Akuntansi

Mengapa Membuat Laporan Keuangan Sistem Konsolidasi Penting?

Mengapa Membuat Laporan Keuangan Sistem Konsolidasi Penting?

Mengelola keuangan bukanlah hal yang mudah, terutama bagi perusahaan multi-company. Untuk mendapatkan hasil keuangan menyeluruh, sangat diperlukan laporan yang dapat menggabungkan informasi keuangan dari induk perusahaan dan anak perusahaan. Laporan tersebut disebut dengan laporan konsolidasi.  Mengapa Laporan Konsolidasi Sangat Penting bagi Perusahaan  Sangat penting bagi perusahaan untuk membuat laporan keuangan konsolidasi. Sebab, laporan ini memungkinkan perusahaan dapat memperoleh tentang informasi keuangan dari grup perusahaan secara menyeluruh. Selain itu laporan ini juga memiliki fungsi seperti: 1. Menyediakan Informasi Keuangan Secara Menyeluruh  Salah satu fungsi utama dalam dalam pembuatan laporan konsolidasi adalah memberikan pandangan menyeluruh bagi kinerja keuangan dari perusahaan multi-company.  Jadi isi laporan ini nantinya akan berisikan informasi secara menyeluruh data keuangan dari anak hingga induk perusahaan.  Misal saja perusahaan yang Anda kelola sudah memiliki anak perusahaan A dan B. Agar informasi keuangan dapat memberikan gambaran financial yang lengkap, maka sangat penting membutuhkan laporan konsolidasi.  Apalagi ketika perusahaan Anda telah memiliki investor. Laporan ini juga dapat membantu investor untuk mengetahui keadaan finansial bagi perusahaan induk.  2. Menjadi Standar dalam Akuntansi  Dalam mendukung konsistensi dan akurasi laporan keuangan, konsolidasi dapat menjadi standar dalam pelaporan akuntansi pada perusahaan multi-company. Sebab, laporan ini akan menggabungkan informasi keuangan bagi perusahaan yang bergabung pada jaringan perusahaan tersebut.  3. Memudahkan Penghapusan Transaksi Antar Perusahaan  Dalam mencegah duplikasi pencatatan transaksi yang sama pada jaringan grup perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi ini sangat dibutuhkan. Karena dapat membantu dalam mengeliminasi transaksi internal yang terjadi pada jaringan grup tersebut.  Misal saja seperti penjualan atau pinjaman yang terjadi pada PT Induk ke PT anak, hal ini harus dieliminasi agar tidak ada pengakuan pendapatan berlebih maupun pengadaan kewajiban. 4. Mengurangi Beban Pelaporan  Dengan adanya laporan keuangan konsolidasi, maka memungkinkan informasi keuangan digabungkan menjadi 1 laporan saja. Sehingga dapat mengurangi beban pelaporan dan mempermudah dalam pemantauan kinerja finansial dalam sebuah grup. Dalam proses penyederhanaan laporan, Anda dapat dengan mudah untuk menggunakan Excel, maupun spreadsheet. Namun jika Anda, kesulitan dalam memahami penulisan rumus. Maka sangat disarankan untuk menggunakan Software Pelaporan Konsolidasi seperti Bambootree yang akan membuat laporan menjadi mudah. 5. Membantu dalam Pengambilan Keputusan  Laporan Konsolidasi juga dapat berfungsi dalam memberikan data keuangan terpadu. Sehingga nantinya pemangku kepentingan dapat membuat keputusan yang strategis berdasarkan data yang diperoleh bukan asumsi saja.  Misal saja saat membuat laporan konsolidasi ditemukan resiko keuangan yang timbul dari PT Anak dan berakibat pada PT Induk. Memungkinkan manajemen maupun pemangku pementingan dapat mengambil langkah untuk dapat melakukan pencegahan yang tepat. Sehingga resiko tersebut dapat  dengan mudah untuk ditangani. 6. Membuat Lebih Transparan  Laporan konsolidasi juga dapat membuat laporan menjadi lebih transparan. Sebab laporan ini akan menjadikan informasi dari induk hingga anak perusahaan menjadi satu laporan yang jelas dan akurat.  Sehingga nantinya pemangku kepentingan maupun investor dapat memahami lebih baik dari kondisi finansial perusahaan multi-company tersebut tanpa harus menganalisis laporan yang dihasilkan tiap perusahaan pada jaringan perusahaan tersebut. Baca Juga: UU PPH Ortax: Pajak Penghasilan Konsolidasi Kesimpulan Laporan Konsolidasi bukan hanya memberikan gambaran terhadap informasi keuangan menyeluruh antara PT Induk dengan PT Anak yang tergabung. Melainkan dapat membuat laporan lebih transparan, mengurangi duplikasi pelaporan maupun memudahkan dalam pembuatan laporan. Dengan demikian laporan konsolidasi ini juga akan membantu dalam pengambilan keputusan berdasarkan data yang telah disediakannya.     

