Pentingnya Siklus Akuntansi dalam Perusahaan Manufaktur

Daftar Isi

Bagikan artikel ini ke:

Pentingnya Siklus Akuntansi dalam Perusahaan Manufaktur

Di era sekarang ini, perusahaan manufaktur dituntut untuk bergerak cepat. Terutama dalam pengelolaan keuangan yang tepat dan efisien. Sebab, setiap transaksi baik itu pembelian hingga penjualan produk jadi, harus benar-benar tercatat dengan benar agar perusahaan dapat mengetahui posisi keuangan sebenarnya.

Di sinilah pentingnya memahami siklus akuntansi perusahaan manufaktur. Sehingga dapat memahami pengelolaan keuangan yang lebih baik. 

Apa Itu Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur?

Siklus akuntansi perusahaan manufaktur adalah proses akuntansi yang dilakukan untuk perusahaan manufaktur. Biasanya, proses ini dimulai dari pencatatan, pengelolaan dan melaporkan transaksi keuangan yang ada.   

Seperti pada siklus akuntansi perusahaan lainnya,  proses ini bertujuan untuk  memberikan informasi tentang kinerja finansial perusahaan pada periode tertentu. 

Dengan demikian, penting bagi perusahaan untuk dapat  mengambil keputusan yang tepat berdasarkan data. 

 

Mengapa Perusahaan Manufaktur Membutuhkan Akuntansi

 

Adanya akuntansi dalam perusahaan manufaktur bukan hanya sebagai alat administrasi saja, tetapi alat strategis dalam pengambilan keputusan. Tak hanya itu, mengetahui siklus akuntansi tentunya juga bermanfaat dalam:

1. Menentukan Harga Pokok Produksi (HPP) yang Akurat

Dengan mencatat semua biaya, mulai dari bahan baku hingga biaya tenaga kerja. Maka dapat membantu Anda dalam menentukan harga pokok produksi (HPP) secara tepat. 

HPP yang akurat sangat penting untuk menetapkan harga jual yang kompetitif sekaligus menjaga profitabilitas perusahaan.

2. Memantau Efisiensi Proses Produksi

Akuntansi memungkinkan perusahaan untuk memantau efisiensi produksi dengan membandingkan biaya yang dikeluarkan pada setiap tahap produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Dengan demikian  analisis ini membantu mengidentifikasi potensi pemborosan atau area yang membutuhkan perbaikan.

3. Mendeteksi Pemborosan dan Kebocoran Biaya

Sistem akuntansi yang baik mampu mengidentifikasi kebocoran biaya, seperti pembelian bahan baku berlebih atau biaya tenaga kerja yang tidak efisien.

Dengan informasi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi pemborosan dan meningkatkan profit margin.

4. Meningkatkan Keakuratan Laporan Keuangan

Akuntansi yang akurat menghasilkan laporan keuangan yang lebih transparan dan dapat diandalkan. Sehingga menjadi penting dalam pengambilan keputusan manajerial dan pelaporan eksternal, seperti audit atau laporan pajak. 

Laporan keuangan yang baik juga meningkatkan kepercayaan investor dan kredibilitas perusahaan di pasar.

Prinsip Dasar Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur

Sebelum memahami siklusnya, penting untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar yang menjadi fondasi akuntansi manufaktur:

1. Konsistensi

Dalam akuntansi manufaktur, penting untuk menerapkan metode pencatatan dan pengukuran yang konsisten dari satu periode ke periode berikutnya. 

Sehingga, perusahaan manufaktur dapat membandingkan hasil kinerja keuangan lebih akurat dalam waktu ke waktu.

2. Pemisahan Biaya

Prinsip ini mengharuskan perusahaan untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan volume produksi, seperti sewa pabrik, sementara biaya variabel berubah sesuai dengan tingkat produksi, seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung.

Biaya-biaya tersebut harus dipisahkan agar semuanya dapat direncanakan sesuai dengan analisis yang sesuai.

3. Metode Penghitungan Biaya  

Perusahaan manufaktur dapat memilih berbagai metode penghitungan biaya, seperti metode biaya standar, biaya langsung, atau biaya penuh. 

Pemilihan metode yang tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam perhitungan biaya produksi dan pengelolaan stok.

