Informasi

Ketahui Perbedaaan Petty Cash dan Cash Advance

Ketahui Perbedaaan Petty Cash dan Cash Advance

Mengetahui perbedaan antara petty cash dan cash advance sangatlah penting. Terutama, dalam melakukan pengelolaan keuangan yang efisien dan transparan pada industri bisnis. Artikel ini akan membahas lebih rinci mengenai perbedaan petty cash dan cash advance dalam sebuah bisnis.  Apa Yang Menjadi Pembeda Antara Petty Cash Dengan Cash Advance?    Walaupun sering digunakan pada pengelolaan keuangan di perusahaan. kedua jenis konsep keuangan tersebut memiliki perbedaan seperti: 1. Tujuan Penggunaan   Salah satu  perbedaan utama dari petty cash dan cash advance adalah dari yaitu segi tujuan penggunaan. Sebab, petty cash akan digunakan untuk membiayai pengeluaran kecil yang bersifat rutin seperti biaya administrasi, biaya operasional atau pembelian alat tulis.  Berbeda dengan cash advance yang digunakan untuk untuk penggunaan dana yang lebih besar seperti biaya perjalanan dinas, pengeluaran proyek atau bahkan keperluan mendesak lainnya memerlukan dana yang lebih besar dengan jangka waktu tertentu. 2. Cara Mendapatkan  Selanjutnya cara untuk mendapatnya pun berbeda, Jika pada petty cash  proses untuk mendapatkannya relatif sederhana. Hal ini karena, biasanya  dana petty cash sudah tersedia dalam bentuk kas kecil yang dikelola oleh tim finance.  Sebaliknya, untuk memperoleh cash advance prosesnya akan lebih rumit. Sebab, karyawan harus mengajukan permohon terlebih dahulu dan menyertakan alasan yang jelasdengan rincian pengeluaran  yang dibutuhkan. Selain itu, proses ini dinyatakan rumit, karena perlu persetujuan dari atasa agar cash advance dapat dicairkan. 3. Cara Mencatatnya  Perbedaan selanjutnya dapat dilihat dari cara pencatatannya. Pada petty cash, pencatatan umumnya dilakukan secara rutin dan sederhana pada buku kas kecil.  Sementara itu, pencatatan cash advance akan memiliki proses pencatatan yang lebih formal, karena harus menyertakan dokumentasi secara lebih lengkap seperti jumalh yang diberikan, estimasi penggeluaran, faktur atau kwitansi atau bahkan bukti pengeluaran yang sah lainnya. 4. Sistem Perhitungannya  Terakhir, yang menjadi pembeda antara petty cash dan cash advance adalah cara perhitungannya. Pada petty cash, perhitungan dana yang digunakan cenderung lebih sederhana, karena hanya melibatkan pengeluaran kecil yang dilakukan secara rutin dan berkala.  Berbeda dengan cash advance yang memerlukan perhitungan  yang lebih rumit. Karena berkaitan dengan jumlah dana  dan jangka waktu penggunaannya. Sehingga, bisanya cash advance akan dihitung berdasarkan kebutuhan yang diajukan dan pengembalian setelah kebutuhan dapat terpenuhi. Baca Juga: Laba Kotor: Pengertian, Manfaat dan Cara Menghitungnya Mengapa Menggunakan Software Konsolidasi Keuangan?   Mengelola keuangan perusahaan tentunya tidaklah mudah, terutama dalam melalukan pencatatan pada transaksi kecil seperti petty cash dan cash advance. Namun, sering kali pencatatan dengan sistem manual untuk melacak kedua jenis transaksi ini dapat menimbulkan kebingungan.  Disinilah  software konsolidasi keuangan & backdate dapat menjadi solusi efektif dalam melakukan pemantuan, pengelolaan dan melaporkan transaksi keuangan. Tak hanya, itu saja sofftware konsolidasi ini juga bermanfaat dalam bisnis seperti: 1. Automatisasi Pengelolaan Keuangan Software ini memungkinkan integrasi data transaksi secara langsung, tanpa perlu input manual yang rawan kesalahan. 2. Pencatatan yang Lebih Transparan Setiap transaksi, baik itu petty cash atau cash advance, dapat dicatat dengan detail yang jelas dan terstruktur. 3. Mempermudah Laporan dan Audit Data yang tercatat otomatis memudahkan pembuatan laporan keuangan dan meminimalkan risiko kesalahan saat audit. Baca Juga: Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dengan Praktis Mulai Gunakan Software Konsolidasi Keuangan untuk Bisnis Anda    Dengan memahami perbedaan antara petty cash dan cash advance, perusahaan akan dapat mengelola aliran kas yang lebih efisien dan terstruktur. Selain itu,  akan membantu dalam menghindari kesalahan dalam pencatatan dan pengelolaan dana.  Meskipun keduanya memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan dengan menyediakan dana untuk kebutuhan yang mendesak, perbedaan dalam penggunaan, prosedur, dan pencatatannya membuat keduanya memiliki perbedaan yang penggunaan, cara menghitung atau bahkan pencataannya.  Untuk membantu perusahaan Anda dalam pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan transparan menggunakan software konsolidasi keuangan dari bambootree akan mengefisiensikan pekerjaan Anda. Yuk hubungi kami dan dapatkan penawaran lebih lanjut.

