Author name: admin

Mengapa Omset Sangat Penting Bagi Pertumbuhan Bisnis

Mengapa Omset Sangat Penting Bagi Pertumbuhan Bisnis?

Dalam menjalankan sebuah bisnis, tentunya mendapatkan keuntungan adalah tujuan yang ingin dicapai. Untuk mendapatkan keuntungan, biasanya bisnis akan melakukan penjualan produk untuk mendapatkan omset. Istilah omset sering disalah artikan sebagai keuntungan bersih. Sebab, omset sebenarnya merujuk pada total pendapatan sebelum dikurangi dengan berbagai macam biaya seperti operasional, produksi, maupun pajak. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai omset meliputi manfaat dan bedanya dengan profit.  Pengertian Omset Apa itu Omset? Omset adalah total uang yang diperoleh dari penjualan suatu produk berdasarkan periode tertentu. Sering kali omset dikaitkan dengan laba kotor, namun ternyata keduanya berbeda.  Sebab, omset akan dihitung dari seluruh dana yang didapatkan tanpa ada pengurangan biaya operasional. Berbeda dengan laba kotor yang dihitung dengan mengurangi dengan biaya yang dikeluarkan dari total pendapatan. Dengan demikian, omset suatu bisnis dapat menjadi indikator awal   untuk melihat potensi pendapatan yang dihasilkan dari pemasaran produk atau layanan. Walaupun, omset tinggi bukan berarti mendapatkan keuntungan bersih yang tinggi juga, tetapi hal ini akan membantu menunjukan bisnis tersebut memiliki permintaan pasar yang baik. Mengapa Mengetahui Omset sangat penting?  Bagi pebisnis, mengetahui omset sangatlah penting terutama dalam memberikan gambaran akan pendapatan  yang dihasilkan dari bisnis tersebut. Selain itu, mengetahui omset sangatlah penting untuk: 1. Tolak Ukur Bisnis  Omset seringkali digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan bisnis, sehingga sangatlah penting  dalam memantau dan menganalisis hasil pendapatan yang telah dilakukan. 2. Perencanaan Keuangan  Dengan mengetahui omset, maka pebisnis dapat melakukan perencanaan keuangan secara lebih matang. Sebab, informasi omset dapat memberikan visualisasi yang jelas mengenai arus kas masuk dan keluar, sehingga nantinya dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan dari pengembangan bisnis. 3. Mengidentifikasi Masalah  Ketika omset yang diketahui berbeda dari semula, maka pebisnis biasanya akan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Sehingga, nantinya pebisnis akan membuat strategi baru yang dapat meningkatkan omset agar kembali atau melebihi dari omset sebelumnya. 4. Pengambilan Keputusan  Selanjutnya omset juga berfungsi sebagai  cara dalam pengambilan keputusan yang tepat. Hal ini karena, ketika omset diketahui, pebisnis akan dapat menilai seberapa besarkah produk/jasa tersebut mempengaruhi penjualan yang dapat diterima oleh konsumen.  Sehingga, informasi tersebut sangatlah membantu dalam mengambil langkah-langkah yang strategis seperti perluasan pasar atau bahkan penyesuaian harga. 