Akuntansi

Cash Advance: Pengertian, Manfaat dan Ketentuannya

Cash Advance: Pengertian, Manfaat dan Ketentuannya

Salah satu kunci kesuksesan dalam sebuah bisnis adalah menjaga kesehatan arus kas atau cash flow. Namun, tak jarang ada momen di mana pengeluaran mendesak dan adanya revenue yang belum masuk.  Di sinilah peran cash advance sangat vital, karena memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan dana tunai sementara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional tanpa harus mengganggu kestabilan arus kas jangka panjang. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai cash advance dalam bisnis. Apa Itu Cash Advance? Cash advance adalah solusi keuangan yang diberikan untuk membantu bisnis mengatasi kebutuhan dana dari pihak bank. Biasanya, cash advance ini berupa pinjaman jangka pendek dengan memberikan sejumlah dana dimuka kepada industri bisnis.  Sebagai gantinya, nantinya bisnis akan membayar kembali pinjaman tersebut dengan biaya lainnya dengan cara memotong sebagian kecil dari pendapatan harian secara otomatis hingga pinjaman tersebut lunas. Mengapa Cash Advance Adalah Solusi Tepat Bagi Bisnis? Bagi banyak industri bisnis, cash advance menawarkan berbagai macam manfaat yang strategis. Berikut adalah manfaatnya cash advance dalam bisnis:  1. Memiliki Proses Cepat dan Mudah  Manfaat terbesar dari adanya cash advance adalah proses pengajuan cepat dan mudah. Sehingga, ketika industri bisnis membutuhkan kebutuhan uang yang mendesak untuk kegiatan operasional, maka dana dari pihak bank akan dapat segera diterima tanpa menggunakan prosedur yang rumit.  2. Tidak Menggunakan Jaminan  Cash advance tidak memerlukan jaminan atau agunan, sehingga bisnis dapat mengakses dana tanpa harus memberikan jaminan tertentu. Selain itu adanya hal ini memberikan kemudahan bagi bisnis yang belum memiliki aset maupun properti yang tetap.  3. Praktis Untuk Apa Saja  Dana yang diperoleh dari cash advance dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan bisnis seperti pembelian bahan baku, pembayaran gaji, biaya operasional dan pemasaran produk. Sehingga, dana yang didapatkan pada cash advance dinilai sangat praktis.  4. Menjaga Kesehatan Arus Kas  Manfaat selanjutnya dari adanya cash advance adalah dapat membantu bisnis dalam menjaga kesehatan cashflow. Sebab, dana tunai ini dapat digunakan untuk menutupi pengeluaran mendesak tanpa harus menunggu adanya profit dari revenue.  Dengan demikian, adanya cash advance ini dapat membantu agar bisnis dapat beroperasi dengan lancar dan tidak mengganggu masalah keuangan. 5. Memudahkan Pelacakan Transaksi cash advance umumnya dilakukan dengan sistem yang mudah dipantau dan dicatat. Hal ini memudahkan bisnis untuk melacak pengeluaran dan mencocokkan dengan aliran kas, memberikan transparansi dan kontrol yang lebih baik dalam pengelolaan keuangan. Baca Juga: Apa Bedanya Omset dan Profit Dalam Sebuah Bisnis? Ketentuan Biaya Pada Cash Advance Bisnis Untuk lebih memahami tentang cash advance pada bisnis atau yang biasa disebut merchant cash advance. Berikut adalah ketentuan biayanya pada cash advance bisnis: 1. Biaya Layanan  Biaya layanan adalah biaya yang dikenakan sebagai kompensasi atas proses dan layanan yang telah diberikan oleh penyedia cash advance. Biasanya biaya ini diberlakukan dengan adanya persentase dari jumlah dana yang diajukan. 2. Biaya Transaksi Penarikan  Biaya transaksi penarikan atau yang sering dianggap sebagai biaya admin. Biasanya akan dikenakan setiap kali ada dana yang ditarik atau dicairkan. Dengan demikian dana tunai yang dicairkan untuk kebutuhan penarikan. 3. Biaya Bunga Selanjutnya saat dana pada cash advance dicarikan, maka terdapat bunga  yang dibebankan. Menariknya, biaya bunga yang diberlakukan ini dapat dikenakan persentase berdasarkan tenor yang diambil misalnya harian, bulanan, atau tahunan. Baca Juga: Mengapa Bukti Kas Keluar Dibutuhkan Pada Bisnis?   Mudahkan Pengelolaan Cash Advance dengan Software Konsolidasi   Dengan adanya fasilitas cash advance dapat membantu industri bisnis dalam menjaga arus kas (cash flow) menjadi lebih baik. Selain itu dana yang diperoleh dari pengajuan cash advance dapat digunakan untuk apa saja dan mudah dilacak.  Namun, bagaimana jika bisnis berkembang dan memiliki beberapa kewajiban finansial dari sumber yang berbeda? Seperti pengelolaan piutang, pemantauan pembayaran, atau bahkan pembuatan buku besar. Di sinilah, Bambootree hadir sebagai solusi untuk dapat mengubah cara Anda dalam pengelolaan finansial yang lebih baik termasuk dengan cash advance. Menariknya, software konsolidasi ini dapat terintegrasi secara otomatis dengan sistem Accurate, sehingga memudahkan proses pengumpulan data keuangan dari berbagai sumber, mengurangi human error serta mengefisienkan pembuatan laporan. Lalu tunggu apa lagi?, Yuk hubungi tim marketing kami sekarang untuk mendapatkan konsultasi gratis tentang pengelolaan keuangan dan cash advance.    

