Informasi

Apa Yang Dimaksud Dengan Laba Bersih?

Apa Yang Dimaksud Dengan Laba Bersih?

Jika Anda belum tahu apa yang dimaksud dengan Laba Bersih? Laba bersih atau net income adalah keuntungan yang didapat oleh perusahaan yang sudah dikurangi dengan berbagai hal seperti pajak ataupun pengeluaran yang relevan.  Berikut adalah penjelasan lebih rinci dari tentang definisi, fungsi dan cara menghitungnya.    Pengertian Laba Bersih    Pendapatan bersih atau laba bersih dapat diartikan sebagai indikator  keuangan perusahaan untuk memvisualisasikan kemampuan dalam menghasilkan keuntungan setelah dikurang biaya yang relevan. Biaya tersebut mencakup beragam hal seperti operasional, pajak, maupun bunga.    Laba bersih juga dijelaskan oleh kasmir dalam bukunya yang menjelaskan  mengenai  sebuah pendapat yang telah dikurangi dengan seluruh biaya yang menjadi beban pada perusahaan misalnya seperti pajak maupun bunga.    Sehingga, arti laba bersih dapat disederhanakan menjadi keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi dengan semua biaya yang ditanggung perusahaan.    Pentingkah Menghitung Laba Bersih Perusahaan?    Menghitung laba bersih dari perusahaan pada dasarnya sangat penting, sebab akan membantu dalam menggambarkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan setelah dikurangi dengan biaya yang relevan. Selain itu, dengan melakukan perhitungan laba bersih  juga berfungsi sebagai:  1. Sumber Dana Cadangan  Dengan menghitung pendapatan laba bersih, maka perusahaan mengetahui selisih total pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan. Sehingga ketika mengetahui selisih tersebut, bisa menjadi sumber dana cadangan yang berguna untuk pengembangan dan inovasi.  2. Membayar Hutang Selanjutnya, laba  bersih juga dapat digunakan dalam membayar hutang yang  dimiliki oleh perusahaan. Sebab,  net income yang dimiliki perusahaan menggambarkan keuntungan yang tersedia setelah semua biaya yang relevan terpotong. 3. Mengevaluasi keuangan Melalui perhitungan laba bersih, perusahaan  dapat mengevaluasi kinerja keuangan secara menyeluruh. Sehingga perhitungan ini akan digunakan sebagai identifikasi awal atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.   Apa Saja Yang Menjadi Faktor Dalam Perhitungan Laba Bersih?   Peroleh laba bersih tentunya akan berfluktuatif seiring dengan adanya berbagai faktor seperti:  1. Volume Penjualan Salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan laba bersih adalah volume penjualan. Sebab, hal ini berdampak secara langsung dengan total pendapatan yang akan diperoleh oleh perusahaan.   Semakin tinggi penjualan yang dilakukan, maka pendapatan yang masuk akan semakin besar pula yang akan berpotensi dalam meningkatkan laba bersih perusahaan. 2. Manajemen Aset Faktor selanjutnya yang mempengaruhi perolehan laba bersih adalah manajemen aset. Melalui pengelolaan aset yang baik, maka memungkinkan perusahaan untuk dapat mengoptimalkan penggunaan sumber  daya yang dimiliki seperti kas, piutang, maupun aset tetap.  