Mengapa Membuat Laporan Keuangan Sistem Konsolidasi Penting? Read More »

Karakteristik Kas Kecil Pada Perusahaan

Karakteristik Kas Kecil Pada Perusahaan

Kas kecil atau petty cash pada tiap bisnis dapat membantu dalam pembiayaan pengeluaran operasional yang bersifat rutin dan nominal yang sangat kecil. Tidak hanya itu, kas kecil juga biasanya digunakan untuk membayarkan kebutuhan yang mendesak dan tidak dapat dibayar melalui cek maupun transfer bank. Berikut adalah penjelasan mengenai  karakteristik kas kecil: Karakteristik Kas Kecil  Dalam membiayai pengeluaran yang bersifat rutin, biasanya bisnis akan mengambil keuangan tersebut melalui kas kecil. Berikut adalah karakteristik kas kecil:  1. Memiliki Jumlah Dana Terbatas Salah satu karakteristik yang ada dalam kas kecil yaitu tidak memiliki dana yang cukup banyak. Itu berarti kas kecil (petty cash) hanya memiliki jumlah yang terbatas. Hal itu karena, kas kecil biasanya telah ditetapkan berdasarkan kebutuhan operasional harian oleh manajemen perusahaan.  Sehingga, dengan adanya penetapan nominal yang ada akan membantu perusahaan untuk mengontrol dan mencegah penyalahgunaan dana yang telah dikeluarkan.  2. Memiliki Kegunaan untuk Pengeluaran Rutin dan Kecil  Karakteristik selanjutnya yang ada pada kas kecil yaitu memiliki kegunaan untuk pengeluaran yang rutin. Namun, perlu diingat transaksi rutin yang dapat dibayar dengan menggunakan uang yang berasal pada Petty cash adalah yang memiliki nominal kecil dan bersifat rutin.  Biasanya, transaksi yang dibayarkan dengan kas kecil meliputi pembelian ATK (Alat Tulis Kantor) maupun konsumsi rapat.  3. Memiliki Tempat Khusus Untuk Menyimpan  Kas kecil yang ada pada perusahaan biasanya akan ditempatkan pada tempat khusus seperti petty cash box atau kotak kas kecil. Dengan demikian nantinya akan membantu dalam melakukan pengawasan oleh manajemen perusahaan maupun mengakses keuangan dengan mudah.  4. Memiliki Staf Pengelolaan  Selanjutnya, petty cash biasanya akan dikelola oleh seorang staff yang telah ditunjuk oleh manajemen perusahaan. Biasanya staf pengelola kas kecil akan disebut dengan kasir kas kecil.  Tidak hanya mengeluarkan keuangan saja, namun kasir kas kecil juga ditugaskan untuk mencatat setiap transaksi yang ada dan memastikan saldo tetap sesuai dengan kesepakatan. 5. Memiliki Sistem Pencatatan  Kas kecil atau petty cash yang ada dalam perusahaan juga memiliki pencatatan  yang detail. Biasanya staf yang ditunjuk oleh perusahaan akan selalu mendokumentasikan setiap pengeluaran yang ada. Pencatatan pada kas kecil ini akan  dilakukan pada jurnal kas kecil yang berisikan tabel seperti tanggal transaksi, jumlah uang yang dikeluarkan, dan tujuan penggunaan uang. Selain itu, pada jurnal kas kecil juga biasanya akan dilampirkan dokumentasi keuangan seperti nota maupun kwitansi pembelian. 6. Memiliki Sistem Pengisian Kembali  Yang menarik, kas kecil ini memiliki sistem pengisian kembali. Hal ini terjadi, agar dana yang ada pada kas kecil tetap memiliki dana sesuai dengan ketentuan yang ada.   Jadi setiap dana yang ada pada kas kecil digunakan dan memiliki jumlah uang yang menipis. Maka staf yang ditugaskan untuk mengelola kas kecil akan melakukan permintaan kepada bagian finance perusahaan untuk pengisian saldo kas kecil kembali seperti semua.  Dengan demikian, seluruh kegiatan operasional rutin dapat terpenuhi tanpa mengganggu arus kas utamanya.  Baca Juga: Strategi Cara Mengelola Kas Kecil Pada Perusahaan Kesimpulan Adanya kas kecil dapat membantu perusahaan dalam mengelola keuangan tanpa mempengaruhi kas utama. Sehingga sangat penting untuk memahami karakteristik kas kecil agar semua pengeluaran dengan nominal kecil dan rutin dapat terdokumentasikan dengan baik. 

