Salah satu aktivitas yang bisa terjadi saat perdagangan adalah pengembalian produk. Namun, aktivitas ini tidaklah selalu mudah karena bagi pihak penjual, proses ini sering dikaitkan dengan metode sales return yang melibatkan berbagai prosedur seperti verifikasi kondisi barang, pengelolaan stock, hingga penyusunan laporan yang akurat.
Apa itu sales return?
Sales return adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembalikan barang atau item yang telah dibeli kepada penjual dengan berbagai alasan seperti barang rusak atau cacat saat diterima, produk yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan (salah ukuran, warna, atau model). dan pelanggan berubah pikiran atau tidak puas dengan produknya.
Dalam bisnis perdagangan, sales return sering kali dikaitkan dengan kebijakan dan prosedur yang harus dilalui oleh penjual dalam menangani pengembalian barang yang efisien. Terlebih, proses ini harus melibatkan berbagai proses seperti verifikasi atas kondisi barang, pengecekan kesalahan pengiriman, dan pemenuhan hak pelanggan.
Selain itu, sales return juga dapat mempengaruhi perputaran stok dan laporan keuangan perusahaan, sehingga penting bagi perusahaan untuk memiliki sistem yang baik dalam menangani pengembalian barang agar tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan mengurangi kerugian.
Baca Juga: Laporan Arus Kas: Memahami dan Mengelola Kas Perusahaan
Mengapa Sales Return Harus Dikelola Dengan Baik
Walaupun dengan adanya sales return sering dinilai sebagai kerugian, tetapi mengelola hal ini dengan baik justru dapat memberikan manfaat strategis bagi bisnis Anda.
1. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
Dengan adanya kebijakan sales return, maka akan membantu dalam meningkatkan kepercayaan pelanggan. Hal ini karena pelanggan merasa lebih terlindungi dan yakin bahwa mereka tidak akan terjebak dengan produk yang tidak sesuai dengan harapan mereka.
Selain itu, kebijakan ini juga menunjukan komitmen atas perusahaan bertanggung jawab atas kualitas produk dan pelayanannya. Sehingga nantinya pelanggan akan melakukan pembelian ulang atau bahkan menjadi pembeli loyal.
2. Mendapatkan Feedback
Manfaat selanjutnya bagi industri bisnis yang menerapkan kebijakan ini adalah akan mendapatkan feedback yang berharga. Dengan demikian, bagi bisnis nantinya, mereka dapat menggunakan informasi dari pengembalian produk untuk memperbaiki kualitas produk, mengidentifikasi masalah dalam proses produksi atau pengiriman, dan menyesuaikan kebijakan atau layanan pelanggan untuk meningkatkan pengalaman konsumen
3. Memudahkan Proses Management
Tak hanya itu, adanya kebijakan sales return juga dapat membantu bisnis dalam proses management yang mudah. Terutama, jika kebijakan ini tercatat dengan baik dan terstruktur, bisnis dapat lebih mudah melacak pengembalian produk, mengidentifikasi pola atau tren dalam pengembalian, dan membuat keputusan yang lebih tepat berdasarkan data tersebut.
4. Laporan Keuangan Yang Kredibel
Kebijakan sales return juga akan membuat laporan keuangan yang kredibel karena pengembalian produk tercatat dengan jelas dan transparan dalam sistem akuntansi perusahaan. Dengan demikian, nantinya laporan rugi dan neraca akan mencerminkan kondisi keuangan yang sesungguhnya.
Bagaimana Penulisan Jurnal untuk Sales Return?
Secara umum, untuk mempermudah dalam laporan, sales return juga wajib untuk dicatat dalam sebuah jurnal. Hal ini bertujuan agar transaksi akan lebih tercatat dengan rapi dan memudahkan dalam pelacakan. Berikut adalah cara penulisannya pada jurnal retur penjualan:
1. Identifikasi Transaksi Sales Return
Sebelum melakukan pencatatan, Anda dapat mengidentifikasi transaksi yang masuk ke dalam sales return beserta dengan alasannya. Sebab, dengan informasi ini nantinya dapat membantu memastikan bahwa transaksi tersebut telah diverifikasi dan tercatat dengan akurat pada jurnal, menghindari kesalahan pencatatan yang dapat mempengaruhi laporan keuangan.
2. Pelajari Pengaruh Akun
Selanjutnya, Anda dapat menganalisa pengaruh akun yang ada, sebab biasanya sales return akan mempengaruhi beberapa akun yang ada, seperti pendapatan penjualan, persediaan barang, dan piutang usaha atau kas. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap perubahan yang terjadi dapat tercatat dengan akurat dan mencerminkan kondisi finansial yang sesungguhnya.
3. Pencatatan Pada Jurnal
Setelah semua hal diatas diketahui, maka nantinya akan dilanjutkan untuk pencatatannya pada jurnal retur penjualan dengan format sebagai berikut:
- Pendebitan (Debit) yang digunakan untuk mengurangi pendapatan penjualan yang sudah tercatat sebelumnya.
- Pendebitan (Debit) yang digunakan untuk menambah kembali persediaan barang yang telah dikembalikan oleh pelanggan.
- Pengkreditan (Kredit) yang digunakan untuk mencatat pengembalian dana kepada pelanggan atau pengurangan piutang jika pembayaran belum dilakukan.
4. Mengoreksi Laporan Keuangan
Setelah pencatatan transaksi dilakukan, maka di tahap terakhir Anda dapat mengoreksi laporan keuangan tersebut untuk memastikan apakah transaksi sales return berpengaruh secara tepat. Koreksi ini penting untuk memastikan bahwa semua perubahan yang terjadi akibat sales return tercermin dengan akurat dalam laporan keuangan.
Baca Juga: Contoh Metode Fifo: Manfaat dan Tantangannya
Tantangan Retur Penjualan yang Terjadi di Periode Berbeda? Ini Solusinya!
Salah satu masalah terbesar dalam akuntansi adalah ketika sales return terjadi di periode yang sudah ditutup. Misalnya, barang yang dijual bulan Desember baru dikembalikan pada bulan Januari, padahal laporan Desember sudah final. Mengubah data historis secara manual untuk laporan konsolidasi sangat berisiko dan memakan waktu.
Sehingga, Bambootree hadir sebagai solusi yang cerdas dalam membantu Anda untuk dapat memperbarui laporan konsolidasi secara otomatis dan akurat tanpa merusak data yang lama.
Lalu masih ingin membiarkan data sales retur menjadi berantakan. Yuk coba bambootree hari ini dan ciptakan pengalaman pengelolaan keuangan yang lebih akurat dan up-to-date.