Ketahui Perbedaaan Petty Cash dan Cash Advance Read More »

Mengenal Cara Kerja Payment Gateway Pada Bisnis

Mengenal Cara Kerja Payment Gateway Pada Bisnis

Di era digital sekarang ini, kemudahan transaksi pembayaran menjadi komponen utama dalam setiap bisnis. Terutama, jika industri bisnis memiliki volume transaksi yang besar setiap harinya. Sehingga, memahami cara kerja payment gateway sangatlah penting untuk memastikan bahwa transaksi berjalan dengan lancar, aman, dan efisien.  Bagaimana Payment Gateway Bekerja Dalam Bisnis? Dalam bertransaksi melalui metode payment gateway, ada berbagai tahapan penting yang terlibat untuk memastikan transaksi berlangsung dengan aman dan efisien. Berikut adalah cara kerja dari payment gateway yang umum digunakan oleh bisnis 1. Pemilihan Transaksi Pembayaran  Di Tahap awal, dimulai ketika konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk dan jasa melalui platform digital. Ketika ingin melakukan pembayaran biasa platform digital seperti website maupun e-commerce akan memunculkan opsi pembayaran dengan adanya sistem payment gateway yang terpasang. 2. Proses Otorisasi  Setelah konsumen memilih metode pembayaran yang sesuai, payment gateway berperan penting dalam memastikan bahwa data transaksi yang dikirimkan diproses dengan aman dan efisien. Tahap verifikasi dan pemrosesan oleh payment gateway ini sangat penting untuk memastikan bahwa transaksi berjalan lancar dan terhindar dari potensi risiko, seperti penipuan atau kesalahan transaksi. 3. Respon Otorisasi Setelah otorisasi, payment gateway akan menerima respon otorisasi dari bank atau penyedia layanan pembayaran. Biasanya, respon ini berisi hasil verifikasi apakah transaksi dapat diteruskan atau tidak.  Jika nantinya diteruskan transaksi akan dinyatakan berhasil. Namun, jika transaksi tersebut ada permasalahan, transaksi bisa saja lakukan  penolakan. 4. Settlement   Pada tahap terakhir ini, adalah tahap yang paling penting. Sebab, ketika transaksi dengan metode payment gateway telah disetujui, maka dana akan dapat dipindahkan dari akun konsumen ke akun pedangan.   Namun, perlu diketahui bahwa proses settlement ini biasanya tidak dilakukan secara langsung, tetapi ada waktu-waktu tertentu yang sudah diatur oleh layanan penerbit payment gateway. Baca Juga: Apa Bedanya Omset dan Profit Dalam Sebuah Bisnis? Tantangan Tersembunyi: Rekonsiliasi Multi-Channel Demikian penjelasan singkat tentang cara kerja dari sistem payment gateway. Namun, perlu Anda ketahui cara tersebut hanya berlaku pada satu payment gateway saja. Lalu, bagaimana ketika industri bisnis menggunakan beberapa channel pembayaran seperti transfer manual, QRIS, atau bahkan elektronik payment yang berbeda-beda?  Pastinya hal itu akan membuat pengelolaan transaksi menjadi lebih komplek dan membutuhkan solusi yang lebih terintegrasi.  Sehingga, Bambootree hadir sebagai software konsolidasi dan backdate yang dapat membantu Anda dalam melakukan rekonsiliasi pembayaran yang lebih efisien.  Masih mau mau direpotkan dengan berbagai hal hanya untuk mencocokan data dan melakukan rekonsiliasi?  Yuk hubungi tim marketing kami dan dapatkan penawaran yang menarik untuk membantu Anda dalam mengotomatisasi proses rekonsiliasi pembayaran dan pengelolaan keuangan.  

