Informasi

cara menghitung hpp metode lifo​

Cara Menghitung HPP Dengan Metode LIFO

Mengelola dan menghitung biaya persediaan adalah salah satu tantangan yang sering dihadapi bagi banyak industri. Terutama ketika industri tersebut memiliki banyak cabang yang membuat perhitungan stok menjadi rumit. Untuk mempermudah perhitungannya, pemilik bisnis dapat menggunakan metode LIFO (Last In, First Out), di mana barang yang terakhir masuk akan dianggap pertama kali terjual atau terpakai. Metode ini membantu mencocokkan dengan harga barang yang lebih baru, sehingga dapat membantu perusahaan mengeluarkan harga di tengah fluktuasi harga barang. Berikut adalah cara perhitungan harga pokok produksi dengan metode lifo. Memahami Logika Dasar LIFO Sebelum Menghitung Prinsip utama LIFO adalah ‘Barang terakhir masuk, itu yang pertama keluar’. Sehingga LIFO dapat diartikan sebagai metode perhitungan persediaan dimana barang yang terakhir dibeli atau diterima akan dijual terlebih dahulu, sementara barang lama akan menjadi stock.  Dengan demikian, metode ini sangatlah penting untuk menghitung biaya persediaan yang lebih akurat, dalam menghadapi fluktuasi harga.   Studi Kasus: Perhitungan HPP LIFO Toko  “Maju Abadi”   Agar mempermudah untuk memahami cara perhitungan HPP dengan metode LIFO. Pada artikel ini juga dilengkapi dengan studi kasus dari Toko “Maju Abadi” yang memiliki data stock persediaan dan penjualan untuk produk “buku tulis premium” selama bulan juli 2025 dengan data sebagai berikut: Data Persediaan & Pembelian: 1 Juli: Persediaan Awal – 100 unit @ Rp 10.000/unit 10 Juli: Pembelian – 200 unit @ Rp 12.000/unit 20 Juli: Pembelian – 150 unit @ Rp 12.500/unit  Data Penjualan: Selama bulan Juli, total penjualan Toko “Maju Abadi” tercatat sebanyak 300 unit.  Baca Juga: Mengenal Break Even Point (BEP) dan Cara Perhitungannya Cara Hitung HPP Metode LIFO  Setelah mengetahui data-data tersebut, Anda dapat melanjutkan perhitungan HPP untuk 300 unit yang terjual dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Ambil Unit dari Pembelian Terakhir  Karena prinsip LIFO itu adalah penjualan dari barang terakhir yang masuk, maka perhitungan dimulai dari pembelian terakhir, yaitu pada 20 Juli sebanyak 150 unit dengan harga Rp 12.500. Jadi, 150 unit x Rp 12.500 = Rp 1.875.000. Perhitungan ini akan terus berlanjut dengan barang yang lebih lama jika diperlukan, sesuai dengan prinsip LIFO yaitu terdapat 150 unit lagi. 2. Ambil Unit dari Pembelian Sebelumnya  Karena berdasarkan data masih ada 150 unit penjualan, maka Anda dapat mundur ke pembelian sebelumnya. Di mana pada 10 Juli, toko tersebut melakukan pembelian sebanyak 150 unit dengan harga Rp 12.000. Sehingga perhitungannya adalah 150 unit x Rp 12.000 = Rp 1.800.000. 3. Jumlahkan Total Biaya untuk mendapatkan HPP  Setelah mengetahui alokasi biaya dari total 300 unit yang terjual. Maka Anda dapat menambahkan hasil dari penjualan pertama dengan penjualan kedua sebagai berikut: HPP = (Biaya dari pembelian 20 Juli) + (Biaya dari pembelian 10 Juli) HPP = Rp 1.875.000 + Rp 1.800.000 HPP = Rp 3.675.000 Jadi, Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk 300 unit Buku Tulis Premium yang terjual oleh Toko “Maju Abadi” selama bulan Juli dengan metode LIFO adalah Rp 3.675.000. Baca Juga: Laporan Arus Kas: Memahami dan Mengelola Kas Perusahaan Bambootree: Efisiensikan Pengelolaan Keuangan  Pada dasarnya, perhitungan HPP dapat dilakukan secara manual. Namun, bagaimana ketika bisnis Anda memiliki berbagai transaksi dari cabang satu dengan cabang yang lain? Tentu saja, perhitungan ini menjadi lebih kompleks. Sehingga, risiko human error, memakan waktu, dan kesulitan melacak akan menjadi tantangan tersendiri. Terutama karena setiap cabang akan memiliki stok pembelian dan penjualan yang berbeda. Ditambah dengan adanya kebutuhan pelaporan yang harus memasukkan data transaksi yang terlupa dan tertinggal di tanggal sebelumnya (backdating), yang bisa menyebabkan ketidaksesuaian antara laporan dan stok yang sebenarnya.  Dengan demikian, menggunakan cara manual akan sangat merepotkan dan berisiko merusak seluruh perhitungan yang ada. Kami sebagai software pengelola keuangan hadir untuk memberikan solusi yang efisien dan akurat.  Dengan sistem konsolidasi dan backdate yang ditawarkan dapat membantu bisnis Anda dalam pengelolaan pencatatan akuntansi termasuk dengan perhitungan HPP  Jadi masih mau menghitung dengan manual? Yuk saatnya beralih dengan bambootree yang dirancang untuk memberikan solusi modern dalam pengelolaan keuangan.