Cash Advance: Pengertian, Manfaat dan Ketentuannya Read More »

Payment Gateway

Payment Gateway: Solusi Transaksi Bisnis Terintegrasi

Memberikan kemudahan transaksi bagi pelanggan tidak hanya sebatas menyediakan berbagai metode pembayaran saja, tetapi juga dapat menciptakan pengalaman yang mudah, cepat, aman, dan tanpa hambatan selama proses transaksi berlangsung.  Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan menggunakan payment gateway yang berfungsi sebagai penghubung antara pelanggan maupun bisnis dalam memfasilitasi transaksi pembayaran. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai payment gateway pada sebuah bisnis.  Apa itu Payment Gateway?  Payment Gateway adalah solusi yang ditawarkan untuk   mengintegrasikan berbagai macam metode pembayaran seperti kartu kredit, debit, QRS maupun pembayaran elektronik lainnya. Sehingga adanya sistem ini memungkinkan transaksi akan menjadi lebih mudah, cepat dan aman baik itu transaksi online maupun offline.  Sehingga, metode pembayaran ini sering kali dianggap sebagai elemen krusial dalam sebuah sistem pembayaran terintegrasi. Hal ini karena payment gateway juga digunakan untuk menghubungkan berbagai jenis metode pembayaran yang mendukung.   Kapan Bisnis Harus Menggunakan Payment Gateway?   Walaupun penggunaan payment gateway bukan suatu keharusan, tetapi jika bisnis Anda ingin dapat menerima pembayaran lebih mudah dan cepat menggunakan payment gateway sangatlah disarankan terutama ketika pada kondisi bisnis Anda seperti:  1. Menjalankan Toko Online atau E-commerce Dalam mempermudah pembayaran online dan ecommerce, payment gateway dapat adalah syarat yang mutlak agar pelanggan dapat mudah memilih berbagai macam metode pembayaran yang disediakan.  2. Menerima Pembayaran Berbasis Langganan (Subscription) Jika bisnis Anda menerima pembayaran berbasis langganan, adanya payment gateway dapat digunakan untuk menagih biaya berlangganan secara berulang dan otomatis. 3. Meningkatkan Konversi  Proses pembayaran yang rumit akan membuat pelanggan batal untuk membeli. Sehingga adanya payment gateway akan membantu dalam menyederhanakan alur proses pembayaran ini. . Baca Juga: Apa itu EBITDA: Manfaat dan Cara Menghitungnya Mengapa Bisnis Menggunakan Payment Gateway dalam Transaksi?    Dalam mempermudah pembayaran transaksi, payment gateway sangatlah bermanfaat. Selain itu proses integrasi pembayaran ini juga bermanfaat untuk:  1. Membuat Pembayaran Mudah  Salah satu manfaat utama yang didapatkan ketika bisnis menggunakan payment gateway adalah dapat membantu dalam memudahkan proses pembayaran. Terutama, dalam proses pembayaran ini, calon customer dapat langsung memilih metode pembayaran dengan lebih cepat tanpa harus menggunakan metode yang rumit dan memakan waktu lama. 2. Memiliki Keamanan Yang Tinggi  Dalam meningkatkan kepercayaan pelanggan, memiliki sistem pembayaran yang aman dan terpercaya adalah hal yang paling penting. Sehingga, menggunakan payment gateway  yang terenkripsi dan perlindungan terhadap data pribadi akan dapat membantu pelanggan dalam membangun kepercayaan. 3. Mengefisiensikan Waktu  Tanpa adanya sistem pembayaran yang terintegrasi ini, bisnis harus mengandalkan metode pembayaran manual yang lambat dan rentan kesalahan.  Sebab, pengguna payment gateway ini dapat membantu dalam memproses transaksi secara otomatis dan cepat. 4. Mendukung Berbagai Metode Pembayaran  Menariknya payment gateway dapat membantu pedagang untuk dapat menerima berbagai macam pembayaran dari konsumen seperti elektronik payment, kartu kredit dan debit, atau bahkan pembayaran internasional.  