June 26, 2024

account receivable adalah

Account Receivable Adalah : Pengertian dan Penjelasannya

Apa Itu Account Receivable dan Account Payable? Dalam proses bisnis perusahaan, beberapa elemen penting sangat dibutuhkan. Selain proses produksi, ada juga aktivitas jual-beli serta utang-piutang yang biasa dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dan menciptakan aliran kas (cash flow). Dalam akuntansi, utang-piutang dikenal dengan istilah account receivable dan account payable. Apa saja ketentuan yang diperlukan dalam account receivable dan account payable? Simak penjelasannya berikut ini! Account Receivable adalah catatan transaksi yang menjadi dasar penerimaan uang, juga dikenal sebagai piutang usaha. Ini merupakan transaksi penagihan kepada konsumen yang berhutang, baik itu perorangan, perusahaan, atau organisasi. Account receivable tidak tercatat saat membuat perintah penjualan, tetapi baru tercatat jika pelanggan membayar dengan sistem cicil atau lunas di muka. Banyak perusahaan menjual secara kredit untuk meningkatkan penjualan barang atau jasa. Piutang dari penjualan kredit ini biasanya diklasifikasikan sebagai piutang usaha. Ciri-Ciri Account Receivable Ada tiga ciri utama pada piutang: Nilai Jatuh Tempo: Sejumlah nilai transaksi utama ditambah bunga. Tanggal Jatuh Tempo: Hari pembayaran dimana perusahaan menagih kewajiban pada pihak lain. Keterlambatan biasanya dikenakan denda. Umur Jatuh Tempo: Dibagi menjadi bulanan dan harian. Untuk penghitungan bulanan, waktu jatuh tempo sama dengan tanggal terjadinya piutang di bulan berikutnya. Account Payable Selain account receivable, ada juga account payable atau hutang dagang. Account payable adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu tertentu. Kewajiban ini muncul karena perusahaan membeli secara kredit untuk menjual kembali barang dagangan. Account payable merujuk pada jumlah terutang karena pembelian, baik oleh perusahaan perdagangan atas barang jadi maupun perusahaan industri atas bahan baku. Account payable tidak dicatat saat pemesanan dilakukan, tetapi saat barang diterima oleh pembeli. Jika ada potongan pembelian secara tunai, account payable dilaporkan setelah dikurangi potongan tersebut. Dalam sistem perpajakan, juga dikenal istilah utang dan piutang pajak. Baca Juga : Tips Untuk Meningkatkan Keamanan Data dalam Akuntansi Kesimpulan Kesimpulan Account receivable dan account payable adalah istilah umum dalam akuntansi, yang berarti piutang usaha dan utang dagang. Account receivable mengacu pada penagihan kewajiban pembayaran kepada pihak lain, sedangkan account payable adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi sesuai perjanjian. Jadi, jangan bingung lagi dengan istilah account receivable dan account payable!

Account Receivable Adalah : Pengertian dan Penjelasannya Read More »