Cara Menghitung HPP Dengan Metode LIFO Read More »

Laporan Harga Pokok Produksi: Pengertian dan Peranannya

Laporan Harga Pokok Produksi: Pengertian dan Peranannya

Pada era sekarang ini, bisnis memiliki berbagai permasalahan yang cukup kompleks. Terutama dalam memahami berbagai macam biaya. Salah satunya adalah Harga Pokok Produksi (HPP), yang memainkan peran krusial dalam menentukan keberlanjutan dan profitabilitas perusahaan.  Berikut adalah pembahasan lebih rinci mengenai laporan harga pokok produksi meliputi pengertian dan peran dalam suatu bisnis.  Apa Itu Laporan Harga Pokok Produksi?   Laporan Harga Pokok Produksi (HPP) adalah sebuah ringkasan dari seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan pada periode tertentu. Biaya produksi ini biasanya akan mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, serta biaya overhead pabrik yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Peranan Laporan Harga Pokok Produksi dalam Industri? Pembuatan laporan harga pokok produksi memberikan peranan yang sangat penting. Terutama dalam menentukan harga jual yang optimal. Selain itu, membuat laporan HPP dapat bermanfaat untuk:  1. Menentukan Harga Jual Dengan mengetahui harga pokok produksi, maka pemilik bisnis dapat menentukan harga jual yang sesuai. Hal ini karena  semua biaya telah memiliki gambar yang jelas untuk menghasilkan produk. 2. Mengendalikan Biaya  Karena laporan ini menyajikan rincian biaya produksi yang jelas, manajemen perusahaan dapat mengidentifikasi area-area mana yang membutuhkan efisiensi tanpa mengurangi biaya operasional.  Dengan demikian,  nantinya perusahaan akan dapat mengendalikan biaya dengan mudah. 3. Membantu Pengambilan Strategis  Ketika perusahaan telah memiliki laporan HPP yang jelas, itu berarti nantinya dapat menjadi salah satu indikator yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Hal ini, juga berkaitan tentang analisis profitabilitas produk, dan menentukan strategi yang tepat. 4. Mengevaluasi Kinerja Keuangan  Dengan membandingkan laporan HPP pada tiap periode, nantinya akan membantu dalam mengevaluasi kinerja keuangan. Perbandingan ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi tren biaya produksi, melihat apakah ada peningkatan efisiensi atau justru pembengkakan biaya yang perlu diperbaiki.  5. Penilaian Persediaan  HPP adalah dasar untuk menghitung nilai persediaan barang jadi yang akan disajikan di neraca. Nilai persediaan yang akurat sangat penting untuk gambaran kesehatan finansial perusahaan secara keseluruhan. Baca Juga: Apa Bedanya Omset dan Profit Dalam Sebuah Bisnis? Tantangan dalam Menyusun Laporan HPP di Industri  Walaupun memiliki peran yang amat krusial, menyusun laporan HPP juga memiliki beragam tantangan. Berikut adalah tantangan yang dihadapi dalam penyusunan laporan HPP: 1. Pengalokasian Biaya Overhead Salah satu tantangan terbesar dalam penyusunan laporan HPP adalah mengalokasian biaya overhed yang komplek. Sebab kesalahan pengalokasian biaya ini akan menyebabkan perhitungan HPP yang tidak akurat dan berdampak pada penentuan harga jual dan margin keuntungan. 2. Pengumpulan Data dari Berbagai Departemen Proses produksi seringkali berkolaborasi dengan lintas departemen, sehingga seringkali menjadi tantangan tersendiri.  Ketidaksesuaian atau keterlambatan data dari tiap departemen bisa membuat laporan HPP terlambat atau tidak lengkap. 3. Sering Terjadi Human Error  Kesalahan memang tidak bisa dihindari, terutama pada penyusunan HPP yang akan melibatkan input manual. Dengan demikian, akan rentan terjadi human error, seperti salah memasukkan angka atau menghitung biaya yang tidak tepat. Hal ini bisa mengarah pada laporan penyusunan HPP yang tidak akurat. 4. Perlu Adanya Koreksi Data  Seiring berjalannya waktu, seringkali data yang dikumpulkan perlu diperbarui atau dikoreksi, terutama jika terjadi perubahan biaya produksi atau kondisi pasar. Koreksi yang terlambat bisa menyebabkan perhitungan HPP menjadi tidak relevan, sehingga mempengaruhi strategi perusahaan. Baca Juga: Contoh Metode Fifo: Manfaat dan Tantangannya Bambootree: Bantu Optimalkan Pengelolaan Keuangan  Dalam menghadapi tantangan di atas, perusahaan tentunya memerlukan solusi pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan akurat. Disinilah kami hadir sebagai software akuntansi yang berperan untuk konsolidasi dan backdate yang memberikan kemudahan dalam menyusun laporan secara otomatis dan terintegrasi.  Lalu, masihkah mau berkutat dengan spreadsheet yang rumit dan menggunakan rumus-rumus yang kompleks? Yuk coba Bambootree sekarang dan buat pengelolaan keuangan menjadi lebih mudah dan efisien.  