5. Penilaian Investor  Menariknya mengetahui omset, dapat membantu dalam menarik investor untuk berinvestasi. Omset yang terus berkembang akan menunjukan potensi dalam  menghasilkan keuntungan dari penjualan yang dilakukan oleh suatu bisnis. Baca Juga: Mengenal Losses Pada Istilah Akutansi Cara Menghitung Omset  Pada dasarnya menghitung omset adalah proses yang sangatlah sederhana. Namun, dalam mencapai hasil yang optimal sangatlah diperlukan ketelitian dalam menghitung omset. Berikut adalah cara menghitung omset yang tepat. Rumus dasar untuk menghitung omset Omset = Jumlah Unit Terjual X Harga Jual per Unit Studi Kasus Dalam Penjualan Air Mineral Kemasan  Agar membantu Anda dalam perhitungan omset, artikel ini akan dilengkapi dengan studi kasus sebagai berikut:  Sebagai contoh  Pak agus memiliki toko kelontong yang menjual air mineral kemasan 600ml dengan harga Rp 3.000 / pc. Lalu pada periode April, pak budi telah melakukan penjualan sebesar 1000 pc. Maka berapa omset penjualan air mineral yang telah dilakukan oleh pak budi?  Untuk mendapatkan hasilnya, maka Anda dapat menjumlahkan unit yang telah terjual dengan harga jual seperti berikut:  Omset = Jumlah Unit Terjual X Harga Jual per Unit Omset = 1000 X 3000 Omet = Rp 3.000.0000 Jadi omset yang dihasilkan oleh pak agus adalah Rp 3.000.000 pada periode penjualan april.  Selain perhitungan omset, pebisnis juga akan menghitung persentase omset untuk mengukur pertumbuhan bisnis dan membandingkan kinerja antara periode-periode yang berbeda. Berikut adalah cara untuk menghitung persentase omset. Rumus dalam menghitung persentase omset Persentase  = ( Akhir – Awal ) : Awal x 100% Sebagai contoh agar dapat lebih menjelaskan, terdapat data penjualan dari pak agus sebagai berikut: Diketahui pada bulan Maret 2025 pak Agus telah menghasilkan omset sebesar Rp 9.500.000  dan pada periode bulan april pak Agus mendapatkan omset sebesar Rp10.100.000. Maka berapa persentase perhitungan omset yang didapatkan oleh pak Agus. Untuk dapat menghitung persentase, dapat menggunakan perhitungan rumus sebagai berikut:  Persentase = (Akhir – Awal) : Awal X 100%  Persentase = (10.100.000 – 9.500.000) : 9.500.000 X 100% Pesentase = 600.000:9.500.000 x 100% Persentase = 0,06315 X 100% Persentase = 6,32%  Maka dapat dijelaskan bahwa omset penjualan dari pak Agus mengalami peningkatan sebesar 6,32% dari maret ke april 2025. Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Laba Bersih? Kesimpulan Pada dasarnya, omset adalah total dari pendapatan yang diperoleh dari penjualan yang dilakukan tanpa dikurangi dengan biaya manapun. Sehingga, dengan mengetahui omset nantinya pebisnis dapat mengukur bagaimana bisnis dapat berkembang lebih baik lagi.  Cara menghitungnya pun juga mudah, karena hanya mengalikan harga penjualan dengan unit yang terjual. Namun perlu diketahui, walaupun proses perhitungannya yang mudah, perhitungan omset harus dilakukan dengan seksama.   Dalam membantu menghitung omset  yang didapatkan, Anda dapat menggunakan software pengelolaan keuangan seperti Bambootree yang dapat  memberikan solusi yang tepat dari bisnis Anda, mulai dari penjualan, pembayaran, hingga pencatatan jurnal.   Selain itu, untuk memudahkan dalam sistem akuntansi, software konsolidasi ini juga terintegrasi secara langsung dengan accurate online.    