tips keamanan data akuntansi

Tips Untuk Meningkatkan Keamanan Data dalam Akuntansi

Tips kemanan data akuntansi. Ancaman keamanan adalah bahaya nyata bagi semua bisnis yang menjalankan setidaknya sebagian operasinya secara online. Namun, praktik akuntansi sangat rentan karena mereka mengelola data keuangan dan data klien mereka. Laporan menunjukkan bahwa satu dari tiga kantor akuntan mengalami serangan dunia maya , yang menjadikan sektor ini sebagai sektor kelima yang paling menjadi sasaran dalam hal ancaman peretasan. Lebih buruk lagi, pelanggaran keamanan sering kali meluas hingga ke operasional offline perusahaan juga. Pertanyaan besarnya adalah: bagaimana cara menghadapinya?  Dalam postingan ini, kami akan menjelaskan apa yang membuat keamanan data dalam akuntansi begitu penting dan menunjukkan kepada Anda tips praktis tentang cara melindungi informasi sensitif.  Catatan : Hanya ingin langsung ke tips keamanan kami? Lewati postingan selanjutnya dan langsung menuju ke praktik terbaik untuk keamanan data akuntansi. Praktik terbaik untuk keamanan data akuntansi Meskipun semakin sulit untuk menangkis ancaman yang terus berubah, praktik akuntansi dapat menerapkan beberapa langkah keamanan.  1. Otentikasi pengguna Otentikasi berfungsi sebagai garis pertahanan pertama terhadap akses tidak sah. Penggunaan metode autentikasi multifaktor yang kuat membantu memastikan bahwa hanya personel yang berwenang yang dapat mengakses data keuangan penting. Hal ini mungkin melibatkan kombinasi kata sandi, biometrik, kartu pintar, atau mekanisme autentikasi aman lainnya. 2. Enkripsi data Tips kemanan data akuntansi selanjutnya adalah mengenkripsi data keuangan baik saat transit maupun saat disimpan adalah hal mendasar. Enkripsi mengubah data menjadi format yang tidak dapat dibaca — meskipun seseorang dapat mengakses informasi Anda tanpa izin, mereka tidak akan dapat menguraikannya. 3. Pembaruan perangkat lunak secara berkala Perangkat lunak yang ketinggalan zaman sering kali rentan terhadap eksploitasi oleh penjahat dunia maya. Menurut laporan tersebut, 80% organisasi yang mengalami pelanggaran data sebenarnya dapat mencegahnya dengan memperbarui perangkat lunak tepat waktu. 4. Amankan konfigurasi jaringan dan firewall Tip lainnya adalah membuat konfigurasi jaringan yang aman dan firewall yang solid. Hal ini membantu menciptakan penghalang pelindung terhadap akses tidak sah. Sederhananya, segmentasi jaringan yang tepat akan menjaga keseluruhan sistem tetap terkendali meskipun satu bagian jaringan terganggu. 5. Menyelenggarakan pelatihan karyawan Kesalahan manusia adalah faktor penting dalam pelanggaran data — mungkin terlalu signifikan. Beberapa laporan menyatakan bahwa 95% pelanggaran data terjadi akibat kesalahan manusia. Itu sebabnya Anda harus mengadakan sesi pelatihan rutin tentang kesadaran keamanan siber.  Dengan begitu, karyawan akan mengetahui cara mengenali dan menggagalkan upaya phishing, taktik rekayasa sosial, dan praktik penipuan lainnya. 6. Memantau dan mengaudit akses terhadap data keuangan Alat pemantauan dan audit waktu nyata adalah satu-satunya cara untuk melacak dan meninjau akses ke data keuangan. Hal ini tidak hanya membantu mendeteksi aktivitas mencurigakan dengan segera tetapi juga memfasilitasi kepatuhan terhadap persyaratan peraturan. Baca Juga : Rumus EOQ: Cara Mengoptimalkan Persediaan untuk Bisnis Anda 7. Melakukan backup data secara berkala Tips keamanan data akuntansi terakhir adalah pencadangan data rutin adalah mekanisme pertahanan penting terhadap kehilangan data akibat serangan siber atau kegagalan sistem. Jika terjadi pelanggaran, organisasi Anda dapat dengan cepat memulihkan data keuangan untuk meminimalkan waktu henti.

Tips Untuk Meningkatkan Keamanan Data dalam Akuntansi Read More »