Laporan Harga Pokok Produksi: Pengertian dan Peranannya Read More »

Ketahui Manfaat Payment Terms Pada Bisnis

Ketahui Manfaat Payment Terms Pada Bisnis

Mengelola keuangan adalah salah satu hal krusial pada sebuah bisnis. Sebab, tanpa adanya pengelolaan keuangan yang tepat, bisnis sehebat apapun bisa goyah.  Selain itu, bagi sebagian besar bisnis pemula, pengelolaan pembayaran sering menjadi tantangan terbesar, terutama dalam menetapkan payment terms. Penetapan payment terms yang tepat sangat penting untuk menjaga arus kas dan hubungan baik dengan supplier maupun perseorangan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai payment term yang berlaku pada bisnis.    Apa itu Payment Terms   Term of payment atau payment term pada dasarnya dapat diartikan sebagai aturan dalam pembayaran, baik itu ke pemasok maupun pembeli, atau antara dua pihak yang bertransaksi jual beli.  Biasanya, payment term akan dilakukan dengan memberikan jangka waktu pembayaran pada faktur (invoice) setelah produk diterima.  Pada payment term tidak hanya berisi tanggal jatuh tempo saja, tetapi juga bisa mencakup diskon pembayaran, denda, bunga atau bahkan metode pembayaran yang diterima. Sehingga melalui payment term yang jelas, kedua belah pihak akan memiliki pemahaman yang sama dan meminimalisir risiko yang terjadi seperti kesalahpahaman.  Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Laba Bersih? Mengapa Payment Terms Dibutuhkan Pada Bisnis   Adanya payment term yang diterapkan pada bisnis akan membantu dalam menjaga kesehatan arus kas (cash flow). Selain itu mengimplementasikan payment terms juga dapat bermanfaat seperti: 1. Menjaga Kesehatan Arus Kas (Cash Flow)  Salah satu manfaat dengan penerapan payment term adalah menjaga kesehatan arus kas. Sebab, dengan adanya ketentuan yang jelas mengenai jangka waktu dan cara pembayaran. Dengan demikian, penjual juga dapat memastikan bahwa mereka memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban operasional bisnis. 2. Membangun Profesionalisme dan Kepercayaan  Manfaat selanjutnya adanya payment term adalah membangun profesionalisme dan kepercayaan kepada pelanggan ataupun supplier. Hal ini, karena dengan mengetahui kesepakatan yang diketahui kedua belah pihak, dapat menciptakan rasa aman dan nyaman, karena kedua belah pihak mengetahui terkait dengan pembayaran yang akan dilakukan. 3. Mengurangi Risiko Kredit Melalui adanya payment term dapat membantu dalam mengurangi risiko kredit.  Dengan menetapkan ketentuan yang jelas terkait pembayaran,  pebisnis akan dimudahkan dalam pengelolaan keuangan dari bisnisnya. 4. Mempercepat Perputaran Piutang Dengan adanya penetapan ketentuan pembayaran, maka pebisnis dapat mempercepat perputaran piutang. Hal ini karena dengan adanya ketentuan yang jelas, pelanggan lebih cenderung untuk membayar tepat waktu. Terutama pada payment term juga dapat disertai dengan diskon, yang dapat mendorong supplier atau konsumen untuk membayar lebih cepat. 