5. Memudahkan Pelaporan dan Analisis  Manfaat lainnya dari payment gateway adalah membantu dalam pembuatan laporan yang lebih mudah. Sebab, pada sistem ini pebisnis memiliki dashboard yang dapat melacak setiap transaksi, menganalisis data keuangan, serta pengoptimalan strategi pemasaran. 6. Mendukung Transaksi Massal Dalam Satu Waktu  Bagi bisnis yang memiliki volume transaksi tinggi, payment gateway sangat membantu dalam memproses transaksi massal. Sistem ini memungkinkan pedagang untuk memproses ribuan transaksi secara simultan tanpa khawatir terjadi gangguan atau keterlambatan.    Apa Saja Jenis-Jenis Payment Gateway?    Secara umum, payment gateway memiliki berbagai jenis yang dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan bisnis. Berikut adalah jenis-jenisnya:  1. Hosted Payment Gateway Pelanggan akan dialihkan ke halaman pembayaran milik penyedia layanan untuk menyelesaikan transaksi. Model ini sangat aman dan mudah diimplementasikan, cocok untuk bisnis yang baru mulai. 2. Self-Hosted Payment Gateway (Integrasi API) Pelanggan melakukan pembayaran langsung di website Anda tanpa dialihkan. Model ini memberikan pengalaman pengguna (user experience) yang lebih mulus dan profesional. 3. Direct Payment Gateway Bisnis memproses seluruh transaksi sendiri di servernya. Model ini memberikan kontrol penuh namun menuntut standar keamanan (PCI DSS) yang sangat tinggi dan kompleks.   Dampak Yang Dihadapi Bisnis Ketika Tidak Menggunakan Payment Gateway? Meskipun banyak bisnis merasakan bahwa mereka dapat bertahan tanpa menggunakan payment gateway, dalam kenyataannya tanpa adanya solusi pembayaran terintegrasi ini dapat  menyebabkan dampak negatif seperti:  1. Proses Manual yang Tidak Efisien Tim Anda akan menghabiskan banyak waktu untuk verifikasi pembayaran, yang rentan terhadap kesalahan (human error). 2. Kehilangan Potensi Penjualan Pelanggan yang tidak menemukan metode pembayaran yang mereka inginkan cenderung akan meninggalkan keranjang belanja. 3. Risiko Penipuan Verifikasi manual lebih sulit mendeteksi upaya penipuan atau bukti transfer palsu. 4. Terlihat Kurang Profesional  Bisnis yang hanya mengandalkan transfer manual bisa dianggap kurang terpercaya oleh calon pelanggan.   Memaksimalkan Pengelolaan Pembayaran Terintegrasi dengan Sistem Konsolidasi   Penggunaan payment gateway pada dasarnya memang memiliki banyak manfaat. Namun, seiring bertambahnya volume transaksi dari berbagai kanal pembayaran lainnya, akan memunculkan sebuah tantangan yang baru yaitu rekonsiliasi keuangan. Proses rekonsiliasi ini menjadi semakin kompleks karena adanya berbagai metode pembayaran yang harus disesuaikan, baik itu pembayaran dengan kartu kredit, transfer bank, QRIS atau bahkan menggunakan elektronik payment lainnya.  Dengan demikian, menggunakan  sistem konsolidasi dan backdate dari Bambootree dapat membantu dalam memastikan seluruh transaksi tercatat dengan benar dan konsisten.   Kesimpulan   Payment Gateway adalah sebuah elemen yang membantu dalam transaksi pembayaran online lebih cepat, efisien, dan mudah. Namun untuk benar-benar memberikan solusi bisnis yang terintegrasi, menggabungkan payment gateway dengan sistem konsolidasi backdate akan  memudahkan perusahaan dalam mengelola dan mencocokkan data transaksi dari berbagai macam metode pembayaran yang dilakukan.    Jadi sudah siap untuk menggunakan software pengelolaan keuangan untuk bisnis lebih baik lagi? Hubungi kami sekarang dan konsultasikan kebutuhanmu dalam mengotomatisasi proses pembukuan, mendapatkan laporan akurat, dan fokus pada pengembangan bisnis Anda

Payment Gateway: Solusi Transaksi Bisnis Terintegrasi Read More »