Karakteristik Kas Kecil Pada Perusahaan Read More »

Mengenal Sistem Imprest pada Kas Kecil dalam Perusahaan

Mengenal Sistem Imprest pada Kas Kecil dalam Perusahaan

Dalam mengelola keuangan perusahaan yang lebih baik, tentunya sering ditemukan adanya berbagai macam jurnal. Salah satu, jurnal yang digunakan adalah kas kecil yang berfungsi untuk melakukan pembayaran secara rutin.  Namun tahukan Anda dalam mengelola kas kecil terdapat metode yang sering digunakan yaitu sistem Imprest. Artikel ini bertujuan untuk membantu Anda dalam memberikan pemahaman mendalam tentang metode ini, serta menjelaskan bagaimana tahapan pengelolaannya.  Apa itu Sistem Imprest pada Kas Kecil? Sistem Imprest adalah salah satu cara yang digunakan untuk pengelolaan kas kecil. Pada metode ini kas kecil, biasanya saldo  yang ada telah tentukan oleh manajemen perusahaan jadinya bersifat tetap.  Karena sifat yang tetap ini, setiap periode akan diisi kembali saldo tersebut sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan.  Namun, perlu diketahui pada sistem imprest, perusahaan akan menunjuk seseorang yang bertugas untuk mengelola keuangan. Tak hanya pengelolaan saja, tetapi mereka yang ditunjuk nantinya wajib untuk mendokumentasikan bukti pengeluaran yang diambil dari kas kecil tersebut.   Sehingga, nantinya setiap pengeluaran yang diambil dari kas kecil dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu, pengelola juga akan dimudahkan untuk  minta ke manajemen untuk melakukan pengisian kembali.  Baca Juga: Jurnal Kas Kecil:Pengertian dan Fungsinya Bagaimana Tahapan Pengelolaan Pada Kas Kecil?  Pada pengelolaan kas kecil dengan sistem imprest akan melibatkan beberapa tahapan yang akan dilalui. Berikut adalah tahapan pada metode imprest: 1. Penetapan Dana Pada metode imprest ini, biasanya akan diawali dengan penetapan jumlah saldo keuangan pada tiap periode. Jumlah saldo yang dikeluarkan pada kas kecil biasanya akan disesuaikan dengan kebutuhan harian maupun bulan dari perusahaan. 2. Penunjukan Penanggung Jawab Setelah ditentukan, nantinya perusahaan akan menunjuk seseorang yang bertanggung jawab untuk mengelola kas kecil. Selain, mengelola orang tersebut juga harus mendokumentasikan untuk penggunaan uang yang berasal dari kas kecil. 3. Penggunaan Dana Kas Kecil Seperti yang sudah Anda ketahui, bahwa penggunaan kas hanya dapat digunakan membayar biaya operasional rutin dari perusahaan dengan nominal yang kecil. Sehingga, kas kecil hanya dapat digunakan untuk membayarkan seperti pembelian atk maupun konsumsi rapat perusahaan. 4. Pencatatan dan Pelaporan Pada tahapan selanjutnya, seorang yang sudah diberikan tanggung jawab nantinya melakukan pencatatan setiap ada transaksi yang ada. Selain itu, dalam memudahkan untuk pendokumentasian, biasanya dalam lampirannya juga terdapat nota maupun kwitansi. Dengan adanya dokumentasi tersebut, maka dapat memudahkan untuk mengaudit keuangan. 