Mengenal Cara Kerja Payment Gateway Pada Bisnis Read More »

Kenali Penggunaan Elektronik Payment Pada Sebuah Bisnis

Kenali Penggunaan Elektronik Payment Pada Sebuah Bisnis

Perkembangan teknologi mendorong pula adanya perubahan terhadap sistem pembayaran di berbagai sektor industri. Awalnya, pembayaran hanya sebatas dengan adanya pembayaran tunai dan cek, namun kini berkembang adanya sistem electronic payment atau e-payment.  E-payment bukan hanya sekedar transfer online saja, tetapi ekosistem yang dapat merevolusi cara bisnis dalam pengelolaan keuangan. Artikel ini akan membahas lebih rinci mengenai electronic payment dalam bisnis.  Apa itu Electronic Payment?  Electronic Payment atau yang disingkat sebagai e-payment adalah salah satu metode pembayaran yang dilakukan melalui platform elektronik seperti seperti kartu kredit, dompet digital, dan transfer bank. Sehingga pada pembayaran ini tidak akan melibatkan pertukaran uang tunai secara fisik.  Bagi pebisnis, e-payment ini akan menjadi solusi untuk menerima pembayaran yang lebih cepat dan efisien. Sebab, dengan adanya sistem ini pebisnis hanya perlu untuk Mengotorisasi, memberikan kliring dan melakukan penyelesaian transaksi. Dengan demikian, seluruh proses pembayaran akan selesai dalam waktu singkat, tanpa adanya prosedur yang rumit seperti pembayaran  tradisional.   Mengapa Electronic Payment Diperlukan Dalam Bisnis?  Menggunakan elektronik payment, bukan hanya soal mengikuti perkembangan zaman saja. Tetapi  langkah strategi untuk dapat meningkatkan akurasi dalam pembayaran. Selain itu e-payment juga berfungsi sebagai:  1. Meningkatkan Akurasi Pembayaran  Dengan adanya sistem electronic payment, setiap transaksi pembayaran akan tercatat secara lengkap, meliputi  waktu, nominal, dan tujuan. Tidak hanya itu, sistem ini juga akan menyimpan identitas pengguna serta status transaksi. Sehingga,pembayaran akan dapat akurat dan terhindar dari kesalahan yang terjadi saat penginputan manual. 2. Memangkas Biaya Operasional Dengan beralihnya ke sistem e-payment, bisnis akan memangkas berbagai biaya operasional yang berkaitan dengan pengelolaan pembayaran manual, seperti biaya administrasi, pembuatan kwitansi ataupun ongkos kirim dokumen. 3. Mempercepat Arus kas (Cash Flow) Melalui penggunaan sistem e-payment, pembayaran dari customer mudah diterima dan diverifikasi secara instan, sehingga mengurangi waktu tunggu yang biasanya terjadi pada metode pembayaran tradisional. 4. Meningkatkan Skalabilitas Bisnis  Saat bisnis mulai tumbuh dan volume transaksi semakin banyak. Maka, mengelola pembayaran secara manual akan lebih memakan waktu.  Sehingga, dengan meningkatkan sistem e-payment akan dapat membantu dalam meningkatkan skalabilitas bisnis yang lebih baik. 5. Mendukung Fleksibilitas dalam pembayaran  E-payment menawarkan berbagai pilihan metode pembayaran yang dapat disesuaikan dengan preferensi pelanggan, mulai dari kartu kredit, e-wallet, hingga transfer bank atau QR code. Fleksibilitas ini memberi kemudahan bagi pelanggan dalam melakukan transaksi, yang dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dan loyalitas mereka terhadap bisnis Anda. 6. Memberikan Kemudahan dalam pengelolaan Cash Flow  Dengan e-payment, pembayaran dari pelanggan bisa diterima dan terverifikasi secara instan, membuat dana lebih cepat masuk ke kas perusahaan. Di sisi lain, pembayaran ke vendor dapat dieksekusi tepat waktu sesuai jadwal, menjaga reputasi dan kelancaran rantai pasok. Arus kas yang lebih cepat dan prediktif adalah nyawa bagi bisnis manapun. 7. Memperluas Pasar Dengan sistem pembayaran elektronik, bisnis dapat dengan mudah menerima pembayaran dari pelanggan yang berada di seluruh dunia, tanpa terhalang oleh batasan geografis atau perbedaan mata uang. Ini membuka peluang bagi bisnis untuk memperluas pasar dan melayani pelanggan internasional, yang sebelumnya mungkin sulit dijangkau menggunakan metode pembayaran tradisional.   Kesimpulan   Electronic payment adalah metode yang dapat digunakan untuk membantu dalam mengefisiensikan proses bisnis. Tak hanya itu saja, e-payment juga akan membantu dalam meningkatkan skalabilitas bisnis dan dapat meningkatkan akurasi pembayaran.  Jika Anda menginginkan pencatatan transaksi yang lebih terkontrol dengan baik, Anda dapat mengintegrasikan dengan software konsolidasi seperti Bambootree yang dapat membantu menggabungkan data dari berbagai sistem pembayaran dan sumber transaksi ke dalam satu platform yang terpusat. Dengan Bambootree, Anda dapat mengintegrasikan electronic payment dengan sistem akuntansi Anda, seperti pencatatan otomatis transaksi yang dilakukan melalui berbagai metode pembayaran. Selain itu, Bambootree juga menawarkan  fitur rekonsiliasi otomatis dalam pencocokan laporan bank atau sistem pembayaran lainnya.   

Kenali Penggunaan Elektronik Payment Pada Sebuah Bisnis Read More »

Perbedaan omset dan profit

Apa Bedanya Omset dan Profit Dalam Sebuah Bisnis?

