Dalam keberlangsungan bisnis, tentunya sudah tidak saing dengan melakukan piutang dagang. Dengan adanya piutang dagang, perusahaan dapat memperluas kemampuan untuk melakukan pembelian barang maupun jasa kepada pemasok tanpa harus membayar secara langsung.
Cara Menghitung Piutang Dagang dalam Sebuah Bisnis
Menghitung piutang dagang, seringkali menjadi tantangan bagi perusahaan. Terlebih, jika perusahaan memiliki transaksi pembelian secara kredit kepada pemasok yang berbeda.
Berikut adalah cara rumus menghitung piutang dagang:
Saldo Piutang Akhir = Total Piutang Awal + Penjualan Baru – Pembayaran Diterima
Rumus diatas, dapat digunakan dalam menghitung piutang dagang secara keseluruhan. Namun, penting diketahui dalam menghitung saldo piutang pada akhir periode maka dapat mempertimbangkan seperti:
1. Total piutang awal
Total piutang awal biasanya ada karena terdapat hutang yang belum dibayar pada awal periode. Sehingga, sangat penting untuk mengetahui apakah terdapat jumlah hutang pada awal periode.
2. Penjualan baru
Jika pada periode baru ini, Anda telah menghasilkan penjualan baru yang dilakukan, itu artinya perusahaan akan melakukan penjualan secara kredit. Sehinngga sangat perlu untuk dicatat agar dapat dibayar pada periode berikutnya.
3. Pembayaran yang diterima
Pembayaran yang diterima bisa menjadi pengurang saldo piutang pada peride ini. Hal ini karena jumlah pembayaran yang diterima bisa jadi digunak sebagai langkah perusahaan untuk membayar hutang kepada supplier pada periode tersebut.
Selain hal tersebut, sangat penting bagi perusahaan untuk membuar sebuah estimas piutang yang tidak tertagih tanpa mengurangi piutang. Hal ini dapat membantu mengantisipasi adanya piutang yang bisa saja tidak akan dibayar pada masa depan. Tetapi tanpa langsung mengurangi saldo piutang yang tercatat pada laporan.
Misal saja, ketika perusahaan untuk melakukan audit terhadap laporan piutang tak tertagih diperiode sebelumnya dan memutuskan untuk adanya pembayaran 10% dari nilai piutang.
Jadi, jika terdapat piutang sebesar Rp. 100 Juta, maka perusahaan dapat melakukan estimasi pelunasan hutan sebesar Rp. 90 Juta.
Studi Kasus Menghitung Saldo Piutang Dagang
Dalam mempermudah Anda memahami menghitung saldo piutang, pada artikel ini akan disediakan studi kasus untuk mempermudah pemahaman dalam menghitung saldo piutang.
Diketahui Perusahaan PT. Cinta Sejati adalah sebuah perusahaan yang bergerak bidang exporting yang melakukan transaksi dengan transaksi dengan sebagian besar secara kredit dan piutang. Pada awal periode perusahaan tersebut ingin menghitung piutang dengan data sebagai berikut:
- Pada tanggal 1 Januari memiliki saldo awal piutang sebesar Rp 60.000.000
- Perusahaan pada tanggal 12 Januari menerima pembayaran sebesar Rp 30.000.000 dari seorang pelanggan
- Lalu diakhir periode tepatnya tanggal 25 Januari, perusahaan memberikan diskon sebesar 10% dari hutang yang belum dibayarkan yaitu sebesar Rp 10.000.000,-
Dengan data tersebut, yang menjadi pertanyaan berapa saldo piutang pada tanggal 25 Januari?
Untuk menghitung saldo piutang kas, maka Anda dapat menghitung saldo piutang kas dengan mengurangi pembayaran diterima. Berikut adalah simulasi perhitungannya
Saldo piutang = Saldo Piutang Awal – Penerimaan Pembayaran
= Rp 60.000.000 – Rp. 20.000.000,-
= Rp. 40.000.000
Namun pada akhir periode perusahaan memberikan diskon sebesar 10% dari Rp 10.000.000,-. Sehingga untuk mengitungnya perlu adanya saldo kas hutang yang dikurang dengan diskon. Berikut adalah simulasi perhitungannya:
Saldo piutang setelah diskon = Saldo piutang – diskon
= Rp. 40.000.000 – (Rp. 10.000.000*10%)
= Rp. 39.000.000
Jadi pada tanggal 25 Januari, saldo piutang dagang yang diterima oleh PT. Cinta Sejati Rp. 39.000.000,- . Hal ini telah dihitung dengan adanya penerimaan pembayaran dengan adanya diskon.
Baca Juga: Mengapa Bukti Kas Keluar Dibutuhkan Pada Bisnis?
Kesimpulan
Dengan memahami cara menghitung saldo piutang, maka perusahaan akan dengan mudah untuk pengelolaan arus kas yang lebih sistematis dan efisien. Pastikan sebelum Anda menghitung saldo piutang sangat penting untuk mempertimbangkan beberapa hal seperti total piutang, diskon, maupun penerimaan pembayaran.