December 3, 2025

Tantangan Implementasi Akuntansi Syariah

Tantangan Implementasi Akuntansi Syariah

Penerapan akuntansi syariah pada dasarnya merupakan upaya perusahaan untuk mengelola keuangan secara lebih etis, transparan, dan sesuai prinsip-prinsip syariat Islam. Namun dalam prakteknya, pengimplementasian akuntansi syariah masih menghadapi berbagai tantangan yang tidak sederhana. Tantangan Dalam Implementasi Akuntansi Syariah Pada Perusahaan  Pada proses implementasi tentu saja tidaklah berjalan dengan mulus. Sebab, pastinya terdapat hambatan yang bisa saja terjadi. Berikut adalah tantangan dalam mengimplementasikan akuntansi syariah pada perusahaan: 1. Keterbatasan SDM dan Kompetensi  Salah satu hambatan terbesar adalah minimnya jumlah akuntan yang memiliki pemahaman mendalam mengenai prinsip syariah dan PSAK Syariah. Akibatnya banyak perusahaan tidak memiliki cukup SDM yang mampu menafsirkan akad seperti murabahah, musyarakah, salam, atau istishna’. Walaupun bisa saja menjadi SDM yang berkualitas namun dapat beresiko terhadap salah pencatatan dan ketidaksesuaian laporan menjadi lebih besar. 2. Kompleksitas Standar PSAK Syariah PSAK Syariah pada dasarnya memiliki struktur pelaporan yang lebih detail. Sebab, nantinya setiap hal  akan diatur dalam jenis akad yang spesifik.  Selain itu, penerapan PSAK Syariah juga membutuhkan elemen yang rumit seperti kelengkapan dokumen, audit syariah, atau pembuktian transaksi yang jelas. Sehingga, ketika perusahaan yang baru beradaptasi, hal ini dapat menjadi proses yang memakan waktu dan rawan kesalahan.  3. Integrasi dengan Sistem Akuntansi Konvensional  Sebagian besar software akuntansi yang digunakan perusahaan masih berbasis sistem konvensional dan belum menyediakan fitur pencatatan syariah secara otomatis. Dengan demikian, perusahaan perlu meng custom software yang sesuai dengan prinsip syariah seperti fitur bagi hasil, nisbah, margin murabahah, dan audit trail syariah. Sehingga, nantinya pencatatan yang dilakukan pada sistem akuntansi akan lebih sesuai dengan berbagai jenis akad yang digunakan. 4. Tantangan Regulasi dan Kepatuhan  Regulasi akuntansi dan keuangan syariah terus berkembang mengikuti dinamika industri. Hal ini dapat membingungkan perusahaan, terutama yang belum memiliki unit kepatuhan syariah. 5. Adaptasi terhadap Perkembangan Teknologi    Digitalisasi menjadi aspek penting dalam akuntansi syariah modern. Namun, banyak perusahaan belum siap melakukan transformasi digital secara menyeluruh. Baca Juga: 3 Software Akuntansi dengan Fitur Konsolidasi Terbaik di Indonesia Solusi Mengatasi Tantangan Implementasi Akuntansi Syariah   Dalam menghadapi tantangan yang ada, maka sangat penting perusahaan untuk menggunakan solusi berikut ini: 1. Penguatan Kompetensi SDM Kompetensi sumber daya manusia merupakan pondasi utama dalam menerapkan akuntansi syariah. Sebab, tanpa pemahaman yang tepat ada resiko yang bisa saja terjadi seperti kesalahan pencatatan transaksi, ketidaksesuaian dengan PSAK Syariah, hingga potensi pelanggaran prinsip syariah dalam proses bisnis. Sehingga, melalui penguatan SDM. Nantinya perusahaan akan dapat meminimalkan kesalahan dan meningkatkan kepatuhan standar pelaporan syariah. 