rekayasa laporan, atau aktivitas keuangan yang tidak sesuai syariah. 3. Prinsip Kehalalan dan Keberkahan Setiap transaksi dalam akuntansi syariah harus berasal dari sumber yang halal dan dilakukan melalui mekanisme yang benar. Aktivitas usaha yang berhubungan dengan riba, perjudian, spekulasi berlebihan, atau ketidakjelasan (gharar) harus dihindari. Prinsip ini memastikan bahwa laporan keuangan hanya mencerminkan kegiatan bisnis yang halal sehingga menghasilkan keberkahan dan memberikan manfaat bagi seluruh pihak terkait. 4. Prinsip Amanah (Kepercayaan) Amanah berarti setiap pihak yang terlibat dalam pencatatan keuangan memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kebenaran data dan tidak melakukan kecurangan. Akuntan syariah, manajemen, dan pemilik usaha harus menjaga integritas dan kejujuran dalam setiap proses pencatatan, pengukuran, hingga pelaporan. Prinsip ini memperkuat rasa percaya antara perusahaan dan pemangku kepentingan seperti investor, mitra bisnis, dan konsumen. 5. Prinsip Akuntabilitas Akuntabilitas dalam akuntansi syariah menegaskan bahwa perusahaan bertanggung jawab atas setiap aktivitas keuangan yang dilakukan. Tanggung jawab ini tidak hanya kepada pemilik modal atau regulator, tetapi juga kepada Allah SWT. Oleh karena itu, laporan keuangan harus disusun secara benar, sesuai standar PSAK Syariah dan AAOIFI, serta dapat dipertanggungjawabkan melalui audit syariah. Bambootree: Bantu Optimalkan Laporan Keuangan Syariah Pada dasarnya, akuntansi syariah adalah sebuah pondasi utama bagi perusahaan yang ingin memastikan seluruh aktivitas bisnisnya berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Melalui penerapan akuntansi syariah, perusahaan tidak hanya mampu menjaga kepatuhan terhadap larangan riba, gharar, dan maysir, tetapi juga memperkuat nilai keadilan, amanah, transparansi, dan akuntabilitas dalam setiap proses pencatatan dan pelaporan keuangan. Namun menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan yang menerapkan sistem akuntansi syariah ketika memiliki anak maupun cabang perusahaan yang tersebar di berbagai daerah atau bahkan berada di bawah regulasi yang berbeda. Perbedaan standar pencatatan, variasi kompetensi SDM, hingga keterbatasan sistem akuntansi sering kali mengakibatkan inkonsistensi laporan dan hambatan dalam proses konsolidasi. Untuk memudahkan proses tersebut, perusahaan sangat membutuhkan dukungan teknologi seperti Bambootree yang dapat digunakan untuk menyatukan laporan keuangan dari berbagai cabang secara otomatis, akurat, dan tetap sesuai dengan standar syariah. Tak hanya itu, Software pengelolaan keuangan ini juga memiliki fitur backdate yang memungkinkan perusahaan melakukan koreksi transaksi terlambat secara akurat tanpa melanggar prinsip pelaporan syariah, sehingga proses audit menjadi lebih mudah, efisien, dan tetap transparan. Tertarik untuk menggunakan software bambootree? Yuk hubungi tim marketing kami dan dapatkan
Mengenal Akuntansi Syariah Dalam Perusahaan Read More »