Mengapa Omset Sangat Penting Bagi Pertumbuhan Bisnis? Read More »

Apa itu EBITDA: Manfaat dan Cara Menghitungnya

Apa itu EBITDA: Manfaat dan Cara Menghitungnya

Mengetahui EBITDA pada istilah akuntansi sangatlah penting. Terutama dalam mengukur kinerja operasional perusahaan. Tentu bagi seorang yang tidak bergerak pada bidang akuntansi, istilah semacam ini tentunya akan asing. Berikut penjelasan lebih rinci dalam mengenal pengertian, fungsi serta cara menghitungnya. Apa itu EBITDA? EBITDA adalah singkatan dari  Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization. Sehingga dapat diartikan sebagai laba dari perusahaan yang utuh. Karena belum dikurangi dengan biaya bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi.  Sederhananya, EBITDA dapat diartikan sebagai  sebagai laba operasional yang telah dihitung tanpa mengurangi  faktor-faktor lainnya. Walaupun sekilas mirip dengan laba kotor, karena berfokus pada penerimaan keuntungan sebelum mengalami pemotongan seperti bunga dan pajak.  Namun EBITDA akan memberikan gambaran yang jelas bagaimana perusahaan dapat menghasilkan keuntungan tanpa dipengaruhi oleh faktor internal maupun kebijakan akuntansi.   Mengapa Penting Dalam Menghitung EBITDA?    EBITDA berperan sangat penting dalam membantu menilai perusahaan dalam menghasilkan keuntungan seefisien mungkin dengan adanya  aktivitas produksi. Namun, selain itu EBITDA juga memiliki fungsi lainnya yaitu: 1. Tolak Ukur Profitabilitas  Melalui adanya EBITDA itu berarti perusahaan akan memiliki data keuangan secara real-time yang dapat digunakan sebagai tolak ukur profitabilitas yang objektif.  Hal ini dipengaruhi karena pada perhitungan EBITDA biasanya perhitungan tidak memasukan beban bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi. Dengan demikian akan menghasilkan laporan keuangan yang murni dari operasional perusahaan tersebut.  2. Membandingkan Antar Perusahaan  Karena EBITDA akan memvisualkan pendapatan bersih yang diterima sebelum dikurangi oleh beragam biaya. Maka matriks ini sangatlah berperan efektif dalam memberikan informasi mengenai kesehatan keuangan dari perusahaan.  3. Mendukung Proses Pengambilan Keputusan Dengan memahami EBITDA dapat juga membantu dalam proses pengambilan keputusan. Dimana nantinya seseorang yang akan berinvestasi ke dalam perusahaan tersebut akan memilih untuk melihat gambaran kinerja operasional dari EBITDA. 4. Indikator Aruskas Walaupun tidak mempengaruhi langsung, EBITDA juga dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari operasi inti. Hal ini dipilih karena dalam perhitungan dari EBITDA itu benar-benar bersih seperti biaya pajak maupun biaya depresiasi dan amortisasi. Baca Juga: Mengenal Losses Pada Istilah Akutansi Elemen Pada EBITDA  Mengetahui ebitda pada perusahaan tentunya akan membantu dalam menyediakan informasi tentang pendapatan bersih yang belum dikurangi pengaruh eksternal. Berikut adalah elemen-elemen yang dapat Anda ketahui:  Bunga (Interest): Biaya yang dibayarkan atas hutang yang dilakukan perusahaan biasanya mulai dari pinjaman bank yang akan dibayar secara berkala.  Pajak (Taxes): Biaya ini dibayarkan kepada negara untuk nominalnya bergantung pada  penghasilan atau laba yang diperoleh perusahaan, serta peraturan perpajakan yang berlaku di negara tersebut.  Depresiasi (Depreciation): Biaya ini akan dihitung dengan adanya biaya penyusutan aset tetap  seperti bangunan, mesin, atau bahkan alat-alat penunjang produktivitas). Amortisasi (Amortization): Biaya ini dialokasikan pada biaya aset yang tidak berwujud seperti hak cipta, merk dagang, maupun paten. Baca Juga: Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dengan Praktis Bagaimana Cara Menghitung EBITDA Yang Tepat?  Dengan adanya EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization), perusahaan dapat memahami profitabilitas operasional dengan mudah. Berikut adalah cara dalam menghitung EBITDA.   Rumus perhitungan EBITDA: EBITDA = Laba Bersih + Beban Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi  Selain rumus tersebut dalam menghitung EBITDa juga dapat menggunakan cara seperti ini:  EBITDA = Biaya Amortisasi + Beban Depresiasi + Laba operasional   Untuk mempermudah Anda dalam memahaminya, pada artikel ini juga dilengkapi dengan studi kasus sebagai contohnya. Dimana ada perusahaan memperoleh laba dalam operasionalnya sebesar Rp 10.000.000. Namun dalam kegiatan operasional tersebut perusahaan harus membayar biaya-biaya lainnya mulai dari biaya amortisasi sebesar Rp1.000.000. Dan biaya depresi sebesar Rp1.500.000 maka cara menghitungnya adalah: EBITDA = 10.000.000 + 1.000.000 + 1.500.000  EBITDA = 12.500.000  Kesimpulan Namun perlu diketahui bahwa dalam penghitungan EBITDA bisa jadi dapat dimanipulasi oleh perusahaan. Hal itu karena bertujuan agar dapat mendatangkan investor dan melakukan investasi pada perusahaan tersebut. EBITDA adalah sebuah matrik yang menunjukkan laba perusahaan sebelum mempertimbangkan bunga, pajak, penyusutan, atau amortisasi. Sehingga nantinya, dapat berguna sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja operasional inti perusahaan. Untuk memberikan kemudahan Anda dalam menghitung EBITDA, Anda dapat memanfaatkan software pengelolaan keuangan seperti Bambootree. Sebab, software ini telah terintegrasi dengan sistem accurate online yang memberikan kemudahan dalam perhitungan dan pembuatan laporan keuangan yang mudah.  