3. Ukuran Perusahaan  Ketika perusahaan telah bertumbuh,maka laba bersih dapat meningkat seiring dengan peningkatan penjualan dan efisiensi operasional yang lebih baik. Pertumbuhan ini biasanya akan diikuti dengan ukuran perusahaan, jaringan distribusi atau  kapasitas yang lebih besar. 4. Biaya Beban  Laba bersih yang didapatkan  oleh perusahaan juga dipengaruhi dengan biaya beban misalnya seperti operasional, gaji karyawan, hingga biasa administratif lainnya. Sehingga, untuk mendapatkan laba bersih yang maksimal perusahaan perlu untuk mengelola biaya beban agar menjadi lebih efektif. Baca Juga: Cara Membuat Kwitansi Untuk Dokumen Laporan Keuangan Cara Menghitung Laba Bersih  Menghitung laba bersih pada dasarnya hanya akan mengurangi total pendapatan dengan biaya beban. Berikut adalah cara menghitung laba bersih:  Laba bersih = Laba Kotor – Biaya Beban Yang Digunakan  Dimana: Laba kotor didefinisikan sebagai pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan transaksi dan belum adanya potongan.  Biaya beban dapat didefinisikan sebagai pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Biaya tersebut meliputi bahan baku, operasional, sewa, atau bahkan administrasi. HPP atau yang disebut sebagai harga pokok penjualan dapat diartikan sebagai biaya langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menghasilkan suatu produk. Agar Anda dapat memahami cara perhitungan laba bersih, di sini akan kami sediakan juga mengenai studi kasus berikut:  Diketahui PT. Sejahtera akan menghitung laba bersih dengan total pendapatan pada 2024 sebesar Rp10.000.000 dengan harga pokok produksi sebesar Rp2.000.000. Namun dalam pengerjaannya mereka menggunakan marketing dan memperoleh gaji sebesar Rp1.000.000 serta mendapatkan pajak sebesar Rp500.000,- Maka dapat dilakukan perhitungan dengan cara sebagai berikut:  Laba bersih = Laba Kotor – Biaya Beban Yang Digunakan  Laba bersih = (Pendapatan – HPP) – (Biaya Pajak + Biaya penjualan) Laba bersih= (10.000.000-5.000.000) – (500.000+1.000.000) Laba bersih= 5.000.000 -1.500.000 Laba bersih= Rp3.500.000,-  Baca Juga: Cara Membuat Kwitansi Untuk Dokumen Laporan Keuangan Kesimpulan Penting diingat, bahwa laba bersih adalah gambaran dari keuntungan perusahaan setelah dikurangi dengan biaya beban seperti pajak, bungan maupun operasional. Dengan mengetahui perhitungan, dapat mengetahui keuntungan yang dapat difungsikan sebagai sumber dana cadangan maupun biaya pengembangan dan inovasi.  Cara menghitung laba bersih pun cukup mudah, sebab Anda hanya perlu mengurangi total pendapatan dengan biaya beban yang dikeluarkan.  Namun tak hanya sekedar pengurangan saja, perhitungan laba bersih juga harus dilakukan dengan teliti.  Untuk itu bambootree hadir sebagai software pengelolaan keuangan yang dapat mempermudah sistem akuntansi mulai dari penghitungan laba bersih, pembuatan jurnal, tau bahkan pencatatan arus kas. Menariknya bambootree juga dapat diintegrasikan dengan layanan accurate online.