5. Membangun Hubungan Bisnis yang Baik  Payment term juga berfungsi dalam membangun hubungan bisnis yang lebih baik. Hal ini karena kedua belah pihak, baik pemasok maupun pembeli, memiliki pemahaman yang jelas mengenai kewajiban masing-masing, sehingga tercipta rasa saling menghargai dan kepercayaan. Baca Juga: Payment Gateway: Solusi Transaksi Bisnis Terintegrasi Apa saja jenis-jenis payment terms   Setiap bisnis memiliki kebutuhan yang berbeda, begitu pula dengan jenis payment term yang bisa diterapkan. Berikut adalah beberapa jenis yang paling umum: 1. PIA (Payment in Advance)  Istilah PIA (Payment in Advance) dapat diartikan sebagai pembayaran di muka, dimana pelanggan akan membayar lunas tagihan secara menyeluruh sebelum produk dikirim maupun diterima oleh pelanggan. 2. COD (Cash on Delivery) Selanjutnya terdapat jenis payment terms Cash on Delivery (COD) yang mengatur bahwa pembayaran dapat dibayarkan pada waktu saat barang atau jasa diterima. Sehingga, pembeli hanya perlu melakukan pembayaran ketika barang telah diterima. 3. Net Terms Jenis payment terms selanjutnya adalah Net Terms. Pada ketentuan pembayaran ini, pembayaran akan dibagi kedalam jangka waktu tertentu setelah barang atau jasa diterima. Biasanya payment term ini akan diatur dalam termin 30, 60 maupun 90 hari. 4. EOM (End of Month) Sesuai dengan namanya EOM (End of Month) adalah sebuah payment term yang mengatur pembayaran di akhir bulan setelah invoice diterbitkan.  5. 50% Down Payment  Jika Anda memiliki proyek yang bernilai besar, maka Anda dapat memilih jenis payment terms yang mengatur pembayaran sebagian. Dimana konsumen membayar 50% saat memesan dan sisanya 50% saat barang telah selesai dan diterima. Baca Juga: Profit: Pengertian, Jenis dan Fungsinya Dampak Bisnis Tidak Menerapkan Payment Term Mengabaikan pentingnya payment term bisa menjadi bumerang yang menyakitkan. Tanpa aturan yang jelas, bisnis Anda akan menghadapi risiko serius, seperti: 1. Arus Kas Kacau dan Tidak Terprediksi Tanpa adanya payment term, maka pebisnis tidak pernah tahu pasti kapan pembayaran akan dilakukan oleh pelanggan. Dengan demikian, perencanaan keuangan akan menjadi lebih mustahil. 2. Piutang Tak Tertagih yang Tinggi Tanpa tanggal jatuh tempo yang tegas, pelanggan cenderung menunda-nunda pembayaran, yang meningkatkan risiko piutang macet. 3. Hubungan dengan Pelanggan Menjadi Tegang Proses penagihan yang tidak terstruktur seringkali menimbulkan friksi dan merusak hubungan baik dengan pelanggan. 4. Waktu dan Energi Terbuang  Tim Anda akan menghabiskan banyak waktu dan energi hanya untuk menanyakan status pembayaran yang tidak jelas kapan akan dilunasi.   Software Konsolidasi: Mudahkan Pengelolaan Payment Term Anda!   Mengelola puluhan, bahkan ratusan, invoice dengan payment term yang berbeda-beda untuk setiap pelanggan bisa sangat memusingkan. Mencatat secara manual di spreadsheet, melacak tanggal jatuh tempo, dan mengirim pengingat satu per satu sangat tidak efisien dan rentan terhadap human error.    Dengan demikian, kehadiran software konsolidasi dari Bambootree akan  menjadi solusi bagi bisnis Anda untuk mengotomatisasi dan menyederhanakan proses keuangan mulai dari pembuatan penjualan, pembelian, atau bahkan pembayaran lainnya.   Masih ingin membiarkan pengelolaan keuangan tetap rumit dan membuat pertumbuhan bisnismu terhambat? Yuk hubungi tim marketing kami untuk berkonsultasi dalam mengelola keuangan bisnis menjadi lebih baik.