Rasio Profitabilitas: Pengertian dan Perannya

Rasio Profitabilitas: Pengertian dan Perannya

Mengevaluasi kinerja perusahaan tentunya sangatlah penting, terutama dalam menciptakan arus keuangan yang lebih baik. Salah satu cara yang digunakan adalah rasio profitabilitas, sehingga nantinya akan membantu perusahaan dalam mengetahui profit yang dihasilkan dari pendapatan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai rasio profitabilitas.  Pengertian Rasio Profitabilitas  Rasio profitabilitas adalah salah satu alat yang digunakan dalam mengukur seberapa baik perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) dari pendapatnya.  Sederhananya, rasio proritabilitas ini dapat didefisikan sebagai  ukuran yang digunakan untuk menilai perusahaan dalam menghasilkan keuangan dari proses produksinya. Baca Juga: Mengapa Ada Sistem Penjualan Kredit Pada Bisnis? Mengapa Mengetahui Rasio Profitabilitas Itu Penting?  Dalam mendukung pencatatan transaksi keuangan, rasio profitabilitas sangatlah penting, terutama dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yang diperlukan oleh investor. Namun, tak hanya itu saja rasio profitabilitas penting karena dapat berperan sebagai berikut: 1. Menilai Kinerja Perusahaan Dengan mengetahui rasio profitabilitas, perusahaan dapat terbantu untuk melihat gambaran yang jelas sehingga dapat untuk menilai kinerja perusahaan.   Hal ini juga ditambah oleh kemampuan perusahaan dalam mengidentifikasi yang diperlukan dalam mendukung langkah-langkah yang lebih strategis. 2. Membandingkan Profit Perusahaan  Rasio profitabilitas juga dapat digunakan dalam membandingkan profit perushaaan dengan tahun sebelumnya. Sehingga nantinya perusahaan dapat mengevaluasi apakah laba yang dihasilkan mengalami penurunan maupun peningkatan.  Melalui perbandingan inilah, nantinya C-level akan memrencanakan strategi yang lebih baik untuk dapat meningkatkan profitabilitas di masa depan. 3. Meningkatkan Pengelolaan Keuangan  Menariknya, mengetahui rasio profitabilitas juga dapat bermanfaat  dalam pengelolaan keuangan, karena memberikan wawasan yang jelas tentang sejauh mana perusahaan menghasilkan keuntungan dari pendapatan.  Dengan demikian, managemen akan mengelola sumber daya yang lebih efektif seperti mengalokasikan dana, mengoptimalkan biaya, serta pada proses produksi. 4. Membantu Investor Dalam Keputusan Investasi  Selain bagi perusahaan, rasio profitabilitas juga digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Sehingga nantinya investor dapat menilai sejauh mana perusahaan akan menghasilkan keuntungan dan mengelola sumber daya yang lebih efisien.   Jenis-Jenis Rasio Profitablitas dan Contohnya  Dalam meninjau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, maka sangatlah penting dalam melihat rasio profitabilitas dari perusahaan. Berikut adalah jenis-jenis dan cara menghitungnya. 1. Gross Profit Margin (GPM) Salah satu jenis rasio profitablitas adalah gross profit margin (GPM) yang menunjukan keunutngan kotor dari pendapatan. Sehingga semakin besar persentase yang dihasikan maka menunjukan bahwa semakin baik efisiensi produksi.  Lalu untuk menghitung GPM ini, Anda dapat menghitungnya dengan cara membagi laba kotor dengan total pendapatan yang dikalikan 100%.  Sebagai contoh, pada tahun ini Anda memperoleh laba kotor sebesar 18.000.000 dengan pendapatan 35.000.000 maka cara menghitungnya adalah  18.000.000/35.000.000 X 100% maka akan mendapatkan  GPM Sebesar 51%. 2. Net Protif Margin (Margin Laba Bersih)  Jenis selanjutnya yaitu  net profit margin yang dapat didefinisikan sebagai rasio yang mengukur laba bersih setelah dikurang dengan pajak. Sehingga ketika menghasilkan net profit margin yang tinggi, maka perusahaan dinilai memiliki kinerja yang baik mulai dari operasional hingga produksi.  