jurnal penyesuaian adalah

Jurnal Penyesuaian Accurate : Apa Itu? Bagaimana Penjelasannya

Pengertian Jurnal Penyesuaian Menurut Wikipedia, jurnal penyesuaian adalah penyesuaian saldo akun dalam buku besar. Ayat jurnal penyesuaian adalah catatan yang dibuat untuk mencatat perubahan saldo pada beberapa akun. Tujuannya adalah agar saldo akhir akun menunjukkan jumlah yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian memiliki fungsi sebagai berikut: Menetapkan saldo akun-akun nominal (pendapatan dan beban) yang dapat diakui dalam siklus akuntansi, menunjukkan situasi yang sebenarnya. Menghitung perkiraan pendapatan dan beban yang sebenarnya selama siklus akuntansi. Menetapkan saldo catatan pada setiap akun buku besar di akhir siklus akuntansi sehingga perkiraan saldo kewajiban dan harta menunjukkan jumlah sesungguhnya. Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang Jurnal penyesuaian perusahaan dagang adalah jurnal yang dibuat ketika ada perubahan saldo pada suatu akun dalam buku besar sehingga perlu penyesuaian pada akhir siklus akuntansi. Dengan demikian, saldo akun dalam buku besar menunjukkan jumlah yang sebenarnya. Tujuannya adalah untuk mencatat pendapatan atau beban yang tidak diakui dalam siklus akuntansi tersebut. Pencatatan jurnal penyesuaian ini dikategorikan ke dalam dua hal: Akrual: Pengakuan atas pendapatan yang belum diterima dan beban yang belum dibayar atau harus dibayar. Deferal: Penangguhan pengakuan atas pendapatan diterima di muka dan beban dibayar di muka. Akun-Akun yang Menggunakan Jurnal Penyesuaian Beberapa akun yang menggunakan jurnal penyesuaian dalam akuntansi meliputi: Persediaan barang dagang: Menggunakan jurnal penyesuaian untuk menghilangkan persediaan awal dan mencatat persediaan akhir dengan metode Ikhtisar Rugi-Laba. Persediaan perlengkapan: Perlengkapan yang telah terpakai memerlukan jurnal penyesuaian. Biaya dibayar di muka: Memerlukan jurnal penyesuaian pada akhir siklus akuntansi. Biaya yang menjadi hak dibayar: Memerlukan jurnal penyesuaian pada akhir siklus akuntansi. Beban yang harus dibayar: Utang yang harus dibayar pada tiap akhir siklus akuntansi. Pendapatan yang menjadi hak diterima: Pendapatan yang belum diterima memerlukan jurnal penyesuaian pada akhir siklus akuntansi. Piutang tak tertagih: Membuat jurnal penyesuaian atas taksiran kerugian piutang yang tak tertagih. Penyusutan aset tetap: Aset tetap memerlukan jurnal penyesuaian di akhir siklus akuntansi. Contoh Pencatatan Jurnal Penyesuaian Sebagai contoh, perusahaan ABC memiliki perlengkapan yang mengalami penyusutan sebesar Rp300.000.000 pada bulan Desember 2023. Maka, ini menambah beban penyusutan dan akumulasi penyusutan sebesar Rp300.000.000. Jurnal penyesuaian untuk penyusutan perlengkapan adalah: Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Desember 2023 Beban Penyusutan Perlengkapan Rp300.000.000 Akumulasi Penyusutan Perlengkapan Rp300.000.000 Baca Juga : 5 Contoh Biaya Peluang dalam Kehidupan Sehari-hari Kesimpulan Jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang dibuat ketika ada perubahan saldo pada suatu akun untuk memperbarui data dalam buku besar pada akhir siklus akuntansi. Jurnal ini penting untuk memastikan saldo kas perusahaan menunjukkan angka yang sebenarnya, yang penting untuk pengambilan keputusan krusial.

Jurnal Penyesuaian Accurate : Apa Itu? Bagaimana Penjelasannya Read More »