Apa itu EBITDA: Manfaat dan Cara Menghitungnya Read More »

Mengenal Losses Pada Istilah Akutansi

Mengenal Losses Pada Istilah Akutansi

Pada istilah akuntansi losses diartikan pada kerugian yang terjadi akibat pengeluaran  perusahaan melebihi pendapatan yang diperoleh pada aktivitas bisnis. Sehingga losses dapat juga didefinisikan kerugian finansial yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut adalah penjelasan detail mengenai Losses meliputi pengertian, cara menghitungnya, dan apa saja faktornya. Apa Itu Losses?  Losses adalah salah satu jenis kerugian finansial yang dialami oleh perusahaan. Dimana ketika perusahaan harus mengeluarkan biaya yang melebihi pendapatan dalam periode tertentu.  Biasanya kerugian ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor  seperti operasional maupun non-operasional perusahaan. Apa Saja Faktor yang Menyebabkan Losses? Kerugian (Losses) pada dasarnya dapat terjadi pada setiap perusahaan terutama dalam ketika kondisi pasar kurang stabil. Namun tak hanya itu, berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya losses: 1. Fluktuasi Pasar Perubahan pada kondisi ekonomi adalah salah satu faktor yang mendorong terjadinya losses. Hal itu didorong juga adanya  faktor-faktor internal seperti resesi ekonomi, inflasi, maupun krisis keuangan global. Sehingga perusahaan perlu untuk merancang strategi keuangan yang matang atau melakukan diversifikasi sumber pendapatan. 2. Manajemen Yang Tidak Efisien  Selanjutnya losses yang dialami oleh perusahaan juga dapat terjadi ketika adanya manajemen yang tidak efisien seperti pada produksi, distribusi, ataupun pemasaran. 3. Penurunan Nilai Aset  Faktor selanjutnya yang menyebabkan losses pada perusahaan adalah penurunan nilai aset. Baik itu dari perkiraan maupun penurunan harga pasar. 4. Kegagalan Dalam Memasarkan Produk  Tidak semua produk atau jasa dapat diterima oleh konsumen, sehingga ketika adanya kegagalan dalam memasarkan produk tentunya dapat menjadi pengaruh dalam pendapatan perusahaan atau penyebab losses. Baca Juga: Jurnal Pembelian Kredit: Pengertian, Manfaat Dan Isinya Cara Menghitung Losses     Dalam mempermudah penulisan laporan laba rugi mengetahui cara perhitungan kerugian Dalam mempermudah penulisan laporan laba rugi mengetahui cara perhitungan kerugian sangatlah penting. Sehingga nantinya dapat mempengaruhi kinerja pada perusahaan secara keseluruhan. Berikut adalah cara menghitung kerugian (losses) pada laporan keuangan: Rumus Loss = Pendapatan – Biaya Agar Anda lebih mudah dipahami, pada artikel ini juga akan dilengkapi dengan studi case sebagai berikut.  Dimana perusahaan PT. Terang Cemerlang memiliki pendapatan pada periode tertentu sebesar Rp 20.000.000 pada periode 2024, tapi mereka selama periode tersebut telah mengeluarkan dana sebesar Rp 30.000.000 untuk biaya produksi, pajak, dan operasional lainnya. Maka, cara menghitung lossnya pada perusahaan tersebut yaitu  Loss = 20.000.000 – 30.000.000 Loss = -10.000.000  Jadi perusahaan PT. Terang Cemerlang memiliki kerugian (Loss) sebesar Rp. -10.000.000 dalam periode tersebut. Baca Juga: Wajib Tahu! Perbedaan dari Laba Kotor dan Laba Bersih   Kesimpulan Losses atau yang disingkat loss didefinisikan sebagai kerugian yang didapatkan oleh perusahaan. Banyak faktor yang bisa menyebabkan losses terjadi diantaranya fluktuasi pasar, geopolitik, maupun  kegagalan dalam memasarkan produk.  Cara menghitung losses pun sangat mudah, sebab Anda hanya hanya perlu melakukan pengurangan antara pendapatan dengan biaya total yang telah dikeluarkan. Jika Anda, mengalami kesulitan dalam menghitung  losses atau kerugian secara manual, Anda dapat menggunakan software pengelolaan keuangan seperti bambotree.  Bambootree.id adalah Software konsolidasi & backdate yang dapat membantu Anda dalam menjalankan bisnis seperti penjualan, pembelian, pencatatan keuangan, maupun perhitungan laba dan rugi. Selain itu, software ini juga telah terintegrasi dengan accurate online yang dapat memberikan kemudahan data seperti transfer otomatis dan manual.