Apa Yang Dimaksud Dengan Laba Bersih? Read More »

Profit: Pengertian, Jenis dan Fungsinya

Profit: Pengertian, Jenis dan Fungsinya

Jika Anda belum mengetahui tentang apa itu profit? profit atau yang biasa disebut dengan laba atau keuntungan adalah hasil dari jumlah uang yang diperoleh selama penjualan. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai profit meliputi pengertian, jenis dan perannya dalam bisnis.   Pengertian Profit Profit adalah laba atau keuntungan yang dihasilkan dari penjualan produk maupun jasa. Profit dapat didefinisikan sebagai keuntungan yang telah dihasilkan dari penjualan selama periode tertentu. Biasanya profit akan dihitung ketika terdapat hasil penjualan yang melebihi dari total biaya yang telah dikeluarkan seperti pajak, operasional, atau bahkan biaya lainnya yang telah dihitung.   Jenis-Jenis Profit Profit pada sebuah bisnis memiliki jenis yang berbeda-berbeda. Hal tersebut mengacu pada faktor yang mempengaruhinya. Berikut adalah jenis-jenis dari profit tersebut: 1. Gross Profit (Laba Kotor) Laba kotor (gross profit) dapat diartikan sebagai hasil untung yang didapatkan selama transaksi penjualan yang dikurangi harga penjualan (HPP). 2. Operating Profit (Laba Operasional) Jenis selanjutnya yaitu laba operasional (operating profit). Pada jenis ini nantinya hasil dari laba kotor akan dikurangi dengan biaya-biaya yang melekat seperti gaji, sewa maupun administrasi lainnya. 3. Net Profit (Laba Bersih) Selanjutnya terdapat jenis Net Profit (laba bersih) yang dapat diartikan sebagai keuntungan yang telah dikurangi seluruh biaya termasuk pajak, bunga maupun biaya lainnya.   Baca Juga: Operating Margin: Pengertian, Fungsi, dan Rumusnya Mengapa Profit Sangat Berperan Pada Bisnis? Adanya profit sangat penting dalam mendukung keberlangsungan usaha. Namun tak hanya itu saja, profit pada bisnis juga dapat berfungsi sebagai: 1. Mendukung Keberlangsungan Usaha Salah satu fungsi profit adalah mendukung keberlangsungan usaha. Hal ini karena profit yang diperoleh dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengoperasikan bisnisnya mulai dari kegiatan operasional, pengajian, atau bahkan pembayaran hutang. 2. Pertumbuhan dan Perkembangan Bisnis Selain itu, dengan adanya profit maka perusahaan akan dapat terus berkembang dan bertumbuh menjadi perusahaan yang  besar. Sebab, dengan adanya profit memungkinkan perusahaan untuk dapat berinvestasi pada beragam hal mulai dari peralatan, teknologi baru, hingga perluasan jaringan distribusi. 3. Mendatangkan Investor Menariknya, ketika perusahaan telah memiliki profit yang cukup maka memungkinkan untuk investor datang dengan sendirinya.  Apalagi didukung dengan informasi keuangan yang transparan, investor akan lebih percaya untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. 4. Mengukur Efisiensi Profit juga berfungsi sebagai alat dalam mengukur efisiensi operasional bisnis. Sebab, melalui profit yang dihasilkan perusahaan dapat menganalisis seberapa efektif  sumber daya yang dibutuhkan baik itu tenaga kerja, bahan baku, maupun waktu yang digunakan. 5. Kontribusi Ekonomi Tidak kalah penting, ketika perusahaan telah memiliki profit, maka perusahaan dapat juga berkontribusi dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan.  Adanya profit yang diperoleh, perusahaan akan memiliki cara untuk berinvestasi pada berbagai hal seperti SDM dengan menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Baca Juga: 6 Hal Wajib Dalam Membuat Laporan Keuangan Konsolidasi   Cara menghitung Profit Seperti yang diketahui, profit memiliki beragam jenis yang berbeda. Sehingga, dalam menghitungnya pun memiliki cara masing-masing. Berikut adalah rumus dalam menghitung profit: 1. Rumus Menghitung Gross Profit (Laba Kotor) Gross Profit = Total Pendapatan  – Harga Pokok Penjualan (HPP) 2. Rumus Menghitung Operating Profit (Laba Operasional) Operating Profit = Total Pendapatan – Harga Pokok Penjualan (HPP) – Biaya Tidak Langsung (Promosi, Operasional, atau Gaji Karyawan) 3. Rumus Menghitung Net Profit (Laba Bersih) Net Profit = Total Pendapatan – Beban Usaha (Pajak dan Bunga) Baca Juga: Mengenal Jurnal Pembayaran Gaji Pada Laporan Keuangan   Kesimpulan Profit adalah laba atau keuntungan yang dihasilkan dari penjualan produk maupun jasa. profit pada perusahaan memiliki jenis yang berbeda, sehingga memiliki cara menghitungnya masing-masing. Dengan memahami apa itu profit, maka perusahaan dapat terus bertumbuh dan berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar. Selain itu dalam mendukung perkembangan usaha, maka sangat penting dalam mencatat laporan keuangan. Oleh sebab itu, kehadiaran bambootree.id sebagai software pengelolaan keuangan dapat membantu Anda memberikan solusi yang tepat mulai dari pengelolaan arus kas, menulis jurnal, maupun membuat laporan keuangan.  