sales down payment adalah

Sales Down Payment Adalah : Pengertian dan Penjelasan

Anda ingin membeli barang secara kredit? Uang muka atau down payment adalah salah satu syarat yang harus dibayarkan di awal pembelian barang tersebut. Uang muka ini biasanya diperlukan jika Anda ingin mencicil barang atau aset dengan nilai yang cukup tinggi. Saat membeli handphone, banyak toko atau perusahaan yang juga mewajibkan Anda untuk membayar uang muka di awal guna memastikan cicilan. Jika Anda belum memahami sepenuhnya tentang uang muka atau down payment, jangan khawatir. Di bawah ini disajikan penjelasan mengenai pengertian uang muka serta keuntungan dari uang muka atau down payment. Mari simak pembahasannya dengan seksama. Pengertian Sales Down Payment Pengertian uang muka atau sales down payment adalah sejumlah uang yang ditentukan oleh penjual atau kreditur dan harus dibayarkan oleh pembeli untuk sebuah barang atau properti sebagai jaminan sebelum pelunasan penjualan. Biasanya, besaran uang muka ditetapkan dalam persentase dari total harga penjualan. Uang muka atau down payment juga merupakan pembayaran awal yang biasanya dilakukan untuk membeli barang atau jasa dengan metode cicilan. Fungsi dari uang muka ini adalah untuk mengamankan produk yang diinginkan oleh pembeli serta mengurangi risiko yang terkait dengan penjualan. Untuk lebih memahami fungsi uang muka, berikut ini dijelaskan beberapa fungsinya. Fungsi Uang Muka Seperti dijelaskan sebelumnya, uang muka atau down payment adalah uang yang sering diperlukan dalam pembelian dengan nominal besar, seperti rumah, kendaraan, atau aset besar lainnya seperti mesin pabrik. Besarannya bervariasi, tetapi umumnya berupa persentase dari total harga, misalnya 5%, 10%, 15%, atau 20%. Uang muka ini harus dibayarkan sebelum barang atau produk diserahkan. Meskipun uang muka ini tampaknya menguntungkan penjual karena mereka menerima uang sebelum barang diserahkan, pembeli juga diuntungkan karena mengurangi jumlah total yang harus dibayar. Selain itu, uang muka memastikan komitmen pembeli terhadap transaksi tersebut. Dalam dunia bisnis, uang muka juga penting untuk penjualan produk atau jasa yang memerlukan proses manual atau pengiriman bertahap. Penjual dapat meminta uang muka untuk memastikan bahwa pembeli serius dalam melakukan transaksi. Barang Apa Saja yang Dibeli Menggunakan Uang Muka? Uang muka atau down payment biasanya diterapkan pada pembelian barang-barang berharga tinggi dengan cara mencicil atau meminjam. Oleh karena itu, penjual sering kali mewajibkan uang muka untuk menutupi sebagian harga barang yang akan dibeli. Penerapan uang muka harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu pembeli atau debitur, dan penjual atau kreditur. Uang muka ini akan mempengaruhi biaya pinjaman, termasuk biaya bunga dan durasi pinjaman. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami pembahasan mengenai uang muka agar dapat menentukan jumlah yang sesuai dengan kemampuan Anda. Baca Juga : Activity Based Costing adalah Metode Penghitungan Biaya Mengapa Penjual Menerapkan Sistem Uang Muka? Sistem uang muka atau sales down payment erat kaitannya dengan harga barang atau jasa yang dijual, terutama untuk barang dengan harga tinggi seperti kendaraan, tanah, dan rumah. Uang muka merupakan bagian dari harga pembelian yang harus dibayarkan oleh pembeli dan bukan bagian dari pinjaman. Pembeli membayar uang muka dari tabungan mereka sendiri, dan metode pembayarannya bisa menggunakan kartu kredit, pembayaran elektronik, cek, dan lain-lain. Ketika penjual atau kreditur memberikan pinjaman, mereka sebenarnya mengambil risiko. Risiko tersebut adalah jika pembeli tidak bisa melanjutkan pembayaran di kemudian hari, maka kreditur akan kehilangan uang muka tersebut. Dengan adanya uang muka, risiko bagi pembeli berkurang. Misalnya, jika pembeli memberikan uang muka sebesar 20% untuk membeli rumah, maka pemberi pinjaman hanya perlu menutupi 80% sisanya.

Sales Down Payment Adalah : Pengertian dan Penjelasan Read More »

Scroll to Top