5. Pengisian Kembali Perlu diketahui bahwa metode imprest ini memiliki nominal saldo yang tetap, maka diakhir periode biasanya seorang yang diberikan tanggung jawab akan meminta agar saldo kas kecil diisi kembali sesuai dengan ketentuan manajemen. Bagaimana Cara Implementasi Sistem Imprest pada Kas Kecil    Dalam membantu Anda untuk lebih mudah dalam memahami sistem imprest pada kas kecil yang ada pada perusahaan. Berikut adalah contohnya: PT Cinta Sejati adalah salah satu perusahan yang menggunakan metode imprest pada kas kecil. Pada awal periode yang dimulai tanggal 1 Januari, perusahaan tersebut menetapkan jumlah kas kecil memiliki saldo Rp3000.000,- Dalam mendukung kebutuhan perusahaan, seorang yang telah ditunjuk untuk mengelola dana kas kecil telah mencatat pengeluaran hingga tanggal 12 Januari sebesar Rp2.000.000,- dengan rincian sebagai berikut: Biaya Konsumsi Meeting Rp1.000.000,- Biaya Transportasi Rp500.000,- Biaya Pembelian Alat Tulis Rp500.000,-  Lalu, karena saldo kas kecil telah berkurang, maka pengelola kas kecil memintanya agar saldo kas kecil tersebut diisi kembali sebanyak Rp 2000.000,- untuk mengganti dana yang telah dikeluarkan pada tanggal 14  Januari. Selama periode berjalan hingga 31 Januari, saldo kas kecil tersebut digunakan kembali untuk beberapa keperluan sebanyak Rp2000.000,-  dengan rincian sebagai berikut:  Biaya Iklan Rp500.000,- Biaya Konsumsi Rapat Rp 1000.0000  Lalu, Pencatatan Pada kas kecil dengan metode Imprest bagaimana?  Berikut ini adalah cara yang digunakan untuk mencatat kas kecil pada jurnal dengan metode imprest:  a.Jurnal pada Tanggal 1 Januari  (D) Kas Kecil Rp3.000.000 (K) Kas Rp3.000.000 b.Jurnal pada Tanggal 12 Januari  (D) Biaya Konsumsi Meeting Rp1.000.000,- (D) Biaya Transportasi Rp500.000,- (D) Biaya Pembelian Alat Tulis Rp500.000,- (K) KAS Rp2.000.000,- c. Jurnal pada Tanggal 31 Januari  (D) Biaya Iklan Rp500.000,- (D) Biaya Konsumsi Rapat Rp 1000.0000  (K) Kas Rp500.000,-    Baca Juga: Strategi Mengelola Kas Kecil Pada Perusahaan   Perlu diketahui, jurnal kas kecil diatas digunakan untuk mendokumentasikan setiap transaksi yang terjadi.  Seperti pada jurnal diatas yang menjelaskan bahwa hingga 12 Januari terdapat penggunaan saldo dari kas kecil sebanyak Rp2000.000,-. Karena saldo kas kecil telah menipis, maka seorang yang ditugaskan untuk mengelola meminta agar saldo kas kecil disesuaikan dengan saldo yang telah ditetapkan, maka bagian keuangan akan mengisi kembali sebesar Rp.2000.000,- agar saldo kas kecil terisi sesuai dengan perjanjian.  Sehingga, di akhir bulan saldo akan dibuatkan jurnal penyesuaian agar saldo kas kecil sesuai dengan kesepakatan.  Jadi, karena pada periode ini saldo kas telah di isi kembali, maka perlu dicatat agar saldo kas memiliki jumlah saldo yang sama. Berikut adalah cara penulisannya agar dapat diakui: (D) Kas Rp500.000,-  (D) Biaya Iklan Rp500.000,- (D) Biaya Konsumsi Rapat Rp1000.000,-    Kesimpulan Sistem Imprest adalah metode yang digunakan untuk pengelolaan kas kecil dengan saldo yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sehingga, dengan memahami konsep dan tahapan yang ada, Perusahaan akan dengan mudah untuk pengelolaan arus keuangan dengan lebih baik.