Ketahui Manfaat Payment Terms Pada Bisnis Read More »

Mengapa Split Payment Dapat Memudahkan Transaksi Bisnis

Mengapa Split Payment Dapat Memudahkan Transaksi Bisnis

Di era digital saat ini, skema bisnis berkembang menjadi lebih kompleks. Transaksi jual-beli tidak lagi melibatkan satu penjual dan satu pembeli saja seperti adanya supplier, distributor, maupun agen penjualan untuk mendapatkan satu aliran pendapatan.   Mengelola pembagian dana dari satu transaksi ke banyak pihak secara manual tentu merepotkan dan rawan kesalahan. Di sinilah split payment hadir sebagai solusi cerdas.  Berikut adalah penjelasan tentang split payment pada bisnis.   Apa itu Split Payment?  Split payment adalah proses pembayaran yang dilakukan dengan cara yang terpisah. Biasanya metode pembayaran ini dilakukan dengan menggunakan beberapa sumber pembayaran untuk menyelesaikan biaya transaksi. Dengan demikian, adanya split payment akan memberikan kemudahan bagi konsumen dalam melakukan pembayaran.  Sebagai contoh, ketika pelanggan ingin bertransaksi pembelian produk dengan harga Rp500.000. Maka, konsumen dapat membayarnya pada beberapa jenis pembayaran misalnya Rp350.000 dengan pembayaran cash dan Rp150.000 dengan transfer virtual account.   Mengapa Split Payment Dibutuhkan Pada Bisnis    Dengan mengimplementasikan split payment, maka pebisnis dapat meningkatkan efisiensi operasional. Selain itu, terdapat manfaat lainnya seperti:  1. Meningkatkan Efisiensi Operasional  Dengan adanya split payment maka aliran dana akan dibagi secara otomatis sesuai dengan kesepakatan yang ada. Hal ini akan membantu dalam mengurangi waktu dan tenaga seperti dengan pembayaran manual. 2. Meminimalisir Human Error  Kesalahan memang tidak pernah dihindari, terutama jika pembagian dana dilakukan dengan cara manual. Sehingga melalui adanya sistem split payment, tingkat human error akan terminimalisir dan proses pembagian dana akan menjadi lebih akurat dan efisien. 3. Mempercepat Arus Kas  Dengan mempermudah proses pembayaran kepada berbagai pihak secara otomatis, split payment membantu mempercepat aliran kas dalam bisnis. Penjual, penyedia layanan, atau agen pengiriman dapat menerima pembayaran mereka lebih cepat, yang mendukung kelancaran operasional dan likuiditas perusahaan. Selain itu, ini juga mengurangi penundaan pembayaran yang bisa terjadi ketika proses manual digunakan. 4. Memudahkan Transparansi  Dengan sistem split payment, setiap pihak yang terlibat dalam transaksi bisa melihat dan melacak pembayaran yang diterima secara real-time. Ini menciptakan tingkat transparansi yang lebih tinggi, mengurangi potensi konflik, dan meningkatkan kepercayaan antara semua pihak yang terlibat, termasuk pelanggan, penjual, dan mitra bisnis. 5. Meningkatkan Angka Penjualan  Menggunakan split payment dapat memberikan fleksibilitas lebih kepada pelanggan dalam melakukan pembayaran, terutama dalam model bisnis multi-pihak atau marketplace. Dengan sistem ini, pelanggan bisa merasa lebih nyaman bertransaksi karena mereka tahu bahwa pembayaran akan didistribusikan dengan cara yang terorganisir. Ini juga dapat menarik lebih banyak mitra atau penjual yang ingin bergabung dengan platform, yang akhirnya meningkatkan angka penjualan. 6. Menambah Jaringan Penjualan  Dengan adanya kemudahan dalam proses pembayaran, bisnis yang menerapkan split payment dapat menarik lebih banyak mitra, agen, atau distributor untuk bergabung dalam jaringan mereka. Hal ini dapat memperluas jaringan penjualan dan distribusi, karena kemudahan pembayaran akan meningkatkan minat dari berbagai pihak untuk berkolaborasi atau menjual melalui platform tersebut. Baca Juga: Profit: Pengertian, Jenis dan Fungsinya   Kapan Bisnis Melakukan Split Payment  Split payment pada bisnis biasanya digunakan ketika pebisnis  ingin memberikan kemudahan bagi pelanggan ketika ingin menggunakan berbagai pembayaran dalam 1 jenis transaksi. Sehingga, melalui split payment memungkinkan pembagian dana transaksi secara otomatis masuk dalam satu rekening dengan kesepakatan antara semua pihak yang terlibat. Baca Juga: Payment Gateway: Solusi Transaksi Bisnis Terintegrasi Bambootree: Solusi Integrasi Dalam Mengabungkan Proses Rekonsiliasi Dengan penerapan split payment pada sebuah bisnis, tentulah sangat mendukung dalam berbagai proses bisnis. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah proses rekonsiliasi yang bisa menjadi lebih kompleks. Sebab, ketika proses pembayaran dilakukan melalui metode pembayaran yang terpisah, masing-masing pihak yang menerima pembayaran akan memiliki catatan transaksi yang berbeda-beda. Sehingga, perlu adanya pencocokan yang cermat setiap transaksi pada laporan keuangan. Lalu bagaimana jika transaksi yang memiliki volume yang sering? Dalam kasus seperti ini, tantangan dalam rekonsiliasi bisa menjadi semakin besar. Sehingga perlu adanya software pengelolaan keuangan yang dapat membantu mengotomatisasi proses pencocokan transaksi, mempercepat rekonsiliasi, dan meminimalkan potensi kesalahan manusia. Oleh sebab itu, software konsolidasi dan backdate hadir untuk membantumu menyatukan semua catatan transaksi dari berbagai sumber pembayaran, dan memungkinkan rekonsiliasi yang lebih cepat dan akurat.  Masih ingin kompleksitas transaksi ini menghambat pertumbuhan suatu bisnis Anda? Yuk hubungi tim kami untuk berkonsultasi tentang pengelolaan keuangan perusahaan menjadi lebih baik lagi.  