Dalam mengukur performa keuangan perusahaan, pastinya tidak asing dengan istilah omset dan profit. Walaupun kedua istilah tersebut terlihat sama, namun keduanya memiliki perbedaan mendasar. Berikut adalah perbedaan dari omset dan profit. Perbedaan Mendasar Dari Pengertiannya  Omset dan profit seringkali dianggap sama, namun keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Omset sering didefinisikan sebagai hasil dari seluruh pendapatan pada periode tertentu tanpa dikurangi biaya apapun.  Berbeda dengan pengertian dari profit  yang sering didefinisikan sebagai jumlah pendapatan ketika telah dikurangi dengan berbagai macam biaya seperti harga pokok penjualan (HPP), produksi, maupun pajak.   Jadi dapat disederhanakan omset itu merupakan keuntungan kotor serta profit adalah keuntungan bersih.   Perbedaan Lainnya dari  Profit dan Omset  Selain dari pengertian,  omset dan profit juga memiliki perbedaan lainnya seperti: 1. Tujuan Utama   Tujuan utama dari mengetahui jumlah omset adalah untuk tolak ukur pendapatan yang dihasilkan. Sehingga nantinya akan berguna apakah bisnis yang dijalankan memiliki daya tarik yang luas dalam pemasaran. Sebaliknya, profit dapat membantu dalam menilai kinerja keuangan dari perusahaan dengan memberikan visualisasi tentang keuntungan yang diperoleh dari seluruh kinerja yang telah dilakukan oleh bisnis.  Dengan demikian, ketika bisnis mendapatkan profit, maka bisnis akan dinilai berhasil dalam menghasilkan keuntungan setelah pertimbangan seluruh biaya dan pengeluarannya.  2. Perhitungannya  Selanjutnya cara penghitungannya juga berbeda beda, jika omset dihitung dengan cara mengalikan harga jual dengan jumlah yang terjual pada periode tertentu.   Berbeda dengan profit, karena ini keuntungan bersih maka cara menghitungnya adalah total seluruh pendapatan dikurangi dengan total biaya yang digunakan misalnya biaya produksi, pajak, bunga, maupun hutang.  3. Keterlibatan Dalam Bisnis  Pada dasarnya omset merupakan hasil dari total seluruh penjualan. Sehingga terlibat dalam penilaian kinerja penjualan yang  telah dilakukan oleh perusahaan tersebut.  Baca Juga: Mengenal Losses Pada Istilah Akutansi Kesimpulan Namun perlu diingat bahwa omset yang tinggi belum tentu mendapatkan keuntungan. Sebab, perusahaan perlu untuk memperhitungkan berbagai macam biaya seperti halnya biaya produksi, operasional maupun pajak.  Sebaliknya, karena profit merupakan keuntungan bersih yang didapatkan oleh perusahaan. Sering kali, profit dilibatkan sebagai ukuran. Dengan demikian, mendapatkan profit tinggi tentunya menjadikan  menunjukan bahwa perusahaan tersebut dapat meningkatkan penjualan serta mengontrol biaya seefisien mungkin. Dari perbedaan diatas, sebenarnya profit dan omset dapat menjadi tolak ukur bagi perusahaan  untuk menilai kinerja keuangan dan operasionalnya. Semoga artikel diatas dapat membantu Anda dalam memahami perbedaan tentang omset dan profit.   

Apa Bedanya Omset dan Profit Dalam Sebuah Bisnis? Read More »

Mengapa Omset Sangat Penting Bagi Pertumbuhan Bisnis

Mengapa Omset Sangat Penting Bagi Pertumbuhan Bisnis?