Profit: Pengertian, Jenis dan Fungsinya Read More »

Operating Margin: Pengertian, Fungsi, dan Rumusnya

Operating Margin: Pengertian, Fungsi, dan Rumusnya

Pernahkah Anda berfikir bagaimana cara perusahaan mengukur seberapa efisien dalam menghasilkan keuntungan bagi bisnis?. Salah satu cara dalam mengukurnya adalah menggunakan operating margin.   Operating margin pada dasarnya digunakan untuk melihat rasio yang menunjukan persentase keuntungan operasional dari pendapatan bersih. Berikut adalah pengertian, fungsi, dan rumus dalam menghitungnya.  Pengertian Operating Margin Operating margin adalah indikator yang digunakan oleh perusahaan dalam mengukur besar kecilnya persentase laba atas penjualan yang telah dilakukan.  Dalam indikator margin tersebut, menunjukkan seberapa banyak pendapatan yang telah dikurangi biaya operasional. Namun perlu diingat bahwa rasio ini tidak memperhitungkan pengeluaran lainnya seperti pajak, bunga, maupun biaya non operasional lainnya. Dengan demikian, operating margin atau yang disingkat OPM akan menunjukan keuntungan yang murni pada penjualan yang telah dilakukan. Baca Juga: Pahami Komponen Dalam Jurnal Pelunasan Piutang Mengapa Operating Margin Penting Untuk Indikator Kesehatan Bisnis? Pada dasarnya, operating margin dapat membantu perusahaan dalam mengukur efisiensi operasional suatu bisnis. Namun, tak hanya itu saja margin operasi ini juga berfungsi sebagai: 1. Mengukur Efisiensi Operasional  Salah satu fungsi dari operating margin adalah untuk mengukur efisiensi operasional bisnis. Sebab, pada rasio sebut akan menampilkan persentase laba yang dihasilkan dari penjualan setelah dikurangi biaya-biaya langsung selain bunga dan pajak seperti operasional maupun  biaya produksi. 2. Membandingkan Perusahaan dalam Industri yang sama  Operating margin juga berfungsi sebagai alat banding antar perusahaan yang bergerak pada industri yang sama. Hal ini dikarenakan  rasio yang ada akan memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa efisien produk yang dipasarkan dalam menghasilkan keuntungan bisnis dibandingkan para pesaingnya. 3. Memberikan gambaran profitabilitas bisnis Seperti yang sudah dijelaskan bahwa operating margin digunakan sebagai indikator keuntungan bersih dari hasil penjualan. Sehingga, pada rasio ini akan menunjukan gambaran tentang profitabilitas bisni yang dihasilkan oleh setiap transaksi penjualan setelah dikurangi dengan biaya-biaya langsung seperti produksi, distribusi, maupun administrasi. 4.  Mengambil Keputusan  Dengan adanya operating margin juga dapat difungsikan sebagai proses dalam pengambilan keputusan strategis seperti penetapan harga jual maupun operasional. Sebab, sebelum melakukan penjulan biasanya perusahaan akan memastikan harga jual yang dihitung dari seluruh biaya operasional dan produksi. 