Mengapa Split Payment Dapat Memudahkan Transaksi Bisnis Read More »

Payment: Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya

Payment: Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya

Pada era digital yang serba cepat, kelancaran transaksi adalah jantung dari setiap bisnis. Sehingga, adanya sistem pembayaran atau payment menjadi sangatlah krusial pada setiap tahap operasional bisnis.  Namun, sebenarnya apa itu payment? dan bagaimana dampaknya bagi bisnis Anda? Apa itu Payment? Payment adalah sebuah proses yang dilakukan oleh pelanggan untuk menyelesaikan transaksi yang dilakukan pada penjual. Sehingga, payment dapat diartikan sebagai proses pembayaran atau pemindahan dana dari pihak satu ke pihak lainnya dalam penyelesaian transaksi.  menerima pembayaran berupa uang, tetapi mencakup keseluruhan sistem, teknologi, dan prosedur yang menjadikan proses transaksi menjadi lebih aman, efisien dan tercatat.  Hal ini karena pada proses pembayaran ini akan melibatkan berbagai elemen seperti payment gateway, bank, maupun elektronik payment lainnya yang dapat mendukung setiap transaksi bisnis. Mengapa Adanya Payment Penting Bagi Bisnis?   Payment pada sebuah bisnis umumnya memiliki  yang sangat vital dalam memfasilitasi transaksi pada sebuah bisnis. Berikut adalah fungsi payment pada sebuah bisnis: 1. Memfasilitasi Transaksi  Salah satu fungsi utama dari payment adalah memfasilitasi transaksi antara penjual pembeli. Sehingga, proses transaksi pembayaran yang efektif dan efisen. Terutama, pada proses ini akan memanfaatkan pembayaran baik tunai maupun non tunai pada proses transaksi penjualan dan pembelian produk. 2. Mentransfer Nilai  Melalui proses payment itu berarti adanya proses transfer nilai dari satu pihak kepihak yang lain. Dengan demikian, proses ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyelesaian transaksi. Tetapi juga memastikan kedua belah pihak merasa aman dan terlindungi dalam hal keuangan. 3. Mempercepat Arus Kas (Cash Flow)  Dengan adanya pembayaran dari pelanggan ke penjual, itu berarti ada dana masuk kepada penjual. Sehingga dapat digunakan untuk melanjutkan operasional bisnis seperti pembelian bahan baku, paja, atau gaji karyawan yang dapat membantu arus kas (cash flow) yang sangat penting dalam keberlangsungan operasional bisnis. 4. Melindungi Keamanan  Fungsi selanjutnya dari payment dapat digunakan dalam melindungi keamanan individu atau bisnis dari risiko kehilangan uang tunai atau penipuan. Terlebih, diera modern sekaran pembayaran modern telah dilengkapi dengan keamanan data untuk melindungi transaksi keuangan. 5. Menyediakan Data Transaksi  Setiap payment pada dasarnya akan menghasilkan data. Data ini sangat berharga untuk menganalisis perilaku pelanggan, melacak penjualan, dan membuat laporan keuangan yang akurat. Baca Juga: Cash Advance: Pengertian, Manfaat dan Ketentuannya Apa Saja Jenis-Jenis Payment Yang Digunakan Oleh Bisnis?  