Dalam menjalankan sebuah bisnis, tentunya mendapatkan keuntungan adalah tujuan yang ingin dicapai. Untuk mendapatkan keuntungan, biasanya bisnis akan melakukan penjualan produk untuk mendapatkan omset. Istilah omset sering disalah artikan sebagai keuntungan bersih. Sebab, omset sebenarnya merujuk pada total pendapatan sebelum dikurangi dengan berbagai macam biaya seperti operasional, produksi, maupun pajak. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai omset meliputi manfaat dan bedanya dengan profit.  Pengertian Omset Apa itu Omset? Omset adalah total uang yang diperoleh dari penjualan suatu produk berdasarkan periode tertentu. Sering kali omset dikaitkan dengan laba kotor, namun ternyata keduanya berbeda.  Sebab, omset akan dihitung dari seluruh dana yang didapatkan tanpa ada pengurangan biaya operasional. Berbeda dengan laba kotor yang dihitung dengan mengurangi dengan biaya yang dikeluarkan dari total pendapatan. Dengan demikian, omset suatu bisnis dapat menjadi indikator awal   untuk melihat potensi pendapatan yang dihasilkan dari pemasaran produk atau layanan. Walaupun, omset tinggi bukan berarti mendapatkan keuntungan bersih yang tinggi juga, tetapi hal ini akan membantu menunjukan bisnis tersebut memiliki permintaan pasar yang baik. Mengapa Mengetahui Omset sangat penting?  Bagi pebisnis, mengetahui omset sangatlah penting terutama dalam memberikan gambaran akan pendapatan  yang dihasilkan dari bisnis tersebut. Selain itu, mengetahui omset sangatlah penting untuk: 1. Tolak Ukur Bisnis  Omset seringkali digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan bisnis, sehingga sangatlah penting  dalam memantau dan menganalisis hasil pendapatan yang telah dilakukan. 2. Perencanaan Keuangan  Dengan mengetahui omset, maka pebisnis dapat melakukan perencanaan keuangan secara lebih matang. Sebab, informasi omset dapat memberikan visualisasi yang jelas mengenai arus kas masuk dan keluar, sehingga nantinya dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan dari pengembangan bisnis. 3. Mengidentifikasi Masalah  Ketika omset yang diketahui berbeda dari semula, maka pebisnis biasanya akan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Sehingga, nantinya pebisnis akan membuat strategi baru yang dapat meningkatkan omset agar kembali atau melebihi dari omset sebelumnya. 4. Pengambilan Keputusan  Selanjutnya omset juga berfungsi sebagai  cara dalam pengambilan keputusan yang tepat. Hal ini karena, ketika omset diketahui, pebisnis akan dapat menilai seberapa besarkah produk/jasa tersebut mempengaruhi penjualan yang dapat diterima oleh konsumen.  Sehingga, informasi tersebut sangatlah membantu dalam mengambil langkah-langkah yang strategis seperti perluasan pasar atau bahkan penyesuaian harga. 