2. Standarisasi Dokumen dan SOP Akad Agar transaksi syariah berjalan sesuai ketentuan, perusahaan harus memiliki dokumen dan SOP yang jelas, terstandar, dan terdokumentasi dengan baik. Tanpa standar yang tepat, perusahaan berisiko mengalami ketidakteraturan administrasi dan kesulitan dalam audit. Sehingga, perlu adanya penyusunan template yang digunakan setiap transaksi sesuai dengan akad yang mana. Selain itu Membuat SOP (Standard Operating Procedure) yang menjelaskan alur transaksi syariah secara rinci. 3. Audit Syariah Audit syariah merupakan proses verifikasi untuk memastikan bahwa setiap transaksi dan laporan keuangan telah dijalankan sesuai prinsip-prinsip syariah. Ketiadaan audit syariah dapat menyebabkan ketidaksesuaian atau bahkan pelanggaran prinsip syariah. Dengan adanya audit ini nantinya akan membantu dalam menjaga integritas perusahaan dalam menjalankan bisnis berbasis syariah. 4. Berkolaborasi dengan Lembaga Syariah Kolaborasi eksternal dapat memperkuat implementasi akuntansi syariah secara lebih cepat dan akurat. Melalui kerja sama dengan lembaga syariah, perusahaan dapat memperoleh dukungan operasional, pembiayaan, hingga pendampingan regulasi. Dengan adanya kolaborasi ini perusahaan nantinya akan memperkuat kredibilitas perusahaan sekaligus memastikan bahwa seluruh proses bisnis sesuai dengan prinsip syariah.  Kapan Akuntansi Syariah Digunakan? Setelah mengetahui tantangan dan solusinya, Anda pasti akan bertanya: kapan sebenarnya perusahaan perlu menggunakan akuntansi syariah? Pada dasarnya, akuntansi syariah dapat diterapkan tidak hanya oleh lembaga keuangan syariah, tetapi juga oleh berbagai jenis perusahaan yang ingin mengedepankan prinsip etika, transparansi, dan kepatuhan terhadap hukum syariah. Baca Juga: Mengenal Neraca Saldo untuk Perusahaan Dagang Kesimpulan  Akuntansi syariah menawarkan transparansi, akuntabilitas, dan nilai etis yang kuat. Namun, implementasinya menghadapi hambatan: keterbatasan SDM, kompleksitas PSAK, integrasi sistem, dokumentasi akad, dan tantangan regulasi. Sehingga sangat diperlukan solusi seperti peningkatan kompetensi SDM, penggunaan software akuntansi syariah, audit internal, serta SOP yang jelas, perusahaan dapat mengatasi seluruh tantangan tersebut.  Namun dalam perkembangannya, kebutuhan perusahaan tidak hanya berhenti pada penerapan prinsip syariah, tetapi juga kemampuan dalam menggabungkan laporan keuangan terutama ketika perusahaan telah memiliki anak cabang. Proses konsolidasi secara manual sering kali memakan waktu, rentan terjadi perbedaan data, dan sulit mengakomodasi koreksi transaksi di periode sebelumnya. Oleh karena itu bambootree hadir sebagai software konsolidasi dan backdate yang dapat membantu mengefisiensikan proses pembuatan laporan multi cabang. Tertarik menggunakan bambootree? Yuk hubungi kami sekarang juga.