Dalam memaksimalkan jangkauan, pebisnis biasanya menyediakan berbagai macam jenis payment seperti: 1. Transfer Bank (Virtual Account)  Salah satu payment yang sering populer dalam transaksi penjualan produk adalah transfer bank. Biasanya pada metode ini pelanggan akan mendapatkan nomor rekening unik (virtual account) pada setiap transaksi. Sehingga, proses verifikasi akan menjadi lebih mudah dan otomatis. 2. Dompet Digital (E-Wallet) Selanjutnya terdapat jenis pembayaran melalui aplikasi dompet digital (e-wallet) yang mudah digunakan. Sebab, adanya dompet digital ini pelanggan dapat menyimpan uang secara elektronik dan melakukan pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai atau fisik.  3. QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) Standar kode QR nasional dari Bank Indonesia yang memungkinkan pelanggan membayar dari aplikasi e-wallet atau mobile banking apa pun hanya dengan satu kali pindai. Ini adalah metode yang wajib dimiliki setiap bisnis saat ini. 4. Kartu Kredit dan Debit  Jenis payment selanjutnya yang dapat digunakan adalah kartu kredit atau debit. Terutama pada transaksi bernilai besar pada segmen pelanggan tertentu. 5. Paylater Jenis payment selanjutnya yang dapat digunakan adalah paylater yang memberikan kemudahan untuk beli sekarang dan bayar nanti. Sehingga, pelanggan dapat melakukan transaksi pembelian barang tanpa harus membayar penuh di awal. Baca Juga: Apa Bedanya Omset dan Profit Dalam Sebuah Bisnis? Bambootree: Solusi Cerdas untuk Bisnis Anda!! Ketika penjual atau pebisnis menggunakan banyak jenis metode pembayaran atau payment. Maka akan semakin banyak masalah yang dihadapi, terutama masalah rekonsiliasi keuangan akan menjadi lebih komplek. Proses rekonsiliasi keuangan ini akan berguna untuk mencocokan antara data pembayaran yang masuk dengan laporan transaksi yang tercatat dalam sistem keuangan perusahaan. Sehingga, tanpa adanya sistem yang terintegrasi, seperti software konsolidasi yang dapat mengotomatisasi dan menyederhanakan seluruh proses rekonsiliasi keuangan.  Terlebih lagi sistem pengelolaan keuangan ini akan menggabungkan data dari berbagai metode pembayaran, seperti kartu kredit, dompet digital, transfer bank atau elektronik payment pada satu sistem data yang terpusat.  Selain itu, software konsolidasi juga memberikan kemudahan dalam pemantauan arus kas, mengidentifikasi potensi masalah dengan cepat, serta memungkinkan pembuatan laporan keuangan secara real-time, yang sangat penting untuk pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik.  Saatnya sederhanakan proses rekonsiliasi keuangan Anda! Gunakan Bambootree yang dirancang untuk memudahkan proses rekonsiliasi keuangan perusahaan Anda. Yuk hubungi kami dan temukan solusi pengelolaan keuangan bagi bisnis Anda yang tepat. 

Payment: Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya Read More »