Berikut adalah cara menghitung net profit margin, Anda dapat membagi antara laba bersih setelah pajak dengn pendapatan penjulan. Sebagai contoh anda mendapatkan pendapatan sebesar Rp8.000.000 lalu mendapatkan laba bersih sebesar Rp5.000.000. Maka cara menghitungnya adalah 5.000.000/8.000.000 x100% = 62.5 % 4. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio) Rasio ini digunkan untuk mengukur persentase keuntungan (laba) yang diperoleh dari pemanfaatan aset tertentu. Berikut adalah cara menghitung Return on Assets Ratio (ROA), Anda dapat membaginya antara laba bersih dengan total aset. Untuk mempermudah memahaminya, kami akan menyediakan studi kasus yang sesuai  Diketahui perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp5.000.000 dengan total aset sebesar Rp10.000.000 maka untuk menghitungnya Anda dapat sepeti berikut 5000000/1000000= 5% 5. Rasio Pengembalian Equitas (Return on Equity Ratio (ROE)) Return On Equity Ratio atau yang dikenal sebagai rasio pengembalian equitas dapat diartikan sebagai penilaian terhadap usaha dalam menghasilkan laba dari keberhasilan manajemen modal. Berikut adalah cara dalam menghitung ROE (Return on Equity Ratio) = (Laba bersih setelah pajak : ekuitas pemegang saham) X 100%. Sebagai contoh dalam menghitung ROE, Anda dapat melihat contoh kasus berikut. Pada tahun 2024,  perusahaan tersebut mendapatkan laba bersih yang telah dikurangi pajak sebesar Rp 7.500.000 dari total ekuitas pemegang saham sebesar Rp.10.000.000. Berikut adalah cara untuk menghitungnya  ROE= 7.500.000 : 10.000.000 X 100%  ROE = 75% 5. Rasio Pengembalian Penjualan  (Return on Sales Ratio (ROS)) Return on Sales adalah salah satu rasio profitabilitas yang menunjukan tingkat keuntungan dari penjualan sebelum adanya pajak dan bunga. Jadi pada rasio ini dihitung setelah adanya biasa produksi seperti gaji, bahan baku, ataupun operasional lainnya.  Berikut adalah cara menghitung Return on sales= Laba sebelum pajak  dan bunga dibagi dengan penjualan X 100%.  Sebagai contoh Anda dapat melihat perhitungan berikut: Diketahui PT. Sentosa menghasilkan keuntungan sebesar Rp5000.000,0 dengan penjualan sebesar Rp15.000.000. Berapa ROS yang dihasilkan: Berikut adalah cara perhitungannya  ROS= 5000000/15000000 X 100%  ROS= 33.3% 6. Rasio Pengembalian Modal yang Digunakan (Return On Capital Employed (ROCE)) Return on Capital Employed adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan dari modal yang digunakan. Hal ini termasuk dari ekuitas dan kewajiban jangka panjang.  Berikut adalah cara menghitung ROCE yang dapat digunakan   ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja x 100%. Untuk lebih memahaminya, Anda dapat melihat contoh berikut ini laba hasil sebesar 5000.000  dan modal kerja senilai 6000.000. Maka berikut adalah cara perhitungannya:  ROCE= (5000000/6000000) x 100% = 83% 7. Return on Investment (ROI) Return on Investment (ROI) adalah tota dari rasio laba bersih setelah pajak dari seluruh total aktiva. Jadi ROI ini sering digunakan untuk mengukur seluruh keuntungan perusahaan dengan seluruh aktiva yang telah dilakukan.  Perlu diingat bahwa ROI tinggi berarti menunjukan kondisi perusahaan semakin baik. Dalam menghitung ROI, Anda dapat mengunakan rumus berikut ini:  ROI = (Laba atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi Awal) / Investasi) X 100%  Sebagai contohnya,ada investor yang berinvestasi pada produk sebesar Rp5000.000 dan mendapatkan keuntungan laba sebesar Rp10.000.000. Jadi cara untuk menghitung ROI dapat seperti berikut:  ROI = (1500.000-5000.000):500000 X 100% = 2%  Kesimpulan Rasio profitablitas adalah indikator yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari pendapatan. Dengan mengetahui hal tersebut, maka perusahaan dapat mengevaluasi efektivitas strategi bisnis yang akan dijalankan. Dalam membantu strategi bisnis yang lebih baik, maka dapat mengunakan software pengelolaan keuangan seperti bambootree yang dapat memberikan analisis mendalam dan akurat. Menariknya bambootree telah