Tantangan Implementasi Akuntansi Syariah Read More »

Mengenal Perbedaan Akuntansi Syariah Dan Konvensional

Mengenal Perbedaan Akuntansi Syariah Dan Konvensional

Setiap bisnis pasti memiliki satu fondasi penting yang tidak bisa dilepaskan, yaitu aktivitas akuntansi sebagai sistem pencatatan dan pengelolaan keuangan. Seiring berkembangnya praktik ekonomi, muncul dua pendekatan akuntansi yang banyak digunakan, yakni akuntansi syariah dan akuntansi konvensional. Walaupun terkesan memiliki kesamaan, namun kedua hal tersebut memiliki perbedaan mendasar.  Perbedaan Akuntansi Syariah Dengan Akuntansi Konvensional   Kedua istilah ini terlihat sama karena sama-sama berfungsi sebagai sistem pencatatan keuangan. Namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Berikut adalah perbedaannya: 1. Perbedaan dari Pengertian Akuntansi syariah adalah sebuah sistem akuntansi yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam dan bertujuan untuk memastikan transaksi keuangan dilakukan secara halal, adil, dan bebas dari unsur yang dilarang seperti riba, gharar, dan maysir.  Berbeda dengan akuntansi syariah, akuntansi konvensional sering diartikan sebagai sistem akuntansi yang mengikuti standar internasional seperti PSAK dan IFRS, dengan fokus utama pada penyajian informasi keuangan yang relevan, objektif, dan bermanfaat bagi stakeholder.   Akuntansi konvensional tidak berlandaskan nilai agama tertentu, melainkan prinsip ekonomi modern yang berorientasi pada profit, efisiensi, dan pengambilan keputusan yang rasional.   2. Perbedaan dari Tujuan   Perbedaan selanjutnya dapat dilihat dari tujuan penggunaan akuntansi. Akuntansi syariah bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang tidak hanya akurat, tetapi juga sesuai dengan ketentuan syariah, sehingga setiap transaksi yang dilakukan harus mencerminkan nilai keadilan, kehalalan, dan tanggung jawab moral.    Sementara itu, akuntansi konvensional memiliki tujuan utama untuk menyediakan informasi keuangan yang relevan dan andal bagi investor, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya, sehingga mereka dapat menilai posisi keuangan, kinerja perusahaan, serta prospek ekonomi di masa depan.   3. Perbedaan dari Cara Pencatatan   Salah satu aspek yang paling jelas membedakan akuntansi syariah dan akuntansi konvensional adalah cara pencatatannya. Dalam akuntansi syariah, setiap transaksi dicatat berdasarkan akad yang digunakan, seperti murabahah, mudharabah, musyarakah, ijarah, dan salam.  Pencatatan harus sesuai dengan ketentuan syariah dan tidak boleh mengandung unsur riba. Oleh karena itu, bunga tidak dicatat sebagai pendapatan atau beban, melainkan digantikan oleh sistem bagi hasil atau margin keuntungan yang telah disepakati.  Akuntansi syariah juga memiliki laporan tambahan seperti laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, sedekah, serta laporan kepatuhan syariah. Berbeda dengan itu, akuntansi konvensional mencatat transaksi menggunakan prinsip accrual basis, di mana pendapatan dan beban diakui ketika terjadi, tanpa mempertimbangkan halal atau haramnya transaksi tersebut.  Dalam sistem ini, bunga dicatat sebagai bagian dari pendapatan atau biaya, dan pengukuran aset maupun liabilitas banyak mengikuti nilai wajar (fair value).  Laporan keuangannya pun mengikuti format umum seperti neraca, laporan laba rugi, arus kas, dan perubahan ekuitas tanpa elemen syariah tambahan. Baca Juga: Jenis-Jenis Transaksi Pada Jurnal Memorial Kesimpulan Pada dasarnya, akuntansi syariah dan akuntansi konvensional sama-sama penting bagi perkembangan ekonomi modern, namun keduanya memiliki perbedaan mendasar terutama pada prinsip-prinsip yang digunakan. Dengan keberagaman sistem akuntansi yang ada, ada satu kesamaan yaitu ketika perusahaan memiliki anak atau cabang tertentu dan cara menyusun laporan keuangannya berbeda. Sehingga, perusahaan tetap membutuhkan proses konsolidasi untuk menggabungkan seluruh laporan keuangan agar informasi yang dihasilkan konsisten, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu Bambootree hadir sebagai software konsolidasi dan backdate yang menjadi solusi efektif dalam menyederhanakan penyusunan laporan, mempercepat proses rekonsiliasi atau memastikan setiap data telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Tertarik untuk menggunakan Bambootree? Yuk hubungi tim marketing kami dan bikin laporan keuangan menjadi lebih sederhana.   

Mengenal Perbedaan Akuntansi Syariah Dan Konvensional Read More »

Scroll to Top