5. Penilaian Investor  Menariknya mengetahui omset, dapat membantu dalam menarik investor untuk berinvestasi. Omset yang terus berkembang akan menunjukan potensi dalam  menghasilkan keuntungan dari penjualan yang dilakukan oleh suatu bisnis. Baca Juga: Mengenal Losses Pada Istilah Akutansi Cara Menghitung Omset  Pada dasarnya menghitung omset adalah proses yang sangatlah sederhana. Namun, dalam mencapai hasil yang optimal sangatlah diperlukan ketelitian dalam menghitung omset. Berikut adalah cara menghitung omset yang tepat. Rumus dasar untuk menghitung omset Omset = Jumlah Unit Terjual X Harga Jual per Unit Studi Kasus Dalam Penjualan Air Mineral Kemasan  Agar membantu Anda dalam perhitungan omset, artikel ini akan dilengkapi dengan studi kasus sebagai berikut:  Sebagai contoh  Pak agus memiliki toko kelontong yang menjual air mineral kemasan 600ml dengan harga Rp 3.000 / pc. Lalu pada periode April, pak budi telah melakukan penjualan sebesar 1000 pc. Maka berapa omset penjualan air mineral yang telah dilakukan oleh pak budi?  Untuk mendapatkan hasilnya, maka Anda dapat menjumlahkan unit yang telah terjual dengan harga jual seperti berikut:  Omset = Jumlah Unit Terjual X Harga Jual per Unit Omset = 1000 X 3000 Omet = Rp 3.000.0000 Jadi omset yang dihasilkan oleh pak agus adalah Rp 3.000.000 pada periode penjualan april.  Selain perhitungan omset, pebisnis juga akan menghitung persentase omset untuk mengukur pertumbuhan bisnis dan membandingkan kinerja antara periode-periode yang berbeda. Berikut adalah cara untuk menghitung persentase omset. Rumus dalam menghitung persentase omset Persentase  = ( Akhir – Awal ) : Awal x 100% Sebagai contoh agar dapat lebih menjelaskan, terdapat data penjualan dari pak agus sebagai berikut: Diketahui pada bulan Maret 2025 pak Agus telah menghasilkan omset sebesar Rp 9.500.000  dan pada periode bulan april pak Agus mendapatkan omset sebesar Rp10.100.000. Maka berapa persentase perhitungan omset yang didapatkan oleh pak Agus. Untuk dapat menghitung persentase, dapat menggunakan perhitungan rumus sebagai berikut:  Persentase = (Akhir – Awal) : Awal X 100%  Persentase = (10.100.000 – 9.500.000) : 9.500.000 X 100% Pesentase = 600.000:9.500.000 x 100% Persentase = 0,06315 X 100% Persentase = 6,32%  Maka dapat dijelaskan bahwa omset penjualan dari pak Agus mengalami peningkatan sebesar 6,32% dari maret ke april 2025. Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Laba Bersih? Kesimpulan Pada dasarnya, omset adalah total dari pendapatan yang diperoleh dari penjualan yang dilakukan tanpa dikurangi dengan biaya manapun. Sehingga, dengan mengetahui omset nantinya pebisnis dapat mengukur bagaimana bisnis dapat berkembang lebih baik lagi.  Cara menghitungnya pun juga mudah, karena hanya mengalikan harga penjualan dengan unit yang terjual. Namun perlu diketahui, walaupun proses perhitungannya yang mudah, perhitungan omset harus dilakukan dengan seksama.   Dalam membantu menghitung omset  yang didapatkan, Anda dapat menggunakan software pengelolaan keuangan seperti Bambootree yang dapat  memberikan solusi yang tepat dari bisnis Anda, mulai dari penjualan, pembayaran, hingga pencatatan jurnal.   Selain itu, untuk memudahkan dalam sistem akuntansi, software konsolidasi ini juga terintegrasi secara langsung dengan accurate online.    

