Untuk menggambarkan likuiditas jangka pendek bisnis, rasio modal kerja kerap dipakai sebagai indikator awal. Dengan membandingkan aset lancar dan hutang lancar, rasio ini memberi gambaran kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo tanpa mengganggu operasi harian.
Oleh karena itu, rasio sering menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan seperti dari negosiasi termin pemasok hingga penilaian kelayakan kredit. Agar Anda lebih memahaminya, Artikel ini akan membahas tentang rasio modal kerja secara lebih detail.
Apa itu Rasio Modal Kerja
Rasio modal kerja adalah sebuah metrik yang berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar tagihan jangka pendek dengan membandingkan aset aset lancar maupun utang lancar.
Dengan demikian, ketika melihat hasil perbandingan makin tinggi, maka bantalan likuiditas yang berguna untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo akan semakin besar pula.
Mengapa Penting Untuk Mengetahui Rasio Modal Kerja
Dengan mengetahui rasio ini, maka Anda dapat dengan mudah untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Namun, tak hanya itu saja, rasio modal kerja juga memiliki manfaat seperti:
1. Melihat Kondisi Keuangan
Dengan adanya rasio modal kerja, itu berarti Anda dapat melihat kondisi keuangan yang secara realtime.
Sebab, pada rasio ini seringkali membandingkan antara aset lancar dan utang lancar . Sehingga, nantinya dapat terevaluasi apakah perusahaan memiliki keuangan yang aman atau tidak.
2. Menjadi Alat Pengambil Keputusan Finansial
Rasio tidak hanya berguna untuk melihat kondisi keuangan saja. Tetapi dapat menjadi alat untuk membantu pengambilan keputusan finansial bagi banyak pihak seperti manajemen perusahan, kreditur maupun finansial.
Hal ini karena rasio ini akan mencantumkan wawasan cash flow perusahaan, keputusan operasional, maupun evaluasi investasi lainnya.
3. Membantu Perencanaan Keuangan
Dengan mengetahui rasio modal kerja, maka perusahaan akan dapat mengatur keuangan perusahaan dengan mudah. Sehingga nantinya, antara likuiditas dan pertumbuhan keuangan perusahaan dapat seimbang.
4. Mendeteksi Potensi Kesalahan
Dengan memantau rasio modal kerja secara rutin, perusahaan dapat mendeteksi potensi masalah keuangan sejak dini. Seperti kesalahan pengelolaan piutang, pembayaran yang tertunda, atau pembengkakan utang yang bisa mengganggu stabilitas keuangan dan operasional perusahaan.
5. Menilai Kemampuan Membayar
Rasio modal kerja membantu Anda menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek seperti utang usaha, pinjaman jangka pendek, dan biaya operasional lainnya.
Memiliki rasio yang sehat menunjukkan perusahaan dapat menjaga kelangsungan operasional tanpa harus khawatir kekurangan dana dalam waktu dekat.
Jenis-Jenis Rasio Modal Kerja
Dalam mengetahui kondisi keuangan perusahaan, terdapat tiga jenis rasio yang digunakan. Berikut adalah rasio yang wajib diketahui:
1. Current Ratio (Radio Lancar)
Current Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek menggunakan aset lancar yang dimiliki.
Untuk cara perhitungannya, biasanya rasio ini akan membandingkan aset lancar (kas,piutang, persediaan, dan lainnya) dengan liabilitas lancar (utang usaha, utang pendek, dan kewajiban jangka pendek lainnya)
2. Quick Ratio (Radio Cepat)
Jenis lainya yaitu quick ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan.
Namun, dalam perhitungan pada rasio ini akan lebih konservatif jika dibandingkan dengan current ratio. Sebab, rasio ini akan menghitung total seluruh aset mulai kas,piutang, dan setara kas) dengan liabilitas lancar.
3. Cash Radio
Selanjutnya terdapat jenis cash ratio yang lebih ketat, karena hanya mempertimbangkan kas dan setara kas untuk menutup kewajiban jangka pendek. Berikut adalah konsep perhitungannya yang membandingkan antara kas dan setara as dengan liabilitas lancar.
Baca Juga: Memahami Stock Opname Dalam Pengelolaan Inventaris
Cara Menghitung Rasio Modal Kerja
Pada dasarnya, perhitungan rasio modal kerja sangatlah mudah, sebab Anda hanya cukup membandingkan antara aset lancar dengan hutang lancar. Berikut adalah rumus dan contoh perhitungannya:
Rasio Modal Kerja = Aset lancar / Hutang Lancar
Contohnya: Berdasarkan laporan keuangan industri terdapat aset lancar yang memiliki total 750 Juta dengan liabilitas lancar sebesar 600 Juta. Berikut adalah cara perhitungannya
Rasio Modal Kerja = 750 / 600 = 1,25
Dari perhitungan tersebut dapat diartikan bahawa terdapat ketersediaan likuiditas sebesar 1,25 yang harus dilakukan.
Kata lain dapat diartikan setiap 1 rupiah kewajiban jangka pendek (liabilitas lancar), perusahaan memiliki 1,25 rupiah aset lancar yang dapat digunakan untuk menutupi kewajiban tersebut.
Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam posisi likuiditas yang cukup sehat, karena memiliki lebih dari cukup aset lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Namun, perlu dicatat bahwa meskipun rasio ini menunjukkan angka di atas 1, penting untuk memperhatikan kualitas aset lancar (misalnya, piutang yang belum dibayar atau persediaan yang sulit dijual) yang bisa mempengaruhi likuiditas secara nyata.
Baca Juga: Apa Itu Fixed Asset? Karakteristik, Fungsi, Jenis, dan Manfaatnya
Kesimpulan
Rasio modal kerja adalah metrik penting untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan membandingkan aset lancar dan hutang lancar. Melalui perhitungan rasio ini, perusahaan akan mengetahui bagaimana kondisi keuangan yang ada di perusahaan pada periode tertentu.
Namun, jika perusahaan ingin mendapatkan informasi keuangan yang lebih lengkap, penting untuk menggunakan software akuntansi modern yang dilengkapi dengan fitur konsolidasi dan backdate. Oleh karena itu, bambooTree hadir sebagai software konsolidasi dan backdate yang membantu perusahaan untuk dalam pengelolaan laporan keuangan yang efisien dan akurat. Terutama bagi perusahaan yang telah memiliki cabang.
Sehingga, melalui penggunaan aplikasi bamboo tree, perusahaan tidak hanya dapat menghitung rasio modal kerja secara tepat, tetapi juga mendapatkan laporan keuangan yang lebih tepat waktu, relevan, dan konsisten dalam membantu pengambilan keputusan.