Rasio Profitabilitas: Pengertian dan Perannya Read More »

Mengapa Ada Sistem Penjualan Kredit Pada Bisnis

Mengapa Ada Sistem Penjualan Kredit Pada Bisnis?

Dalam setiap transaksi, Anda pastinya sudah tidak asing lagi dengan apa yang dimaksud dengan penjualan kredit? Penjualan kredit adalah sebuah transaksi yang dilakukan dengan penundaan pembayaran. Dengan demikian, nantinya perusahaan akan memiliki piutang dagang dari pelanggan yang melakukan transaksi.  Apa itu Penjualan Kredit? Pengertian penjualan kredit adalah suatu cara penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan durasi tertentu untuk melakukan pembayaran. Sehingga, pada metode ini biasanya penjual akan  menyerahkan barang atau jasanya terlebih dahulu, serta ditambah dengan invoice atau kwitansi pembayaran piutang dagang. Namun, nantinya pembeli akan melakukan pembayaran sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan.  Pada penjualan kredit, perusahaan dapat menentukan pembayaran secara penuh atau menggunakan metode cicilan dan angsuran. Mengapa Perusahaan Menggunakan Sistem Penjualan Kredit pada Bisnis?  Dengan adanya strategi penjualan kredit dalam membantu dalam meningkatkan penjualan. Selain itu, penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan memiliki beragam alasan seperti:  1. Meningkatkan Transaksi Penjualan  Dengan adanya penjualan kredit itu berarti perusahaan menambah opsi pembayaran, sehingga nantinya  perusahaan dapat menarik pelanggan yang ingin barang atau jasa tanpa harus membayar lunas saat transaksi terjadi. 2. Menarik Pelanggan Baru Karena adanya opsi pembayaran berupa kredit, memungkinkan dapat menarik pelanggan baru yang lebih luas. Terutama bagi mereka yang tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan pembelian barang maupun jasa yang ingin dibeli. 3. Membangun Loyalitas Pelanggan  Tak hanya itu saja, dengan melakukan penjualan kredit dapat membantu dalam membangun loyalitas bisnis kepada customer. Sebab pelanggan merasa diberikan kemudahan untuk melakukan pembayaran yang ada, ketika mereka ingin membeli produk tanpa memiliki uang tunai yang cukup. Baca Juga: Jurnal Pembelian Kredit: Pengertian, Manfaat Dan Isinya   Apa saja faktor yang mempengaruhi Penjualan Kredit?    Sebelum perusahaan menentukan penjualan secara kredit, maka perlu untuk memahami faktor-faktor dalam penjualan kredit seperti:   1. Standar Kredit  Standar kredit adalah sebuah kriteria yang ditentukan oleh perusahaan kepada seorang pelanggan yang berhak untuk memanfaatkan penawaran penjualan ini. Dengan demikian, nantinya perusahaan dapat meminimalisir resiko yang terjadi.  2. Syarat pembayaran  Dalam mempermudah pencatatan piutang dagang, perusahaan tentunya menetapkan syarat pembayaran seperti jatuh tempo maupun diskon tertentu.  3. Plafon Kredit  Faktor selanjutnya, perusahaan dapat menyiapkan plafon kredit yang menjelaskan limit dari kredit yang dapat dilakukan oleh tiap pelanggan. Selain itu, pada plafon kredit ini biasanya juga akan ditentukan format pembayaran apakah secara langsung atau pembayaran secara bertahap atau cicilan pada periode tertentu. 4. Volume Penjualan  Selain itu, tentukan juga untuk volume penjualan barang secara kredit. Sebab, nantinya metode penjualan ini akan mempengaruhi investasi piutang dagang yang dilakukan oleh perusahaan. Kesimpulan Dengan adanya penjualan kredit dapat membantu perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualan secara penuh. Selain itu, adanya opsi pembayaran ini juga dapat membantu dalam menarik pelanggan baru dan meningkatkan loyalitas pelanggan.  Namun, perlu diketahui dalam penjualan kredit sangat penting untuk melakukan pencatatan yang sistematis pada  jurnal penjualan kredit. Sehingga setiap penjualan yang dilakukan secara hutang dapat mudah untuk dicari serta melakukan penagihan.   

Mengapa Ada Sistem Penjualan Kredit Pada Bisnis? Read More »