Ketahui Perbedaaan Petty Cash dan Cash Advance

Ketahui Perbedaaan Petty Cash dan Cash Advance

Mengetahui perbedaan antara petty cash dan cash advance sangatlah penting. Terutama, dalam melakukan pengelolaan keuangan yang efisien dan transparan pada industri bisnis. Artikel ini akan membahas lebih rinci mengenai perbedaan petty cash dan cash advance dalam sebuah bisnis.  Apa Yang Menjadi Pembeda Antara Petty Cash Dengan Cash Advance?    Walaupun sering digunakan pada pengelolaan keuangan di perusahaan. kedua jenis konsep keuangan tersebut memiliki perbedaan seperti: 1. Tujuan Penggunaan   Salah satu  perbedaan utama dari petty cash dan cash advance adalah dari yaitu segi tujuan penggunaan. Sebab, petty cash akan digunakan untuk membiayai pengeluaran kecil yang bersifat rutin seperti biaya administrasi, biaya operasional atau pembelian alat tulis.  Berbeda dengan cash advance yang digunakan untuk untuk penggunaan dana yang lebih besar seperti biaya perjalanan dinas, pengeluaran proyek atau bahkan keperluan mendesak lainnya memerlukan dana yang lebih besar dengan jangka waktu tertentu. 2. Cara Mendapatkan  Selanjutnya cara untuk mendapatnya pun berbeda, Jika pada petty cash  proses untuk mendapatkannya relatif sederhana. Hal ini karena, biasanya  dana petty cash sudah tersedia dalam bentuk kas kecil yang dikelola oleh tim finance.  Sebaliknya, untuk memperoleh cash advance prosesnya akan lebih rumit. Sebab, karyawan harus mengajukan permohon terlebih dahulu dan menyertakan alasan yang jelasdengan rincian pengeluaran  yang dibutuhkan. Selain itu, proses ini dinyatakan rumit, karena perlu persetujuan dari atasa agar cash advance dapat dicairkan. 3. Cara Mencatatnya  Perbedaan selanjutnya dapat dilihat dari cara pencatatannya. Pada petty cash, pencatatan umumnya dilakukan secara rutin dan sederhana pada buku kas kecil.  Sementara itu, pencatatan cash advance akan memiliki proses pencatatan yang lebih formal, karena harus menyertakan dokumentasi secara lebih lengkap seperti jumalh yang diberikan, estimasi penggeluaran, faktur atau kwitansi atau bahkan bukti pengeluaran yang sah lainnya. 4. Sistem Perhitungannya  Terakhir, yang menjadi pembeda antara petty cash dan cash advance adalah cara perhitungannya. Pada petty cash, perhitungan dana yang digunakan cenderung lebih sederhana, karena hanya melibatkan pengeluaran kecil yang dilakukan secara rutin dan berkala.  Berbeda dengan cash advance yang memerlukan perhitungan  yang lebih rumit. Karena berkaitan dengan jumlah dana  dan jangka waktu penggunaannya. Sehingga, bisanya cash advance akan dihitung berdasarkan kebutuhan yang diajukan dan pengembalian setelah kebutuhan dapat terpenuhi. Baca Juga: Laba Kotor: Pengertian, Manfaat dan Cara Menghitungnya Mengapa Menggunakan Software Konsolidasi Keuangan?   Mengelola keuangan perusahaan tentunya tidaklah mudah, terutama dalam melalukan pencatatan pada transaksi kecil seperti petty cash dan cash advance. Namun, sering kali pencatatan dengan sistem manual untuk melacak kedua jenis transaksi ini dapat menimbulkan kebingungan.  Disinilah  software konsolidasi keuangan & backdate dapat menjadi solusi efektif dalam melakukan pemantuan, pengelolaan dan melaporkan transaksi keuangan. Tak hanya, itu saja sofftware konsolidasi ini juga bermanfaat dalam bisnis seperti: 1. Automatisasi Pengelolaan Keuangan Software ini memungkinkan integrasi data transaksi secara langsung, tanpa perlu input manual yang rawan kesalahan. 2. Pencatatan yang Lebih Transparan Setiap transaksi, baik itu petty cash atau cash advance, dapat dicatat dengan detail yang jelas dan terstruktur. 3. Mempermudah Laporan dan Audit Data yang tercatat otomatis memudahkan pembuatan laporan keuangan dan meminimalkan risiko kesalahan saat audit. Baca Juga: Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dengan Praktis Mulai Gunakan Software Konsolidasi Keuangan untuk Bisnis Anda    Dengan memahami perbedaan antara petty cash dan cash advance, perusahaan akan dapat mengelola aliran kas yang lebih efisien dan terstruktur. Selain itu,  akan membantu dalam menghindari kesalahan dalam pencatatan dan pengelolaan dana.  Meskipun keduanya memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan dengan menyediakan dana untuk kebutuhan yang mendesak, perbedaan dalam penggunaan, prosedur, dan pencatatannya membuat keduanya memiliki perbedaan yang penggunaan, cara menghitung atau bahkan pencataannya.  Untuk membantu perusahaan Anda dalam pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan transparan menggunakan software konsolidasi keuangan dari bambootree akan mengefisiensikan pekerjaan Anda. Yuk hubungi kami dan dapatkan penawaran lebih lanjut.

Ketahui Perbedaaan Petty Cash dan Cash Advance Read More »

Scroll to Top