Mengenal Losses Pada Istilah Akutansi Read More »

Wajib Tahu! Perbedaan dari Laba Kotor dan Laba Bersih

Wajib Tahu! Perbedaan dari Laba Kotor dan Laba Bersih

Dalam mengukur keberhasilan suatu perusahaan mengetahui peroleh laba sangatlah penting. Namun, tahukah Anda bahwa laba dibedakan dalam 2 jenis yaitu laba kotor dan laba bersih. Walaupun sama-sama keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan dari hasil penjualan. Kedua jenis laba ini memberikan informasi yang berbeda. Berikut adalah perbedaan antara kedua jenis laba tersebut.  Laba Bersih dan Kotor Dilihat Dari Pengertiannya.  Laba kotor hanya berfokus pada pendapat yang dari hasil penjualan yang telah dikurangi dengan biaya produksi. Berbeda dengan laba bersih yang berfokus pada keuntungan yang didapatkan ketika semua biaya telah dikurangi seperti pajak, operasional, ataupun gaji.  Perbedaan Laba Bersih dan Kotor Berdasarkan Perhitungannya   Selain dari pengertian, laba bersih dan kotor memiliki perbedaan dalam perhitungannya. Berikut adalah perbedaan dalam perhitungan kedua jenis laba tersebut: 1. Laba Kotor Sesuai yang sudah definisikan, laba kotor hanya berfokus pada keuntungan yang didapatkan ketika hasil dari pendapatan dikurangi dengan biaya produksi (HPP).  Berikut adalah rumus perhitungan laba kotor:  Laba Kotor = Pendapatan Penjualan – Harga Produksi (HPP) Sebagai contohnya Anda melakukan penjualan bersih sebesar Rp5.000.000 dan memiliki biaya produksi sebesar Rp 1500.000, maka cara menghitungnya seperti ini:  Laba Kotor = Rp5.000.000 – Rp 1.000.000 Laba Kotor = Rp4.000.000 2. Laba Bersih  Laba bersih didapatkan ketika seluruh biaya telah dihitung untuk dikurangkan dengan pendapat. Perlu diingat, hal-hal yang dapat masuk dalam seluruh biaya ini seperti biaya pajak, bunga, dan administrasi.  Berikut adalah rumus dalam menghitung laba bersih:  Laba Bersih = Laba Kotor – Seluruh Biaya  Sebagai contoh Anda memiliki laba kotor sebesar Rp4.000.000 dan harus membayar pajak dan biaya promosi sebesar Rp.2.000.000 maka cara perhitungannya adalah: Laba Bersih = Laba Kotor + Seluruh Biaya Yang dikeluarkan  Laba Bersih = 4.000.000 – 2.000.000 Laba Bersih = 2.000.000 Baca Juga: Profit: Pengertian, Jenis dan Fungsinya Perbedaan dari Penggunaan Laba Bersih dan Kotor  Walaupun terlihat sama, laba kotor & laba bersih memiliki perbedaan dari sisi pengguna. Jika laba kotor biasanya berguna dalam menilai efisiensi operasional dan produksi perusahaan. Berbeda dengan laba bersih biasanya digunakan untuk menilai profitabilitas secara keseluruhan.  Baca Juga: Metode Pencatatan Piutang Dagang Pada Bisnis Kesimpulan  Dari perbedaan diatas, sebenarnya laba kotor dan laba bersih akan membantu dalam mengetahui keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari penjualan. Semoga dari artikel ini, membawa pemahaman mendalam tentang perbedaan antara laba bersih dan kotor.  Dalam mempermudah perhitungan laba bersih maupun kotor, Anda dapat menggunakan software akuntansi seperti bambootree  yang dirancang secara khusus untuk mencatat dan menghitung transaksi keuangan lebih sistematis. Tak hanya sistematis, layanan bambootree yang terintegrasi dari dengan layanan accurate online akan memberikan kemudahan dalam pengelolaan laporan keuangan secara real time

