Retur pembelian adalah. Dalam artikel ini, kita akan coba membahas tentang apa itu retur pembelian, bagaimana prosesnya apa itu pengertiannya. Agar paham seluruhnya, teman – teman bisa mengikuti sampai akhir ya.

Apa itu retur pembelian?

Retur Pembelian

Retur pembelian adalah pengembalian barang dari pembeli kepada penjual karena barang yang diterima tidak sesuai dengan spesifikasi atau rusak. Retur pembelian mengurangi utang pembeli kepada penjual. Akun retur pembelian dicatat di kredit dalam jurnal keuangan, sementara utang dagang dicatat di debit. Dengan demikian, retur pembelian mempengaruhi pencatatan arus kas.

Jenis-jenis retur pembelian:

  1. Retur Pembelian Secara Kredit: Pengembalian barang yang dibeli secara kredit, diangsur dan lunas sesuai waktu jatuh tempo yang disepakati.
  2. Retur Pembelian Secara Tunai: Pengembalian barang yang dibeli tunai, dicatat di arus kas, dan bisa dikembalikan jika rusak.

Retur Penjualan

Retur penjualan adalah penerimaan kembali barang oleh penjual dari pembeli. Ini terjadi jika barang yang dikirim tidak sesuai atau rusak. Retur penjualan mengurangi piutang penjual kepada pembeli. Dalam jurnal keuangan, retur penjualan dicatat di debit, sedangkan piutang dagang dicatat di kredit.

Jenis-jenis retur penjualan:

  1. Retur yang mengembalikan kas pembeli.
  2. Retur yang mengurangi piutang pembeli.
  3. Retur untuk mengganti barang rusak dengan barang baru.

Perusahaan harus memperhatikan spesifikasi barang yang dikirim untuk mengurangi angka retur.

Baca Juga : Account Receivable Adalah : Pengertian dan Penjelasannya

Perbedaan Retur Penjualan dan Retur Pembelian

  • Pelaku Retur: Retur penjualan dilakukan oleh konsumen akhir, sedangkan retur pembelian dilakukan oleh pihak yang membeli dari pemasok.
  • Alasan Pengembalian: Retur penjualan terjadi karena produk tidak sesuai atau rusak, sementara retur pembelian karena produk cacat atau tidak sesuai spesifikasi.
  • Pengaruh terhadap Bisnis: Retur penjualan mempengaruhi reputasi toko, sedangkan retur pembelian mempengaruhi hubungan bisnis antara pemasok dan pembeli.
  • Prosedur Pengembalian: Retur penjualan biasanya lebih sederhana dibandingkan retur pembelian yang lebih kompleks.

Bisnis harus memahami perbedaan ini dan memiliki prosedur pengembalian yang jelas untuk mengelola risiko dan meningkatkan kepercayaan konsumen atau pihak yang membeli produk. Berdasarkan UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, pengiriman barang yang sengaja rusak atau salah dapat dikenai sanksi hukum.

Bagikan artikel ini ke

Scroll to Top