Bagi pemilik bisnis, membuat laporan keuangan bulanan yang akurat dan konsisten adalah suatu kewajiban. Hal ini karena  dapat memberikan gambaran tentang kesehatan finansial dan perencanaan keuangan di masa depan. Berikut adalah manfaat membuat laporan keuangan bulanan dan cara membuatnya.

Mengapa Bisnis Perlu Membuat Laporan Keuangan Bulanan?

Laporan keuangan bulanan bukan hanya alat pelaporan, tetapi sebuah instrumen kontrol dan perencanaan. Berikut adalah manfaat utama dalam pembuatan laporan keuangan bulanan:

1. Monitoring performa keuangan

Dengan adanya laporan keuangan, itu berarti pembisnis dapat melihat arus kas masuk maupun keluar secara berkala.

2. Deteksi dini masalah keuangan

Manfaat selanjutnya adanyae laporan keuangan dapat membantu pembisnis dalam mendeteksi masalah keuangan. Hal ini karena laporan keuangan memberikan gambaran yang jelas tentang arus kas, pendapatan, pengeluaran, serta kewajiban finansial perusahaan.  Misalnya, penurunan margin atau lonjakan biaya operasional.

3. Dasar pengambilan keputusan

Melalui laporan keuangan yang tersusun rapi, seperti alokasi anggaran, ekspansi, atau efisiensi biaya. pebisnis dapat memperoleh informasi yang akurat dan transparan mengenai kondisi finansial perusahaan. Dengan demikian, nantinya akan mempermudah dalam pengambilan keputusan.

Format dan Komponen Laporan Keuangan Bulanan

Seperti laporan keuangan lainnya, laporan keuangan bulanan juga mencakup tiga komponen utama yaitu:

1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

 

Komponen utama yang wajib ada pada laporan keuangan bulanan adalah laporan laba-rugi. Hal ini karena perusahaan dapat mengukur perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran biaya-biaya tertentu. Dengan demikian, laporan laba-rugi membantu pemilik bisnis menilai kinerja operasional perusahaan dalam periode bulanan.

Contoh Laporan Laba Rugi Sederhana – PT Maju Jaya (Periode Agustus 2025)

 

Keterangan Jumlah
Pendapatan Penjualan Rp 100.000.000
Harga Pokok Penjualan (HPP) (Rp 45.000.000)
Laba Kotor Rp 55.000.000
Biaya Operasional (Gaji, Sewa, dll.) (Rp 20.000.000)
Laba Bersih Sebelum Pajak Rp 35.000.000

2. Laporan Neraca (Balance Sheet)

 

Neraca memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan pada satu titik waktu tertentu. Laporan ini menunjukkan apa yang dimiliki perusahaan (Aset) dan dari mana sumbernya (Kewajiban dan Modal). Rumus dasarnya adalah: Aset = Kewajiban + Modal.

 

Contoh Neraca Sederhana – PT Maju Jaya (Per 31 Agustus 2025)

 

Aset Jumlah Kewajiban & Modal Jumlah
Kas dan Setara Kas Rp 50.000.000 Utang Usaha Rp 20.000.000
Piutang Usaha Rp 15.000.000 Modal Dissector Rp 50.000.000
Persediaan Rp 25.000.000 Laba Ditahan Rp 20.000.000
Total Asset Rp 90.000.000 Total Kewajiban & Modal Rp 90.000.000

3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

Laporan ini melacak semua pergerakan uang tunai yang masuk dan keluar dari perusahaan, yang dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Contoh Laporan Arus Kas Sederhana – PT Maju Jaya (Periode Agustus 2025)

 

Keterangan Jumlah
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba Bersih Rp 35.000.000
Penyesuaian:
Kenaikan Piutang Usaha (Rp 5.000.000)
Kenaikan Utang Usaha Rp 2.000.000
Arus Kas Bersih dari Operasi Rp 32.000.000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Pembelian Aset Tetap (misal: mesin) (Rp 10.000.000)
Arus Kas Bersih dari Investasi (Rp 10.000.000)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
(Tidak ada penambahan modal/pembayaran utang bank) Rp 0
Arus Kas Bersih dari Pendanaan Rp 0
Perubahan Bersih Kas dan Setara Kas Rp 22.000.000
Saldo Kas di Awal Periode (1 Agustus 2025) Rp 28.000.000
Saldo Kas di Akhir Periode (31 Agustus 2025) Rp 50.000.000

 

Tantangan yang Sering Dihadapi Saat Membuat Laporan Manual

 

Melihat contoh di atas mungkin tampak mudah untuk membuat laporan dengan cara manual.  Berikut adalah tantangan yang bisa saja dihadapi:

  1. Risiko Human Error: Salah memasukkan satu angka saja dapat merusak keseluruhan laporan dan menyebabkan analisis yang salah.
  2. Memakan Waktu: Proses rekapitulasi data dari berbagai catatan atau spreadsheet sangat menyita waktu produktif yang seharusnya bisa digunakan untuk strategi bisnis.
  3. Sulitnya Konsolidasi: Bagi bisnis dengan beberapa cabang, menggabungkan data keuangan menjadi satu laporan konsolidasi adalah pekerjaan yang sangat rumit.
  4. Masalah Backdate: Perlu memperbaiki transaksi dari periode sebelumnya? Melakukan backdate secara manual bisa merusak data dan laporan yang sudah ada.

 

Bambotree: Solusi Akuntansi Untuk Otomatisasikan Laporan 

 

Bayangkan jika semua tantangan tersebut bisa diatasi. Dengan software akuntansi modern, laporan keuangan bulanan dapat dibuat secara otomatis, akurat, dan instan. Sistem yang terintegrasi memastikan tidak ada lagi risiko kesalahan input manual.

Oleh karena itu, Bambootree hadir sebagai software yang dapat membantu dalam pembuatan laporan keuangan bulanan. Tak hanya untuk membuat laporan saja, sistem ini juga memiliki fitur andalan yaitu untuk melakukan konsolidasi antar cabang secara real-time dan kemampuan backdate dalam menggubah tanggal sebelumnya. 

Jadi masih mau pakai cara manual yang berisiko dan memakan waktu? Yuk gunakan bambootree sekarang dan wujudkan kemudahan dalam pembuatan laporan keuangan.

Bagikan artikel ini ke

Scroll to Top