Wajib Tahu! Perbedaan dari Laba Kotor dan Laba Bersih Read More »

Laba Kotor: Pengertian, Manfaat dan Cara Menghitungnya

Laba Kotor: Pengertian, Manfaat dan Cara Menghitungnya

Dalam menilai efisiensi perusahaan terhadap produksi dan penjualan, menghitung laba kotor sangatlah penting. Laba kotor diperoleh dari keuntungan yang didapat pada penjualan yang dikurangi dengan biaya produksi saja tidak termasuk pajak. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai laba kotor meliputi pengertian,  tujuan dan cara menghitungnya. Pengertian Laba Kotor  Gross Profit atau yang dikenal sebagai laba kotor adalah pendapatan dari penjualan yang dikurangi dengan biaya produksi saja . Perlu diingat pengurangan dalam penghitungan laba kotor ini tidak termasuk dengan pajak maupun bunga. Hal itu karena laba kotor hanya dihitung berdasarkan biaya langsung yang berkaitan dengan operasional seperti pembelian barang baku, tenaga kerja, maupun biaya produksi. Pada dasarnya, laba kotor termasuk bagian dari laporan laba rugi.  Sebab, pada hasil perhitungan laba kotor akan menunjukan selisih antara pendapatan dari penjualan dengan biaya langsung yang telah dikeluarkan. Mengapa Mengetahui Laba Kotor Pada Perusahaan  Mengetahui laba kotor dalam perusahaan sangatlah penting,  karena dapat menjadi salah satu cara  untuk mengidentifikasi keuntungan ataupun kerugian yang dihasilkan oleh perusahaan. Namun tak hanya itu,  dengan mengetahui laba kotor juga berfungsi sebagai:  1. Tolak Ukur Penjualan  Dengan mengetahui laba kotor, itu berarti perusahaan dapat mengukur penjualan yang dilakukan berdasarkan dari sumber daya untuk produksi. 2. Menilai Profitabilitas  Karena laba kotor akan memberikan gambaran awal dari profitabilitas, maka nantinya   perusahaan dapat melakukan perhitungan antara pendapatan yang dikurangi dengan biaya operasional. Sehingga, ketika ditemukan tidak seimbang, perusahaan dapat mengidentifikasi dan membuat strategi yang dapat meningkatkan profitabilitas. 3. Mendukung Pengambilan Keputusan  Laba kotor juga berfungsi sebagai salah satu cara untuk mengambil keputusan. Hal ini karena ketika laba kotor telah diketahui, perusahaan dapat membuat keputusan terkait dengan penyesuaian harga atau bahkan pengurangan pada harga produksi. Baca Juga: 5 Contoh Biaya Peluang dalam Kehidupan Sehari-hari Cara Menghitung Laba Kotor Laba kotor pada dasarnya sangat penting dalam mengetahui laba bersih yang akan diperoleh oleh perusahaan. Berikut adalah cara dalam menghitung laba kotor:  Laba Kotor = Pendapatan – Harga Pokok Penjualan (HPP)  Dimana:  Pendapatan didefinisikan sebagai total keuntungan yang diperoleh selama melakukan penjualan barang/jasa tertentu sebelum dikurangi dengan biaya biaya lainnya. Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang/jasa yang dipasarkan oleh perusahaan.   Dalam membantu memahaminya pada artikel ini akan dilengkapi dengan studi kasus seperti berikut:  Diketahui PT. Jaya Abadi akan menghitung laba kotor yang didapatkan pada kuartal 1 tahun 2024. di kuartal 1, mereka mendapatkan total pendapatan sebesar Rp 5.000.000 dengan harga pokok produksi sebesar Rp1.000.000. Berapa laba kotor yang didapatkan pada kuartal pertama? Maka dapat beginilah cara menghitungnya:  Laba kotor = Pendapatan – HPP Laba kotor = 5.000.000 – 1.000.000 Laba kotor = 4.000.000  Baca Juga: Operating Margin: Pengertian, Fungsi, dan Rumusnya Semoga artikel diatas dapat membantu Anda dalam mengenal apa itu laba kotor dalam perusahaan. Dengan mengetahui laba kotor, maka perusahaan akan terbantu dalam mengambil keputusan. Tak hanya itu saja, laba kotor juga digunakan sebagai tolak ukur dari penjualan.  Namun perlu diingat, dalam menghitung laba kotor perlu perhitungan yang sistematis. Jika Anda dibingungkan dalam menghitung manual, Anda dapat memanfaatkan software pengelolaan keuangan seperti bambootree yang akan membantu dalam berbagai hal yang mendukung dalam sistem akuntansi mulai dari penulisan jurnal, mengatur arus kas, atau menghitung laba dan rugi.   