Mengenal Sistem Imprest pada Kas Kecil dalam Perusahaan Read More »

Strategi Mengelola Kas Kecil Pada Perusahaan

Strategi Mengelola Kas Kecil Pada Perusahaan

Seringkali kas kecil kurang diperhatikan oleh bagian keuangan pada perusahaan. Hal ini akan menimbulkan bahaya, terlebih jika transaksi dengan nominal kecil dikaitkan dengan transaksi nominal besar.  Tantangan dalam Pengelolaan Kas Kecil  Setiap pengelolaan pastinya memiliki hambatan, tak terkecuali dengan pengelolaan kas kecil.  Berikut adalah tantangan yang sering terjadi saat pengelolaan kas kecil:  1. Tidak Diperhatikan  Kas kecil sering dianggap tidaklah penting, sehingga menjadi kurang diperhatikan. Akibatnya sering terjadi kesalahan hitung, ataubahkan penyalahgunaan dana. 2. Penyalahgunaan Dana  Karena kas kecil tidak dianggap penting, sering kali kas kecil tidak dilakukan pengawasan yang ketat. Sehingga menyebabkan kas kecil disalahgunakan oleh pengelola kas kecil. 3. Kesalahan dalam Perhitungan Karena sering dianggap tidak penting, terkadang pencatatan yang dilakukan pada jurnal kas kecil mendapatkan kesalahan berupa selisih. Ini bisa terjadi karena terdapat kesalahan dalam menghitung, pencatatan double, atau pengeluaran yang lupa dicatat. 4. Tidak adanya Batasan yang Jelas  Seringkali ditemukan, kas kecil digunakan untuk berbagai keperluan yang seharusnya tidak dibiayai dari anggaran tersebut. Sehingga, saldo kas kecil sering kali habis tanpa tujuan dengan jelas. Baca Juga: Contoh Laporan Keuangan Berdasarkan Jenis-Jenisnya Strategi dalam Pengelolaan Kas Kecil Setelah memahami tantangan dalam pengelolaan kas kecil, maka dalam pengelolaan kas kecil yang lebih baik. Maka dapat memahami strategi berikut ini:  1. Menentukan Batas Saldo Kas Kecil  Strategi utama yang dapat dilakukan adalah menentukan batas saldo pada kas kecil. Hal ini dapat meminimalisir penyalahgunaan pada aktivitas yang tidak tepat. Namun, sebelum menentukannya perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu rata-rata pengeluaran yang berasal dari kas kecil. 2. Menentukan Penanggung Jawab  Agar kas kecil dapat terkelola dengan baik, maka perusahaan harus menunjuk seseorang yang bertanggung jawab untuk mengelola kas kecil. Dengan begitu, setiap transaksi yang dilakukan pada setiap transaksi akan tercatat secara detail dan sekaligus menyimpan bukti pembayaran. 3. Menentukan Financial Controller. Selain memiliki penanggung jawab pada kas kecil, perusahaan tentunya harus memiliki financial controller yang fungsinya nanti memeriksa setiap pengeluaran benar-benar terjadi untuk kebutuhan bisnis.  Selanjutnya perusahaan dapat menentukan Quality control yang bertugas untuk memeriksa setiap pengeluaran benar-benar telah sesuai dengan kebutuhan bisnis dan tercatat akurat. 4. Melakukan Audit Secara Berkala  Selain itu, financial controller juga dapat membantu dalam mengaudit secara berkala terhadap pengelolaan kas. Hal ini agar transaksi, tidak memiliki kesalahan atau ketidaksesuaian antara saldo dengan laporan pada jurnal kas kecil. Baca Juga: 5 Akun dalam Akuntansi yang Harus Anda Ketahui Pada dasarnya setiap pengelolaan keuangan tidak bisa berjalan dengan lurus, terutama dengan banyaknya tantangan berupa tidak adanya batasan, tidak diperhatikan, dan rawan dengan penyalahgunaan. Sehingga, dalam pengelolaan kas yang baik sangat diperlukan agar pengelolaan kas kecil dapat lebih efektif dan transparan. Dengan menentukan batas saldo yang ideal, menunjuk penanggung jawab, menerapkan quality control, serta melakukan audit berkala, perusahaan dapat memastikan kas kecil dikelola secara efisien dan transparan. Jika strategi tersebut belum berhasil, maka Anda dapat menggunakan strategi dengan menggunakan software pengelolaan keuangan yang dapat membantu pencatatan transaksi kas kecil lebih akurat. Sebagai software pengelolaan keuangan, bambootreee dapat menjadi solusi terbaik untuk mengefisiensikan dalam pelaporan keuangan. Yang menariknya, software bambootree ini telah terintegrasi dengan Accurate Online sehingga laporan keuangan menjadi lebih terkelola dengan baik. Jika Anda tertarik menggunakan layanan dari bambootree, Anda dapat menghubungi tim marketing kami untuk menggunakan demo version secara gratis.  