Pahami Komponen Dalam Jurnal Pelunasan Piutang

Pahami Komponen Dalam Jurnal Pelunasan Piutang

Dalam istilah akuntansi, pastinya sudah tidak asing dengan jurnal pelunasan piutang. Salah satu fungsi dari jurnal ini adalah mencatat pembayaran piutang yang telah dilakukan atas penjualan kredit. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pengertian, fungsi dan cara membuatnya:  Apa itu Jurnal Pelunasan Piutang?  Jurnal pelunasan hutang dapat diartikan sebagai sebuah catatan atas pembayaran yang telah dilakukan oleh pelanggan atas hutang kepada perusahaan maupun bisnis yang telah jatuh tempo.  Dengan adanya jurnal ini, nantinya seluruh uang yang diterima oleh perusahaan atas pelunasan hutang akan dicatat secara sistematis.    Fungsi Jurnal Pelunasan Piutang Jurnal pelunasan piutang berfungsi sebagai dokumen digunakan untuk membantu perusahaan dalam pengelolaan catatan keuangan. Selain itu jurnal ini juga memiliki fungsi seperti: 1. Mengoptimalkan Pengelolaan Keuangan Dengan adanya jurnal pelunasan piutang maka maka perusahaan akan dimudahkan dalam pengelolaan keuangan. Sebab, biasanya pada jurnal ini akan mencatat secara sistematis seluruh kas masuk yang berasal dari pembayaran pelanggan atas kredit yang diberikan oleh perusahaan atau bisnis. 2. Mencegah Error  Karena setiap transaksi akan dicatat pada jurnal pelunasan piutang, maka dapat mencegah terjadinya duplikasi maupun ketidaksesuaian pada laporan pada buku besar. 3. Meningkatkan Akurasi Laporan Seperti pada jurnal akuntansi lainnya, dokumen ini dapat membantu dalam menjaga akurasi laporan seperti pada neraca maupun laporan laba rugi.  4. Memudahkan Proses Audit Karena jurnal pelunasan piutang ditulis secara rinci dan terstruktur maka nantinya akan memudahkan dalam proses audit keuangan. Apalagi, disertai dengan bukti bahwa seorang pelanggan telah membayar piutang atau kredit kepada perusahaan maupun bisnis tertentu.  5. Membantu Pengambilan Keputusan  Tak hanya sekedar peningkatan akurasi laporan saja, jurnal pelunasan piutang juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan berdasarkan data.  Baca Juga: Anjak Piutang adalah: Solusi Keuangan yang Efektif Komponen Dalam Jurnal Pelunasan Piutang Dalam memastikan keakuratan jurnal pelunasan piutang tentunya terdapat beberapa komponen yang harus dilengkapi seperti:   1. Tanggal Transaksi  Salah satu komponen terpenting dalam setiap jurnal yaitu adanya tanggal transaksi. Hal ini ada wajib agar pencatatan transaksi dapat dilakukan secara kronologis. 2. Nama Akun Agar proses penulisan jurnal pelunasan piutang makin sistematis, perusahaan dapat menentukan akun yang terlibat antara akun kas dan piutang usaha. 3. Nominal Transaksi Selanjutnya, dalam jurnal pelunasan piutang tentunya wajib untuk menuliskan nominal transaksi. hal ini sangat penting agar setiap pembayaran yang telah dilakukan dapat dipertanggungjawabkan lebih akurat. 4. Deskripsi Transaksi Karena  salah satu fungsi dari jurnal pelunasan piutang adalah dapat membantu proses audit, maka menuliskan deskripsi transaksi secara detail akan sangat membantu.    Contoh dalam Pembuatan Jurnal Pelunasan Piutang  Setelah memahami komponen apa saja yang harus ada pada jurnal pembuatan piutang, Anda dapat memahami contoh dalam pembuatan jurnal pelunasan piutang: Diketahui PT. Suka Jadi menerima pembayaran sebesar Rp. 25.000.000 dari Pelanggan untuk melakukan pelunasan hutang pada tanggal 2 Februari. Maka, nantinya dalam jurnal pelunasan piutang akan ditulis seperti:   Tanggal  Keterangan  Debit Kredit 25 Nov 2023 Kas Rp. 25.000.000 Piutang Usaha  Rp. 25.000.000   Jadi dapat disimpulkan, dalam pencatatan pada jurnal ini maka hutang dari pelanggan akan menjadi nol dan kas perusahaan akan bertambah sebesar Rp. 25.000.000 Baca Juga: Mengenal Klasifikasi Software Akuntansi, Pengertian & Penjelasan Kesimpulan  Dengan jurnal pelunasan piutang sangat penting, terutama dalam mencatat seluruh transaksi pembayaran uang  dari pelanggan yang melakukan piutang kepada perusahaan. Selain itu, adanya jurnal ini juga dapat membantu untuk pengambilan keputusan. 

Pahami Komponen Dalam Jurnal Pelunasan Piutang Read More »

Mengapa Bukti Kas Keluar Dibutuhkan Pada Bisnis?

Mengapa Bukti Kas Keluar Dibutuhkan Pada Bisnis?