Mengapa Omset Sangat Penting Bagi Pertumbuhan Bisnis? Read More »

Apa itu EBITDA: Manfaat dan Cara Menghitungnya

Apa itu EBITDA: Manfaat dan Cara Menghitungnya

Mengetahui EBITDA pada istilah akuntansi sangatlah penting. Terutama dalam mengukur kinerja operasional perusahaan. Tentu bagi seorang yang tidak bergerak pada bidang akuntansi, istilah semacam ini tentunya akan asing. Berikut penjelasan lebih rinci dalam mengenal pengertian, fungsi serta cara menghitungnya. Apa itu EBITDA? EBITDA adalah singkatan dari  Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization. Sehingga dapat diartikan sebagai laba dari perusahaan yang utuh. Karena belum dikurangi dengan biaya bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi.  Sederhananya, EBITDA dapat diartikan sebagai  sebagai laba operasional yang telah dihitung tanpa mengurangi  faktor-faktor lainnya. Walaupun sekilas mirip dengan laba kotor, karena berfokus pada penerimaan keuntungan sebelum mengalami pemotongan seperti bunga dan pajak.  Namun EBITDA akan memberikan gambaran yang jelas bagaimana perusahaan dapat menghasilkan keuntungan tanpa dipengaruhi oleh faktor internal maupun kebijakan akuntansi.   Mengapa Penting Dalam Menghitung EBITDA?    EBITDA berperan sangat penting dalam membantu menilai perusahaan dalam menghasilkan keuntungan seefisien mungkin dengan adanya  aktivitas produksi. Namun, selain itu EBITDA juga memiliki fungsi lainnya yaitu: 1. Tolak Ukur Profitabilitas  Melalui adanya EBITDA itu berarti perusahaan akan memiliki data keuangan secara real-time yang dapat digunakan sebagai tolak ukur profitabilitas yang objektif.  Hal ini dipengaruhi karena pada perhitungan EBITDA biasanya perhitungan tidak memasukan beban bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi. Dengan demikian akan menghasilkan laporan keuangan yang murni dari operasional perusahaan tersebut.  2. Membandingkan Antar Perusahaan  Karena EBITDA akan memvisualkan pendapatan bersih yang diterima sebelum dikurangi oleh beragam biaya. Maka matriks ini sangatlah berperan efektif dalam memberikan informasi mengenai kesehatan keuangan dari perusahaan.  3. Mendukung Proses Pengambilan Keputusan Dengan memahami EBITDA dapat juga membantu dalam proses pengambilan keputusan. Dimana nantinya seseorang yang akan berinvestasi ke dalam perusahaan tersebut akan memilih untuk melihat gambaran kinerja operasional dari EBITDA. 