Strategi Mengelola Kas Kecil Pada Perusahaan Read More »

Jurnal Kas Kecil Pengertian dan Fungsinya

Jurnal Kas Kecil:Pengertian dan Fungsinya

Jurnal kas kecil dalam perusahaan  bisnis sangatlah penting.  Terutama jika perusahaan ingin mendapatkan hasil keuangan yang lebih akurat. Hal ini karena pencatatan yang dilakukan pada jurnal kas kecil dilakukan secara teliti dan terorganisir.    Pengertian Jurnal Kas Kecil    Jurnal kas kecil atau yang disebut sebagai petty cash  adalah sebuah catatan keuangan dalam  jumlah kecil pada sebuah bisnis. Biasanya transaksi yang dituliskan pada jurnal ini meliputi biaya operasional seperti pembelian alat tulis kantor maupun biaya konsumsi rapat.  Selain itu, seluruh transaksi dengan nominal kecil haruslah tercatat dan dokumentasikan. Hal ini agar dapat membantu dalam melacak arus kas yang telah dilakukan oleh perusahaan.     Fungsi dan Tujuan Kas Kecil    Jurnal kas kecil sangat penting untuk dilakukan dalam mengelola keuangan, terutama dalam mencatat pengeluaran biaya operasional dengan nominal kecil. Berikut adalah fungsi dari mencatat jurnal kecil: 1. Mencatat Pengeluaran dengan Nominal Kecil Salah satu fungsi dari jurnal kas kecil adalah mencatat pengeluaran  yang dilakukan oleh perusahaan dengan nominal yang sangat kecil.  Sehingga nantinya dapat membantu dalam  pengawasan, evaluasi, maupun audit keuangan.  2. Memudahkan Pengambilan Keputusan  Dengan adanya jurnal kas kecil, maka seluruh pengeluaran dengan nominal kecil akan tercatat dengan rapi. Oleh karena itu, catatan kas ini juga berfungsi untuk membantu dalam mempermudah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. 3. Menghindari Kesalahan Alokasi Pembayaran  Jurnal kas kecil juga dapat membantu dalam menghindari kesalahan alokasi pembayaran. Sebab transaksi akan dicatat sesuai dengan jurnal yang telah dipetakan,  Itu artinya transaksi dengan nominal kecil akan dimasukan ke dalam jurnal kas kecil atau pembukuan kecil, namun transaksi dengan nominal yang besar tidak akan masuk ke dalam  pembukuan tersebut.  4. Meringankan Pekerjaan  Selanjutnya adanya kas kecil ini dapat membantu  untuk meringankan pekerjaan akuntansi. Sebab, dengan adanya pemetaaan dana yang lebih jelas, akan mempermudah dalam menganalisis laporan keuangan. 5. Mempengaruhi Kestabilan Financial Perusahaan  Melalui adanya jurnal kas kecil ini juga dapat berfungsi dalam mempengaruhi kestabilan financial perusahaan. Sebab, adanya pemetaan pada jurnal ataupun pembukuan ini arus keuangan dapat menjadi lebih jelas.   Karena jika perusahaan memerlukan pengeluaran dengan nominal kecil untuk pengeluaran operasional, tentunya akan dicatat pada jurnal kas kecil. Sehingga tidak mempengaruhi pembukuan lainnya.  Baca Juga: Jurnal Pembelian: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya  Metode Dalam Jurnal Kas Kecil  Dalam mengelola kas kecil, tentunya terdapat dua metode dalam pencatatan pada jurnal. Berikut adalah metode yang dapat digunakan: 1. Metode Dana Tetep (Imprest Fund System) Pada jurnal kas kecil terdapat metode dana tetap (Imprest Fund System) hal ini dilakukan dengan memastikan bahwa rekening kas kecil perusahaan memiliki nominal yang sesuai dengan jumlah digunakan. Itu artinya, akuntan tidak perlu untuk mencatat secara langsung pengeluaran, namu mengumpulkan bukti-bukti transaksi terlebih dahulu.  