Dalam pengelolaan keuangan modern, perusahaan membutuhkan sistem pencatatan yang mampu menampilkan kondisi bisnis secara akurat dan real-time. Oleh karena itu, banyak bisnis beralih menggunakan accrual basis sebagai standar akuntansi. Metode ini memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai pendapatan, beban, asset, dan kewajiban sehingga keputusan bisnis bisa dibuat dengan lebih cepat dan tepat. Selain itu, accrual basis juga mempermudah perusahaan untuk menilai performa keuangan secara menyeluruh karena seluruh transaksi tercatat saat terjadi, meskipun uang belum berpindah tangan.
Dengan pemahaman yang tepat, metode akrual dapat membantu perusahaan mengatur akun-akun keuangan secara lebih efektif, mulai dari pencatatan pendapatan, pengakuan beban, hingga penilaian asset. Bagian berikut akan menjelaskan secara runtut mengenai apa itu accrual basis, fungsi, contoh penerapan, dan perbedaannya dengan metode lainnya.
Apa Itu Accrual Basis?
Accrual basis adalah metode akuntansi yang mengakui pendapatan dan beban pada saat transaksi terjadi, bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Dengan kata lain, sistem ini fokus pada waktu terjadinya aktivitas ekonomi, bukan pada perpindahan uang tunai. Metode ini membuat laporan keuangan menjadi lebih realistis karena mencerminkan seluruh transaksi yang berhubungan dengan pendapatan dan beban, baik sudah dibayar maupun belum.
Perusahaan dapat melihat gambaran keuangan yang lebih stabil karena seluruh kegiatan bisnis tercermin dalam akun-akun keuangan seperti asset, liabilitas, revenue, dan expenses. Selain itu, accrual basis juga digunakan dalam standar akuntansi keuangan internasional (IFRS), sehingga metode ini menjadi pilihan utama bagi perusahaan yang ingin menjaga kredibilitas dan transparansi laporan keuangan.
Fungsi Accrual Basis Dalam Keuangan
Accrual basis memiliki beberapa fungsi penting yang mendukung proses pengambilan keputusan. Berikut penjelasannya:
1. Menyajikan Laporan Keuangan yang Lebih Akurat
Metode akrual mencatat setiap transaksi saat terjadi. Hasilnya, perusahaan mendapatkan laporan keuangan yang menyajikan data lebih lengkap dan akurat. Manajemen bisa menilai apakah pendapatan benar-benar meningkat atau hanya terjadi karena arus kas sesaat.
2. Membantu Mengukur Kinerja Bisnis Secara Real-Time
Dengan pencatatan berbasis transaksi, perusahaan dapat melihat performa keuangan pada periode tertentu tanpa menunggu pembayaran masuk atau keluar. Perhitungan profit, posisi asset, dan saldo akun lainnya bisa terlihat jauh lebih jelas.
3. Mempermudah Perencanaan Keuangan dan Pengendalian Budget
Karena seluruh pendapatan dan beban telah tercatat sejak awal, manajemen dapat membuat proyeksi keuangan dengan lebih tepat. Data accrual membantu perusahaan mengatur budget operasional, investasi, dan biaya lainnya.
4. Menunjang Transparansi dan Standar Akuntansi Profesional
Accrual basis sejalan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP/IFRS). Pengguna laporan seperti investor, bank, atau mitra bisnis dapat menilai kondisi perusahaan secara objektif.
Baca Juga: 6 Cara Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Yang Efisien
Contoh Penerapan Accrual Basis
Untuk memahami bagaimana metode akrual bekerja, perhatikan beberapa contoh berikut:
1. Pendapatan yang Belum Diterima
Perusahaan A memberikan layanan desain interior pada 10 Januari dan mengirim invoice kepada klien senilai Rp15.000.000 dengan tempo pembayaran 30 hari. Walaupun uang belum diterima, pendapatan tetap dicatat pada tanggal 10 Januari.
2. Beban yang Masih Harus Dibayar
Sebuah kantor menggunakan jasa internet bulanan. Tagihan bulan Januari baru akan dibayar pada awal Februari.
Beban internet tetap dicatat pada laporan bulan Januari karena layanan digunakan pada bulan tersebut.
3. Penyusutan Asset
Perusahaan membeli komputer senilai Rp12.000.000. Komputer tersebut digunakan selama 3 tahun.
Setiap bulan, perusahaan mencatat beban penyusutan, meskipun tidak ada arus kas keluar setelah pembelian awal.
4. Pendapatan Sewa yang Diterima Dimuka
Penyewa membayar sewa 6 bulan di depan. Dalam accrual basis, perusahaan mencatat pembayaran tersebut sebagai kewajiban (liabilitas), lalu mengakui pendapatan secara bertahap sesuai periode pemakaian.
Baca Juga: Pahami Cara Memperbaiki Arus Kas Perusahaan Yang Tepat
Perbedaan Accrual Basis Dan Cash Basis
Agar pemahaman semakin jelas, berikut penjelasan mengenai perbedaan keduanya:
1. Waktu Pengakuan Transaksi
- Accrual Basis: mengakui pendapatan dan beban saat transaksi terjadi.
- Cash Basis: mengakui transaksi hanya saat uang berpindah tangan.
2. Ketelitian Laporan Keuangan
- Accrual Basis: lebih akurat karena mencatat seluruh aktivitas ekonomi.
- Cash Basis: tidak sepenuhnya menggambarkan kondisi bisnis jika transaksi banyak menggunakan kredit.
3. Penggunaan dalam Dunia Akuntansi
- Accrual Basis: digunakan perusahaan menengah hingga besar serta mengikuti standar IFRS.
- Cash Basis: umum pada usaha mikro atau UMKM yang masih mengandalkan arus kas.
4. Penilaian Asset dan Liabilitas
- Accrual Basis: menampilkan asset dan kewajiban secara lengkap.
- Cash Basis: tidak mencatat piutang, utang, atau penyusutan.
Baca Juga: Current Asset: Pengertian, Komponen, dan Cara Menghitungnya
Kesimpulan
Accrual basis membantu bisnis melihat kondisi keuangan dengan lebih dalam dan akurat. Metode ini mencatat transaksi ketika terjadi sehingga akun-akun seperti asset, pendapatan, dan beban tercatat secara tepat waktu. Perusahaan yang ingin meningkatkan kredibilitas laporan keuangan serta mengambil keputusan yang lebih strategis sangat diuntungkan jika menggunakan metode ini.
Jika bisnis Anda ingin mengatur laporan keuangan dengan lebih efisien, Bambootree dapat menjadi solusi. Bambootree mendukung pencatatan keuangan melalui fitur seperti transfer manual, import instan, hingga transfer otomatis ke Accurate Online. Dengan sistem yang terintegrasi, bisnis dapat mengelola data, menyesuaikan laporan, dan meningkatkan produktivitas di setiap cabang.