4. Harga Pokok Produksi 

Inti dari akuntansi manufaktur adalah penentuan harga pokok produksi. Sebab, didalamnya mencakup seluruh biaya total yang digunakan untuk memproduksi barang jadi mulai dari bahan baku, tenaga kerja, maupun biaya overhead pabrik.

5. Inventaris  

Inventaris mencakup semua barang yang digunakan dalam produksi, seperti bahan baku, barang dalam proses (work in progress), dan barang jadi. 

Akuntansi yang tepat untuk persediaan ini sangat penting untuk memastikan bahwa biaya persediaan tercatat dengan benar dalam laporan keuangan.

6. Penyesuaian Inventaris  

Perusahaan manufaktur sering kali perlu melakukan penyesuaian inventaris untuk mencocokkan stok fisik dengan catatan buku. 

Penyesuaian ini penting untuk memastikan bahwa tidak ada selisih antara jumlah barang yang tercatat dan yang tersedia secara fisik di gudang.

7. Laporan Keuangan  

Laporan keuangan mencakup laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas, yang memberikan gambaran menyeluruh mengenai kesehatan finansial perusahaan manufaktur. 

Akuntansi yang baik memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan laporan yang tepat waktu dan akurat untuk kebutuhan internal dan eksternal.

8. Analisis Kinerja  

Dengan menggunakan data yang dihasilkan dari sistem akuntansi, perusahaan manufaktur dapat melakukan analisis kinerja untuk mengevaluasi efisiensi operasional.

Baca Juga: Accounts Payable: Pengertian, Fungsi, dan Prosesnya Pada Bisnis

Tahapan dalam Siklus Akuntansi Manufaktur

 

Siklus akuntansi perusahaan manufaktur umumnya mencakup enam tahap utama berikut:

1. Pencatatan Transaksi

Semua aktivitas produksi, mulai dari pembelian bahan baku hingga pembayaran gaji tenaga kerja. Akan  dicatat dalam jurnal umum dan jurnal produksi.

Misal saja seperti Pembelian bahan baku kain senilai Rp10.000.000 dicatat sebagai debit persediaan bahan baku dan kredit kas.

2. Posting ke Buku Besar

Dari jurnal, transaksi dipindahkan ke akun-akun di buku besar agar mudah dilacak berdasarkan jenisnya, seperti persediaan, biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik.

3. Penyusunan Neraca Saldo

Langkah ini memastikan keseimbangan antara total debit dan kredit. Sebab, neraca saldo akan memberikan gambaran awal posisi keuangan sebelum penyesuaian dilakukan.

4. Penyesuaian Akhir Periode

Penyesuaian dilakukan untuk memperbarui saldo akun seperti bahan baku, barang dalam proses, dan penyusutan aset pabrik.

Ini juga termasuk perhitungan harga pokok produksi (HPP) agar laba kotor bisa ditentukan secara tepat.

5. Penyusunan Laporan Keuangan

Pada tahapan ini, nantinya akan menghasilkan dokumen utama seperti: 

  • Laporan Laba Rugi
  • Neraca
  • Laporan Harga Pokok Produksi (HPP)
  • Laporan Arus Kas

6. Penutupan Buku

Tahapan terakhir adalah menutup akun sementara seperti pendapatan dan beban agar saldo awal periode berikutnya dimulai dari nol.

Bambootree: Bantu Optimalkan Pembuatan Laporan Keuangan Mudah

Siklus akuntansi perusahaan manufaktur membantu bisnis memastikan semua biaya produksi, pendapatan, dan laba tercatat secara akurat. Dengan mengikuti tahapan ini, manajemen dapat membuat keputusan keuangan yang lebih cerdas, efisien, dan transparan.

Namun, dalam praktiknya, proses akuntansi manual sering kali memakan waktu dan rawan kesalahan, terutama ketika perusahaan tersebut memiliki banyak cabang. 

Dengan dikian, Bambootree hadir sebagai software konsolidasi dan backdate yang dapat membantu dalam penyesuaian transaksi tiap cabang, tanpa perlu repot rekap manual. 

Masih ingin bikin laporan konsolidasi yang repot? Yuk saatnya beralih ke Bambootree  yang efisien dan mudah untuk mendukung pertumbuhan bisnis manufaktur.

Picture of Bambootree
Bambootree

Membahas seputar konsolidasi, backdate, dan laporan keuangan perusahaan.

Scroll to Top