Berikut adalah ciri-ciri dari jurnal kas kecil:  Akuntan akan mengumpulkan terlebih dahulu bukti-bukti penggunaan dana kas kecil. Pengisi ulang akan dilakukan sesuai dengan jumlah awal yang telah digunakan, itu artinya dana yang telah digunakan akan diisi ulang pada saldo kas kecil. Selanjutnya jika industri bisnis, ingin menggunakan metode imprest fund system. Pahami prosedur berikut ini: Perusahaan akan menunjuk seseorang yang ditugaskan untuk menjadi pemegang kas kecil.  Perusahaan akan memberikan sejumlah uang yang dapat digunakan untuk seluruh aktivitas bisnis misalnya pembelian alat tulis, maupun  konsumsi rapat.   Selanjutnya, jika dana pada kas kecil telah menipis maka pemegang kas kecil akan meminta perusahaan agar mengisi kembali sesuai dengan jumlah yang telah dikeluarkan  2. Metode Dana Tidak Tetap (Fluctuating Fund System) Metode selanjutnya yaitu dana tidak tetap (Fluctuating fund system). Sesuai namanya metode ini akan mengalami perubahan berdasarkan kebutuhan bisnis. Sehingga perlu adanya pencatatan secara detail pada setiap transaksi yang dilakukan.  Berbeda dengan metode tetap, pada metode ini saldo kas akan berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dari operasional perusahaan. Pada metode tidak tetap, berikut adalah ciri-ciri yang perlu diperhatikan:   Segala transaksi keluar akan langsung dicatat pada jurnal kas kecil Saat pengisian ulang, dana kas kecil tidak selalu sama dengan perjanjian awal karena adanya penyesuaian berdasarkan kebutuhan.   Komponen Pada Jurnal Kas Kecil  Dalam pengelolaan kas kecil, terdapat komponen utama yang perlu diperhatikan. Berikut adalah komponen-komponen yang dapat dipahami: 1. Cek  Cek adalah sebuah dokumen yang digunakan untuk membayar pencairan dana oleh bank sesuai dengan nama yang tercantum dalam check tersebut.  2. Bukti Kas Keluar  Komponen selanjutnya yaitu terdapat dokumen yang berfungsi untuk mempermudah pencatatan pengeluaran kas ke dalam laporan keuangan.  3. Bukti Pengeluaran Kas Kecil  Terdapat pula, komponen yang digunakan sebagai bukti untuk pertanggung jawaban terhadap pemakaian dana kas kecil. Biasa pada pembukuan kas, bukti pengeluaran kas kecil ini akan dilampirkan sebagai media crosscheck.  4. Permintaan Pengeluaran kas Kecil  Selanjutnya terdapat komponen yang berupa dokumen permintaan pengeluaran kas kecil. Itu berarti  dokumen ini akan digunakan oleh pengelola kas kecil untuk meminta dana.  Namun sebaliknya, dokumen ini juga berfungsi sebagai bukti pengeluaran dana yang telah dilakukan oleh pengelola kas kecil.  5. Permintaan Pengeluaran Kas Kecil Selanjutnya terdapat dokumen yang dibuat oleh pengelola kas kecil kepada bagian piutang perusahaan untuk menyiapkan bukti kas keluar.    Jurnal kas kecil adalah bagian terpenting dalam mengelola keuangan perusahaan. Hal ini karena seluruh transaksi dengan nominal kecil akan dicatat dengan detail. Dengan demikian, adanya jurnal kas kecil ini dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan. Selain itu, akan meringankan beban pekerjaan dan kesalahan alokasi pembayaran yang dapat mengakibatkan kestabilan finansial perusahaan.  Agar membantu Anda mempermudah dalam pengelolaan keuangan, penting bagi perusahaan untuk menggunakan software pengelola keuangan. Sehingga dapat mempercepat pengelolaan laporan keuangan. Sebagai salah satu software pengelolaan keuangan terbaik, bambootree hadir untuk memudahkan pengelolaan keuangan. Mulai dari jurnal, pembelian, atau bahkan pencatatan kas kecil. Akan dapat dilakukan dengan menggunakan bambootree.  Yang menariknya, bambootreee telah terintegrasi dengan sistem akuntansi terpercaya, sehingga Anda memudahkan saat menarik data dari software accurate online.  Tertarik ingin menggunakan layanan dari Bambootree? Hubungi kami sekarang dan dapatkan demo secara gratis.  

