Dalam sebuah pendirian bisnis usaha pasti dibutuhkan adanya sebuah laporan yang mampu melihat kondisi suatu keuangan pada transaksi yang sudah berjalan. Perlu adanya laporan yang mampu dibaca sebagai tolak ukur apakah bisnis kita sudah mencapai sebuah keuntungan atau malah mengalami sebuah kerugian. Nah oleh karena itu, kita sangat memerlukan pencatatan sebuah laporan yang dinamakan dengan Laporan Laba Rugi. Laporan laba rugi ini sangat berfungsi pada semua bisnis usaha karena didalam pencatatan nya mengandung perhitungan pendapatan usaha kita yang sudah berjalan dan juga biaya biaya operasional / administrasi yang sudah kita keluarkan pada bulan berjalan tersebut sehingga dapat menampilkan total keuntungan atau kerugian yang kita alami pada periode itu.
Komponen dan Fungsi Penyusunan
Nah apa saja sih komponen dari Laporan Laba Rugi itu, dan data apa saja yang kita perlukan untuk membentuk sebuah Laporan Laba Rugi ini?
Pertama, dalam pencatatan laporan laba rugi kita perlu menghitung semua total pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha (pendapatan bunga bank atau deposito) kita pada bulan laporan yang ingin kita susun. Totalkan semua pendapatan yang sudah kita dapat dan juga jangan lupa hitung nilai retur penjualan & potongan penjualan pada saat periode tersebut agar dapat mengurangi nilai omzet kotor menjadi omzet bersih. Semakin banyaknya nilai pendapatan, maka laba yang kita peroleh akan semakin lebih besar.
Tetapi omset yang besar belum tentu tidak ada banyak biaya yang dikeluarkan. Nah disini kita juga harus menghitung besarnya biaya apa saja yang sudah kita keluarkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Biaya yang perlu kita hitungkan pertama kali adalah biaya nilai barang dan semua biaya yang diperlukan dalam proses produksi atau biaya yang terkandung oleh proses penerimaan barang yang kita stok. Biaya ini sering kita sebut dengan nama Beban Pokok Penjualan. Biaya yang kedua adalah biaya umum dan administrasi yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan pada periode tsb, seperti biaya operasional, biaya pajak, biaya depresiasi asset tetap.
Setelah semua tertotal, hitung Total Pendapatan bersih dan kurangi dengan total biaya yang terjadi . Maka akan menghasilkan nominal plus (dianggap untung/profit) atau minus (rugi/loss).
Baca Juga : Metode Perhitungan Stok Barang dalam Akuntansi
Dari laporan yang sudah tersaji kita bisa menjadikan laporan tsb sebagai acuan strategi selanjutnya oleh perusahaan untuk mengembangkan nilai omzet bisnis nya . Selain itu kita dapat membuat acuan laporan tersebut untuk perbandingan dengan laporan yang akan dibuat di periode selanjutnya. Dan tak sedikit pula pengusaha dapat mengontrol nilai biaya yang dianggap masih bisa di kurangin di periode selanjutnya oleh perusahaan dari laporan laba rugi tsb.
Demikian artikel dari saya mengenai Komponen dan Fungsi Laporan Laba Rugi dan semoga dapat membantu dalam pengembangan laporan keuangan bisnis anda.