Laba Kotor: Pengertian, Manfaat dan Cara Menghitungnya Read More »

Apa Yang Dimaksud Dengan Laba Bersih?

Apa Yang Dimaksud Dengan Laba Bersih?

Jika Anda belum tahu apa yang dimaksud dengan Laba Bersih? Laba bersih atau net income adalah keuntungan yang didapat oleh perusahaan yang sudah dikurangi dengan berbagai hal seperti pajak ataupun pengeluaran yang relevan.  Berikut adalah penjelasan lebih rinci dari tentang definisi, fungsi dan cara menghitungnya.    Pengertian Laba Bersih    Pendapatan bersih atau laba bersih dapat diartikan sebagai indikator  keuangan perusahaan untuk memvisualisasikan kemampuan dalam menghasilkan keuntungan setelah dikurang biaya yang relevan. Biaya tersebut mencakup beragam hal seperti operasional, pajak, maupun bunga.    Laba bersih juga dijelaskan oleh kasmir dalam bukunya yang menjelaskan  mengenai  sebuah pendapat yang telah dikurangi dengan seluruh biaya yang menjadi beban pada perusahaan misalnya seperti pajak maupun bunga.    Sehingga, arti laba bersih dapat disederhanakan menjadi keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi dengan semua biaya yang ditanggung perusahaan.    Pentingkah Menghitung Laba Bersih Perusahaan?    Menghitung laba bersih dari perusahaan pada dasarnya sangat penting, sebab akan membantu dalam menggambarkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan setelah dikurangi dengan biaya yang relevan. Selain itu, dengan melakukan perhitungan laba bersih  juga berfungsi sebagai:  1. Sumber Dana Cadangan  Dengan menghitung pendapatan laba bersih, maka perusahaan mengetahui selisih total pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan. Sehingga ketika mengetahui selisih tersebut, bisa menjadi sumber dana cadangan yang berguna untuk pengembangan dan inovasi.  2. Membayar Hutang Selanjutnya, laba  bersih juga dapat digunakan dalam membayar hutang yang  dimiliki oleh perusahaan. Sebab,  net income yang dimiliki perusahaan menggambarkan keuntungan yang tersedia setelah semua biaya yang relevan terpotong. 3. Mengevaluasi keuangan Melalui perhitungan laba bersih, perusahaan  dapat mengevaluasi kinerja keuangan secara menyeluruh. Sehingga perhitungan ini akan digunakan sebagai identifikasi awal atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.   Apa Saja Yang Menjadi Faktor Dalam Perhitungan Laba Bersih?   Peroleh laba bersih tentunya akan berfluktuatif seiring dengan adanya berbagai faktor seperti:  1. Volume Penjualan Salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan laba bersih adalah volume penjualan. Sebab, hal ini berdampak secara langsung dengan total pendapatan yang akan diperoleh oleh perusahaan.   Semakin tinggi penjualan yang dilakukan, maka pendapatan yang masuk akan semakin besar pula yang akan berpotensi dalam meningkatkan laba bersih perusahaan. 2. Manajemen Aset Faktor selanjutnya yang mempengaruhi perolehan laba bersih adalah manajemen aset. Melalui pengelolaan aset yang baik, maka memungkinkan perusahaan untuk dapat mengoptimalkan penggunaan sumber  daya yang dimiliki seperti kas, piutang, maupun aset tetap.  