Jurnal Kas Kecil:Pengertian dan Fungsinya Read More »

5 Kesalahan Pada Penulisan Jurnal Pengeluaran Kas

5 Kesalahan Pada Penulisan Jurnal Pengeluaran Kas

Dalam dunia bisnis, pencatatan transaksi yang detail sangatlah penting. Salah satu catatan keuangan yang wajib dimiliki adalah jurnal pengeluaran kas, yang berfungsi untuk mengelola arus kas secara efektif.   Namun, dalam proses pencatatan, sering kali terjadi kesalahan yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian dalam laporan keuangan. Agar Anda dapat menghindari kesalahan tersebut, artikel ini akan membahas kesalahan utama dalam penulisan jurnal pengeluaran kas. Yuk simak selengkapnya!!!   5 Kesalahan dalam Jurnal Pengeluaran Kas  Kesalahan memang tidak bisa dihindarkan, terutama saat menulis jurnal pengeluaran kas. Berikut adalah kesalahan dalam penulisan jurnal pengeluaran kas:  1. Kesalahan dalam Penulisan Detail Transaksi Kesalahan yang yang dapat terjadi pada saat penulisan jurnal pengeluaran kas adalah tidak mencatat transaksi secara detail. Sehingga dapat menyebabkan selisih antara jurnal dengan laporan keuangan. Selain itu, dengan tidak dicatatnya transaksi secara detail akibatnya akan menyulitkan saat proses audit maupun rekonsiliasi keuangan.  2. Kesalahan Tidak menulis pengeluaran spesifik Selain ditulis secara detail, jurnal pengeluaran kas juga perlu untuk ditulis secara spesifik mungkin. Sebab ketika pengeluaran ditulis dengan deskripsi secara umum akan membuat kebingung saat audit keuangan.  Dengan demikian, menuliskan rincian secara spesifik mungkin dapat membantu sebagai media crosscheck dalam menyajikan laporan keuangan. 3. Kesalahan dalam Klasifikasi Akun Kesalahan ini sering terjadi, terutama jika volume transaksi pengeluaran sering dilakukan. Sehingga membuat adanya kesalahan dalam mengklasifikasikan akun. Misalnya saja seharusnya pengeluaran untuk operasional seharusnya itu masuk kedalam klasifikasi aset tetap. Namun, akuntan memasukkannya dalam aset beban.  Walaupun terlihat tidak penting, adanya kesalahan seperti ini jika dilakukan secara berulang dapat menyebabkan tidak adanya keseimbangan dalam laporan keuangan. 4. Kesalahan dalam Penangan Penyesuaian Kesalahan selanjutnya yaitu adanya kesalahan karena penangan kesesuaian, biasanya kesalahan ini terjadi akibat adanya diskon atau potongan, namun saat dilakukan pencatatan transaksi ini dilakukan pencatatan dengan benar. Akibatnya terdapat selisih antara saldo kan dengan akun terkait yang tidak sesuai. 5. Kesalahan Dokumentasi Selanjutnya saat penulisan jurnal pengeluaran kas dapat mengalami kesalahan dokumentasi yang dapat menyulitkan saat audit keuangan. Dokumentasi transaksi seperti faktur, kuitansi, atau bahkan nota dapat membantu mengoreksi kesalahan dalam pencatatan pada jurnal pengeluaran kas. Baca Juga: Apa Itu Pajak Penghasilan? Panduan Lengkap Memahami Pajak Penulisan jurnal pengeluaran kas, pada dasarnya sangatlah penting. Hal ini karena, jika jurnal pengeluaran kas ditulis secara salah akan membuat laporan keuangan tidak semakin akurat. Sehingga, sangat perlu untuk memastikan laporan keuangan  ditulis secara detail,  lupa untuk mengelompokan klasifikasi akun, dan tidak adanya dokumentasi seperti faktur maupun invoice.   Namun, jika Anda tidak ada waktu dalam mengecek laporan secara manual. Anda dapat mengadopsi software pengelola keuangan yang dapat membantu dalam mengatur keuangan secara lebih akurat.    Kehadiran bambootree dapat membantu bisnis Anda dalam pengelolaan keuangan menjadi lebih baik.  Apalagi, bambootree dapat terintegrasi dengan software akuntansi online terbaik yang dapat menjadi solusi dalam manajemen keuangan pada bisnis Anda.  Tertarik menggunakan bambootree? Anda dapat menghubungi kami untuk mengakses demonya secara gratis.

5 Kesalahan Pada Penulisan Jurnal Pengeluaran Kas Read More »

Scroll to Top