4. Indikator Aruskas Walaupun tidak mempengaruhi langsung, EBITDA juga dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari operasi inti. Hal ini dipilih karena dalam perhitungan dari EBITDA itu benar-benar bersih seperti biaya pajak maupun biaya depresiasi dan amortisasi. Baca Juga: Mengenal Losses Pada Istilah Akutansi Elemen Pada EBITDA  Mengetahui ebitda pada perusahaan tentunya akan membantu dalam menyediakan informasi tentang pendapatan bersih yang belum dikurangi pengaruh eksternal. Berikut adalah elemen-elemen yang dapat Anda ketahui:  Bunga (Interest): Biaya yang dibayarkan atas hutang yang dilakukan perusahaan biasanya mulai dari pinjaman bank yang akan dibayar secara berkala.  Pajak (Taxes): Biaya ini dibayarkan kepada negara untuk nominalnya bergantung pada  penghasilan atau laba yang diperoleh perusahaan, serta peraturan perpajakan yang berlaku di negara tersebut.  Depresiasi (Depreciation): Biaya ini akan dihitung dengan adanya biaya penyusutan aset tetap  seperti bangunan, mesin, atau bahkan alat-alat penunjang produktivitas). Amortisasi (Amortization): Biaya ini dialokasikan pada biaya aset yang tidak berwujud seperti hak cipta, merk dagang, maupun paten. Baca Juga: Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dengan Praktis Bagaimana Cara Menghitung EBITDA Yang Tepat?  Dengan adanya EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization), perusahaan dapat memahami profitabilitas operasional dengan mudah. Berikut adalah cara dalam menghitung EBITDA.   Rumus perhitungan EBITDA: EBITDA = Laba Bersih + Beban Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi  Selain rumus tersebut dalam menghitung EBITDa juga dapat menggunakan cara seperti ini:  EBITDA = Biaya Amortisasi + Beban Depresiasi + Laba operasional   Untuk mempermudah Anda dalam memahaminya, pada artikel ini juga dilengkapi dengan studi kasus sebagai contohnya. Dimana ada perusahaan memperoleh laba dalam operasionalnya sebesar Rp 10.000.000. Namun dalam kegiatan operasional tersebut perusahaan harus membayar biaya-biaya lainnya mulai dari biaya amortisasi sebesar Rp1.000.000. Dan biaya depresi sebesar Rp1.500.000 maka cara menghitungnya adalah: EBITDA = 10.000.000 + 1.000.000 + 1.500.000  EBITDA = 12.500.000  Kesimpulan Namun perlu diketahui bahwa dalam penghitungan EBITDA bisa jadi dapat dimanipulasi oleh perusahaan. Hal itu karena bertujuan agar dapat mendatangkan investor dan melakukan investasi pada perusahaan tersebut. EBITDA adalah sebuah matrik yang menunjukkan laba perusahaan sebelum mempertimbangkan bunga, pajak, penyusutan, atau amortisasi. Sehingga nantinya, dapat berguna sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja operasional inti perusahaan. Untuk memberikan kemudahan Anda dalam menghitung EBITDA, Anda dapat memanfaatkan software pengelolaan keuangan seperti Bambootree. Sebab, software ini telah terintegrasi dengan sistem accurate online yang memberikan kemudahan dalam perhitungan dan pembuatan laporan keuangan yang mudah.  

Apa itu EBITDA: Manfaat dan Cara Menghitungnya Read More »

Scroll to Top