3. Ukuran Perusahaan  Ketika perusahaan telah bertumbuh,maka laba bersih dapat meningkat seiring dengan peningkatan penjualan dan efisiensi operasional yang lebih baik. Pertumbuhan ini biasanya akan diikuti dengan ukuran perusahaan, jaringan distribusi atau  kapasitas yang lebih besar. 4. Biaya Beban  Laba bersih yang didapatkan  oleh perusahaan juga dipengaruhi dengan biaya beban misalnya seperti operasional, gaji karyawan, hingga biasa administratif lainnya. Sehingga, untuk mendapatkan laba bersih yang maksimal perusahaan perlu untuk mengelola biaya beban agar menjadi lebih efektif. Baca Juga: Cara Membuat Kwitansi Untuk Dokumen Laporan Keuangan Cara Menghitung Laba Bersih  Menghitung laba bersih pada dasarnya hanya akan mengurangi total pendapatan dengan biaya beban. Berikut adalah cara menghitung laba bersih:  Laba bersih = Laba Kotor – Biaya Beban Yang Digunakan  Dimana: Laba kotor didefinisikan sebagai pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan transaksi dan belum adanya potongan.  Biaya beban dapat didefinisikan sebagai pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Biaya tersebut meliputi bahan baku, operasional, sewa, atau bahkan administrasi. HPP atau yang disebut sebagai harga pokok penjualan dapat diartikan sebagai biaya langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menghasilkan suatu produk. Agar Anda dapat memahami cara perhitungan laba bersih, di sini akan kami sediakan juga mengenai studi kasus berikut:  Diketahui PT. Sejahtera akan menghitung laba bersih dengan total pendapatan pada 2024 sebesar Rp10.000.000 dengan harga pokok produksi sebesar Rp2.000.000. Namun dalam pengerjaannya mereka menggunakan marketing dan memperoleh gaji sebesar Rp1.000.000 serta mendapatkan pajak sebesar Rp500.000,- Maka dapat dilakukan perhitungan dengan cara sebagai berikut:  Laba bersih = Laba Kotor – Biaya Beban Yang Digunakan  Laba bersih = (Pendapatan – HPP) – (Biaya Pajak + Biaya penjualan) Laba bersih= (10.000.000-5.000.000) – (500.000+1.000.000) Laba bersih= 5.000.000 -1.500.000 Laba bersih= Rp3.500.000,-  Baca Juga: Cara Membuat Kwitansi Untuk Dokumen Laporan Keuangan Kesimpulan Penting diingat, bahwa laba bersih adalah gambaran dari keuntungan perusahaan setelah dikurangi dengan biaya beban seperti pajak, bungan maupun operasional. Dengan mengetahui perhitungan, dapat mengetahui keuntungan yang dapat difungsikan sebagai sumber dana cadangan maupun biaya pengembangan dan inovasi.  Cara menghitung laba bersih pun cukup mudah, sebab Anda hanya perlu mengurangi total pendapatan dengan biaya beban yang dikeluarkan.  Namun tak hanya sekedar pengurangan saja, perhitungan laba bersih juga harus dilakukan dengan teliti.  Untuk itu bambootree hadir sebagai software pengelolaan keuangan yang dapat mempermudah sistem akuntansi mulai dari penghitungan laba bersih, pembuatan jurnal, tau bahkan pencatatan arus kas. Menariknya bambootree juga dapat diintegrasikan dengan layanan accurate online.

Apa Yang Dimaksud Dengan Laba Bersih? Read More »

Scroll to Top