5. Meminimalisir Resiko   Operating margin juga dapat berfungsi sebagai cara dalam meminimalisir resiko. Hal ini karena perusahaan akan dengan mudah memantau operating margin apakah biaya operasional dan produksi sudah efisien untuk menghasilkan profit yang sesuai dengan perusahaan. Baca Juga: Perbedaan Jurnal Umum dan Jurnal Khusus Bagaimana Cara untuk Menghitung Operating Margin?    Brigham & Houston yang membandingkan antara Earning Before Interest and Tax (EBIT) dengan penjualan yang telah dilakukan. Selain itu, Anda juga dapat menghitung dengan cara membagi operating profit dengan revenue. Perlu diingat dalam menghitung OPM perlu dikalikan 100% dalam melihat rasio.    Berikut adalah rumus dalam menghitung operating margin:  Operating profit = (EBIT/Revenue) X 100%   Dimana:  EBIT dapat diartikan sebagai biaya-biaya langsung seperti produksi maupun operasional, tetapi belum termasuk bunga dan pajak  Revenue adalah total pendapatan dari penjualan yang dikurangi potongan tertentu seperti pajak. Pastikan bahwa perhitungan yang dilakukan telah tepat, sehingga dapat memberikan gambaran tentang rasio profit dari suatu bisnis.   Contoh Menghitung Operating Margin Dalam membantu Anda dalam memahami cara menghitung operating profit berikut ini adalah studi kasus dari perusahaan PT. Cinta Sejati  Dalam laporan keuangan per tanggal 31 Desember 2023 diketahui bahwa perusahaan tersebut telah melakukan penjualan sebesar Rp20.000.000 dengan total keuntungan sebelum dikenai pajak sebesar Rp7.000.000.  Lalu yang menjadi pertanyaan berapa persen profit margin yang dihasilkan oleh PT. Cinta sejati ?  OPM= (7000000 / 20000000) x 100% OPM= 0,35%  Operating margin adalah sebuah cara perusahaan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba bersih dari proses transaksi penjualan. Namun tak tanya itu saja, OPM juga berfungsi dalam membandingkan pada perusahaan dengan industri sejenis, cara pengambilan keputusan, serta menilai profitabilitas perusahaan. Namun perlu diketahui dalam menghitung rasio ini hanya berfokus pada efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan sebelum dikurangi pajak dan diskon. Cara menghitungnya pun cukup mudah, sebab Anda dapat hanya perlu untuk membagi total keuntungan dengan seluruh hasil penjualan yang nantinya dikalikan 100%.  Walaupun terlihat cukup mudah, namun perhitungan ini harus dilakukan secara akurat untuk menghasilkan pelaporan keuangan yang lebih baik. Jika Anda ingin memastikan keakuratan perhitungan dan efisiensi waktu, Anda dapat menggunakan software management keuangan seperti bambootree.  Software ini dapat berguna untuk membantu dalam pengelolaan keuangan yang lebih baik mulai dari jurnal, penjualan, pembelian ataubahkan menghitung rasio profitabilitas bisnis.  