Jika Anda belum mengetahui bukti kas keluar itu apa? Bukti kas keluar adalah salah satu dokumen yang penting untuk mencatat  transaksi keuangan pada perusahaan maupun bisnis. Dokumen ini tidak hanya digunakan sebagai pencatatan saja namun dapat menjadi sebuah informasi yang dapat membantu proses audit. Berikut adalah fungsi dan format pada bukti kas keluar.  Mengapa Bukti Kas Keluar Diperlukan?  Dengan adanya bukti kas keluar dapat menjadi sebuah informasi resmi yang akan dicatat setiap transaksi pengeluaran kas. Selain itu, bukti kas keluar juga memiliki fungsi sebagai:  1. Pencatatan Transaksi Keluar  Salah satu fungsi bukti kas keluar adalah sebagai catatan yang sah terhadap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini juga dapat membantu bahwa setiap kas yang keluar dapat tercatat dengan sistematis.  Misal saja perusahaan cinta sejati ingin membeli sebuah laptop sebagai inventaris karyawan, maka adanya invoice pembelian dapat menjadi salah satu bukti kas keluar. 2. Menyediakan Bahan Audit  Selanjutnya bukti kas keluar juga dapat difungsikan sebagai dokumen untuk bahan audit. Sehingga, nantinya saat audit yang dilakukan oleh auditor, bukti-bukti transaksi keluar dapat diperiksa dan dipastikan bahwa transaksi keuangan tersebut dilakukan dengan sesuai. 3. Membuat Laporan Lebih Transparansi  Tak hanya memudahkan auditor saja, tetapi bukti kas keluar juga dapat memberikan transparansi yang lebih tinggi dalam laporan keuangan. Sebab, setiap pengeluaran yang mempengaruhi kas perusahaan telah tercatat dengan jelas dan memiliki informasi yang sah. Dengan demikian, nantinya pihak yang memiliki kepentingan dapat memeriksa aliran kas keluar berdasarkan data yang ada. 4. Memantau Anggaran  Dengan adanya bukti pengeluaran kas, memungkinkan perusahaan dapat dengan mudah melakukan  pemantauan anggaran  yang efektif. Sehingga nantinya, pengeluaran dapat dikontrol berdasarkan dengan data maupun bukti yang telah dicatat. 5. Mencegah Kesalahan  Pada dasarnya, kesalahan memang tidak bisa dihindari. Sehingga, adanya bukti yang sah dapat membantu dalam mencegah kesalahan yang terjadi.  Sebab, tanpa adanya bukti kas keluar memungkinkan data tercatat secara double yang mengakibatkan akan ada ketidaksesuaian pada laporan kas. Baca Juga: Bukti Kas Masuk: Pengertian, Fungsi dan Komponennya Apa Saja yang Dapat Menjadi Bukti Kas Keluar? Dengan adanya bukti kas keluar dapat menjadikan laporan keuangan menjadi lebih sistematis. Berikut adalah yang dapat dijadikan bukti kas keluar:  1. Faktur Penjualan Salah satu dokumen yang dapat digunakan sebagai bukti kas keluar adalah faktur penjualan. Hal ini, karena pada faktur penjualan biasanya memiliki informasi terhadap barang/jasa yang telah dibeli oleh perusahaan. 2. Nota Return Pembelian  Bukti kas keluar selanjutnya yaitu berupa nota retur pembelian. Sebab, adanya nota ini dapat membantu dalam membuktikan pengurangan pembayaran karena adanya barang yang dikembalikan. 3. Bukti Kas Keluar Internal  Pada transaksi yang bersifat internal, bukti kas keluar dapat saja berupa sebuah catatan atau informasi yang sah seperti laporan kas keluar. Misal saja perusahaan akan membayar gaji karyawan maka bukti kas keluar internal dapat menjadi dokumen yang sah. 4. Kwitansi Pembelian  Jika perusahaan Anda melakukan pembelian barang dengan menggunakan pembayaran uang tunai, maka biasanya akan diberikan kwitansi pembelian yang harus ditandatangani oleh kedua belah pihak baik itu penjual maupun pembeli. 5. Cek  Dokumen selanjutnya yang dapat menjadi bukti kas keluar adalah Cek. Pada metode ini, nantinya memiliki rekening bank akan menerbitkan sebuah dokumen yang dapat menjadi bukti pembayaran dan pencairan dana untuk penjual. 6. Nota Debet  Selanjutnya terdapat nota debet yang dapat membantu dalam pembuktian pembelian barang yang tidak sesuai. Biasanya, dokumen ini berisikan barang catat atau tidak sesuai dengan pesanan. 7. Nota Kredit  Dokumen ini akan diterbitkan oleh penjual kepada pembeli untuk mengurangi jumlah tagihan yang terjadi. Hal ini dapat diakibatkan karena adanya kesalahan transaksi maupun pengembalian barang pada penjual. 8. Rekening Koran  Rekening koran dapat membantu perusahaan untuk memantau arus kas. Sebab, informasi yang ada pada rekening koran akan diterbitkan oleh bank. Sehingga nantinya, segala pengeluaran atau pemasukan dapat dengan mudah dilihat dari rekening koran tersebut. Baca Juga: Mengenal Sistem Imprest pada Kas Kecil dalam Perusahaan Kesimpulan Dengan mengetahui apa itu bukti kas keluar, Anda dapat dengan mudah untuk melakukan pemantauan anggaran kas pada sebuah perusahaan. Melalui pemahaman fungsi dan jenis-jenis, maka perusahaan akan membuat laporan yang menjadi lebih transparan.  Selain itu, dengan adanya bukti kas keluar yang sesuai maka laporan keuangan akan tercatat dengan lebih sistematis dan dapat membantu proses audit.

Mengapa Bukti Kas Keluar Dibutuhkan Pada Bisnis? Read More »

Scroll to Top