Operating Margin: Pengertian, Fungsi, dan Rumusnya Read More »

Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dengan Praktis

Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dengan Praktis

Dalam menjunjang laporan akuntansi, pembayaran gaji pegawai dicatat dalam jurnal pengajian (payroll jurnal) atau yang biasa disebut sebagai jurnal pembayaran gaji.  Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dalam membuat jurnal gaji karyawan, biasanya akuntan akan melibatkan berbagai step untuk membantu ke akuratan dalam pencatatan pada jurnal. Berikut adalah langkah-langkahnya: 1. Menyiapkan Akun  Sebelum melakukan pencatatan pada jurnal pembayaran gaji, langkah awal yaitu menyiapkan akun yang berfungsi sebagai akun payroll. Sehingga, setiap transaksi pengeluaran yang digunakan untuk gaji dapat mudah untuk dilacak. 2. Mengumpulkan Data Gaji Langkah selanjutnya yaitu mengumpul data gaji, pada langkah ini umumnya akuntan maupun HR akan mencatat seluruh komponen dalam gaji seperti gaji pokok, tunjangan, Pajak Penghasilan Pasal 21, atau bahkan asuransi.  Selain itu, pada tahap ini akan terdapat bukti penunjang seperti daftar hadir maupun daftar sanksi yang berkaitan dengan pemotongan gaji. 3. Menghitung Gaji Bersih Selanjutnya akuntan akan menghitung gaji bersih yang diterima setelah mendapatkan potongan maupun tunjangan. Misal saja salah satu karyawan PT. Cinta Sejati mendapatkan gaji kotor Rp 5.000.000 dengan potongan pajak 50.000, serta potongan asuransi kesehatan dan ketenaga kerjaan sebesar Rp 150.000, maka gaji yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 4.800.000,- 4. Membuat Entri Jurnal   Setelah menghitung gaji bersih, maka selanjutnya akuntan akan membuat laporan kedalam jurnal.  Jika tedapat permasalahan yang sama seperti diatas maka dapat menulisnya pada jurnal sebagai berikut: Debet Gaji Kotor: Rp. 5.000.000,-  pada akun Payroll Expense Kredit akun kas: Rp.4.800.000,-  Catatan kredit: Rp. 200.000,- pada akun Payroll Dedustions Payable. 5. Memverifikasi dan Konfirmasi  Sebelum melanjutkan ketahap berikutnya, Anda sebagai akuntan dapat memeriksa kembali perhitungan yang sesuai untuk memastikan akurasi. Misal saja dapat dilakukan pengecekan dokument pendukung seperti slip gaji, maupun data pendukung lainnya. 6. Melakukan Posting ke Buku Besar  Setelah semua tahapan selesai dan diverifikasi, maka akutan dapat memposting catatatn jurnal tersebut kedalam buku besar untuk dicatat secara resmi.  Hal ini dilakukan untuk memudahkan ketika nantinya dilakukan audit maupun pelacakan. Baca Juga: Kenali Perbedaan Laporan Konsolidasi dan Laporan Biasa Kesimpulan Dengan memahami langkah demi langkah cara pembuatan jurnal pembayaran gaji akan membantu Anda dalam pembuatan laporan yang lebih sistematis dan rapi. Sehingga mudah ketika dilakukan audit maupun pelacakan.  Selain cara diatas, untuk mengurangi human error dalam pembuatan jurnal pembayaran gaji. Anda dapat mengunakan softwara konsolidasi & backdate dari Bambootree yang menawarkan kemudahan dalam pembuatan jurnal serta terintegrasi dengan sistem sistem accurate. 

Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dengan Praktis Read More »

Jurnal Pembelian Kredit: Pengertian, Manfaat Dan Isinya

Jurnal Pembelian Kredit: Pengertian, Manfaat Dan Isinya

Dalam proses pencatatan transaksi yang sistematis, membuat pelaporan keuangan dengan menggunakan jurnal pembelian. Jurnal ini memiliki 2 jenis yang dapat disesuaikan untuk mencatat berdasarkan kebutuhan. Salah satu, jenis jurnal yang dapat dengan mudah ditemui yaitu jurnal pembelian kredit. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pengertian, manfaat, dan cara membuat jurnal pembelian kredit. Yuk simak selengkapnya!!!! Apa itu Jurnal Pembelian Kredit? Jurnal Pembelian Kredit adalah catatan yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pembelian barang atau jasa yang dibeli dengan cara kredit bukan tunai. Biasanya jurnal pembelian kredit ini akan digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan barang/jasa secara terus menerus tanpa harus memiliki dana tunai yang cukup pada transaksi tersebut. Sehingga, nantinya bisnis dapat berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan operasi bisnis. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua pemasok memiliki cara pembelian serupa. Sehingga, bisnis sangat perlu untuk mencari pemasok yang memiliki cara pembelian secara kredit.  Baca Juga: Jurnal Keuangan: Pengertian dan Manfaatnya Mengapa Harus Menggunakan Jurnal Pembelian Kredit dalam Pencatatan Akuntansi?  Dengan menggunakan jurnal pembelian kredit pada pencatatan akuntansi sangatlah penting, sebab memiliki beberapa alasan seperti:  1. Mencatat Lebih Sistematis  Dengan adanya jurnal pembelian kredit maka pencatatan transaksi pembelian barang atau jasa yang dilakukan secara kredit akan dicatat lebih sistematis mulai dari tanggal, nama pemasok, jumlah, hingga harga barang.  2. Menyederhanakan Pembukuan  Karena jurnal pembelian kredit ditulis dengan sistematis, maka memungkinkan proses penyederhanaan pembukuan terutama jika adanya transaksi dengan volume yang tinggi.  3. Mempermudah Audit  Jurnal pembelian kredit biasanya memiliki dokumentasi yang rici termasuk dengan faktur maupun invoice. Sehingga, hal ini dapat membantu dalam proses audit untuk pemeriksaan arus kas yang telah dikeluarkan  4. Mendukung Pengambilan Keputusan Bisnis Dengan adanya informasi yang rinci pada jurnal pembelian kredit, maka data yang ada dapat menjadi salah satu cara untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis. Baca Juga: Jurnal Pembelian: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya  Apa Saja Isi dari Jurnal Pembelian Kredit?   Seperti pada jurnal-jurnal akuntansi lainnya, jurnal pembelian kredit wajib memberikan informasi atau data seperti:    Tanggal  Transaksi Deskripsi Singkat (Keterangan) Akun yang Terdampak  Jumlah Nominal Referensi    Bagaimana Cara Membuat Jurnal Pembelian Kredit yang Tepat?     Pada jurnal pembelian kredit perlu diketahui untuk pencatatan transaksi akan dicatat pada akun kredit utang dagang. Misalnya untuk pembelian perlengkapan dan peralatan produksi, maka akan dicatat pada kolom debit akun perlengkapan dengan kredit akun utang dagang.  Namun perlu diketahui, bila terjadi transaksi yang berulang-ulang, maka bisa dibuatkan kolom tersendiri seperti kolom serba-serbi.  Untuk mempermudah Anda dalam memahami cara pembuatan jurnal pembelian kredit, Kami sertakan contoh yang mudah Anda pahami.    Diketahui bahwa perusahaan Pada Tanggal 22 Januari  PT Cinta Sejati ingin melakukan pembelian alat kantor secara kredit dengan harga Rp 5.000.000,-  di Toko Maju Sejati.  Berikut adalah penulisan pada jurnal pembelian kredit     Tanggal Akun Yang di Kredit Debit  Kredit Pembelian Serba-serbi Utang Dagang Perkiraan  Ref Jumlah 22/01 Toko Maju Sejati Rp 5.000.000,- Rp 5000.000,- Baca Juga: Perbedaan Jurnal Umum dan Jurnal Khusus Kesimpulan Jurnal pembelian kredit adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pembelian secara kredit. Selain itu, jurnal pembelian kredit dibuat agar memudahkan proses audit serta  mendukung pengambilan keputusan. Namun, perlu dipahami bahwa dalam  penulisan pada jurnal pembelian kredit akan dituliskan pada akun kredit utang dagang. 

Jurnal Pembelian Kredit: Pengertian, Manfaat Dan Isinya Read More »

Cara Membuat Kwitansi Untuk Dokumen Laporan Keuangan

Cara Membuat Kwitansi Untuk Dokumen Laporan Keuangan

Dalam membuat setiap transaksi jual beli pastinya membutuhkan kwitansi atau nota. Kwitansi adalah suatu dokumen yang sah yang digunakan untuk pembuatan laporan pada jurnal akutansi.  Berikut adalah komponen dan langkah-langkah dalam pembuatan akutansi:   Komponen yang harus ada dalam kwitansi  Perlu diketahui dalam sebuah pembuatan kwitansi pada tiap transaksi pastinya harus memiliki komponen utama seperti:  1. Nomor Kwitansi Dalam memberikan identifikasi, biasanya kwitansi akan memiliki nomer yang unik berupa angka saja maupun dikombinasikan dengan huruf. Sehingga, nantinya saat pelaporan pada jurnal akutansi, kwitansi tersebut dapat mudah dipahami. 2. Kolom Penerima dan Pemberi Selanjutnya terdapat komponen yang beisikan nama, pada kolom ini akan ditulis nama lengkap kedua belah pihak antara yang pemberi maupun penerima. 3. Tanggal Transaksi Jangan melupakan untuk memberikan kolom tanggal, sebab adanya tanggal transkasi akan dapat membantu ketika proses audit. Sehingga pada penulisan tanggal transaksi harus mencakup hari, bulan, dan tahun. 4. Nominal Transaksi  Komponen selanjutnya adalah kolom nominal transaksi, ini sangat penting terutama dalam membantu untuk mengetahui besar uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan.  5. Tujuan Pembayaran  Selain itu, sediakan pula kolom untuk menuliskan dekripsi. Dengan demikian, kwitansi ini akan jelas kegunaanya. Misal saja pembuatan kwitansi pelunasan untuk pembayaran alat tulis kantor.  6. Tanda tangan & Stempel Perusahaan  Dalam kwitansi tentunya akan disediakan kolom yang memuat tanda tangan dan stemple dari perusahaan pemberi. Sehingga nantinya kwitansi akan mudah divalidasi kebenarannya. 7. Materai  Walaupun tidak semua kwitansi harus membubuhkan materai. Namun komponen ini sangat harus diperhatikan. Terutama jika transaksi yang dilakukan oleh pelanggan lebih dari Rp. 250.000,- harus mencantumkan materai 10.000  Baca Juga: Fungsi Journal Voucher Accurate? Simak Penjelasannya Cara Membuat Kwitansi Untuk Transaksi Bisnis Perlu diingat dalam pembuatan kwitansi tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Berikut adalah cara yang digunakan dalam membuat kwitansi untuk transaksi bisnis:    Sebelum kwitansi dibuat, siapkan terlebih dahulu nomer kwitansi. Sebagai tips yang mudah, Anda dapat menyiapkan kwitansi dengan angka saja lalu disertai bulan dan tahun. Misalnya 01/05-2025, sehingga nanti Anda dapat mudah untuk mengindentifikasi bahwa ini transaksi dilakukan bada bulan mei 2025.  Selanjutnya Anda dapat menuliskan nama lengkap antara pemberi dan penerima dari kwitansi tersebut. Perlu diingat, karena kwitansi ini merupakan dokumen yang sah maka dalam penulisan nama diwajibkan untuk memberikan nama yang lengkap jangan hanya panggilan saja.  Dalam memudahkan proses audit nantinya, jangan lupa untuk menuliskan tanggal transaksi yang mencakup tanggal, bulan dan tahun. Misal saja 23 April 2025.  Tahap berikutnya Anda dapat menuliskan jumlah uang atau nominal transaksi yang berlaku dan jangan lupa untuk menuliskan jumlah uang tersebut dalam kalimat. Misal saja terdapat nominal  pembayaran 5Jt maka pada kwitansi dapat ditulisnya Rp 5.000.000,- dengan menambahkan dibawahnya terbilang Lima Juta Rupiah.  Selain itu, Anda juga dapat menambahkan tujuan dari pembuatan kwitansi. Misal saja seperti untuk pembayaran ATK (Alat Tulis Kantor).  Lengkapi dengan tanda tangan, stample perusahaan dan materai jika transaksi bernilai diatas Rp. 250.000 dengan matarai 10.000 Contoh cara membuat kwitansi Dalam mempermudah Anda dalam pembuatan kwitansi, berikut adalah contoh dari pembuatan kwitansi  PT Contoh Perusahaan Jl. Contoh No. 1, Kota Contoh   Nomor Kwitansi: 001/2025 Telah diterima dari: Budi Santoso Uang sejumlah: Rp 5000.000,- Terbilang: Lima Juta rupiah Untuk pembayaran: Pembelian 500 Pc buku Pada tanggal: 23 April 2025 Di: Kota Contoh   Penerima: [Tanda Tangan] Alexandro   Perlu diingat, karena pada transkasi pembelian 500 Pc buku senilai Rp. 5.000.000,- maka wajib untuk membubuhkan materai 10.000. Baca Juga: Pahami Komponen Dalam Jurnal Pelunasan Piutang  Kesimpulan Jadi pada prinsipnya, kwitansi adalah sebuah dokumen resmi yang dapat dipertanggung jawabkan untuk setiap transaksi.  Semoga, dengan artikel ini Anda dapat dengan mudah untuk memahami cara pembuatan kwitansi yang tepat untuk transaksi bisnis.  

Cara Membuat Kwitansi Untuk Dokumen Laporan Keuangan Read More »

Scroll to Top