Penerapan akuntansi syariah pada dasarnya merupakan upaya perusahaan untuk mengelola keuangan secara lebih etis, transparan, dan sesuai prinsip-prinsip syariat Islam. Namun dalam prakteknya, pengimplementasian akuntansi syariah masih menghadapi berbagai tantangan yang tidak sederhana.
Tantangan Dalam Implementasi Akuntansi Syariah Pada Perusahaan
Pada proses implementasi tentu saja tidaklah berjalan dengan mulus. Sebab, pastinya terdapat hambatan yang bisa saja terjadi. Berikut adalah tantangan dalam mengimplementasikan akuntansi syariah pada perusahaan:
1. Keterbatasan SDM dan Kompetensi
Salah satu hambatan terbesar adalah minimnya jumlah akuntan yang memiliki pemahaman mendalam mengenai prinsip syariah dan PSAK Syariah. Akibatnya banyak perusahaan tidak memiliki cukup SDM yang mampu menafsirkan akad seperti murabahah, musyarakah, salam, atau istishna’.
Walaupun bisa saja menjadi SDM yang berkualitas namun dapat beresiko terhadap salah pencatatan dan ketidaksesuaian laporan menjadi lebih besar.
2. Kompleksitas Standar PSAK Syariah
PSAK Syariah pada dasarnya memiliki struktur pelaporan yang lebih detail. Sebab, nantinya setiap hal akan diatur dalam jenis akad yang spesifik.
Selain itu, penerapan PSAK Syariah juga membutuhkan elemen yang rumit seperti kelengkapan dokumen, audit syariah, atau pembuktian transaksi yang jelas. Sehingga, ketika perusahaan yang baru beradaptasi, hal ini dapat menjadi proses yang memakan waktu dan rawan kesalahan.
3. Integrasi dengan Sistem Akuntansi Konvensional
Sebagian besar software akuntansi yang digunakan perusahaan masih berbasis sistem konvensional dan belum menyediakan fitur pencatatan syariah secara otomatis. Dengan demikian, perusahaan perlu meng custom software yang sesuai dengan prinsip syariah seperti fitur bagi hasil, nisbah, margin murabahah, dan audit trail syariah.
Sehingga, nantinya pencatatan yang dilakukan pada sistem akuntansi akan lebih sesuai dengan berbagai jenis akad yang digunakan.
4. Tantangan Regulasi dan Kepatuhan
Regulasi akuntansi dan keuangan syariah terus berkembang mengikuti dinamika industri. Hal ini dapat membingungkan perusahaan, terutama yang belum memiliki unit kepatuhan syariah.
5. Adaptasi terhadap Perkembangan Teknologi
Digitalisasi menjadi aspek penting dalam akuntansi syariah modern. Namun, banyak perusahaan belum siap melakukan transformasi digital secara menyeluruh.
Baca Juga: 3 Software Akuntansi dengan Fitur Konsolidasi Terbaik di Indonesia
Solusi Mengatasi Tantangan Implementasi Akuntansi Syariah
Dalam menghadapi tantangan yang ada, maka sangat penting perusahaan untuk menggunakan solusi berikut ini:
1. Penguatan Kompetensi SDM
Kompetensi sumber daya manusia merupakan pondasi utama dalam menerapkan akuntansi syariah. Sebab, tanpa pemahaman yang tepat ada resiko yang bisa saja terjadi seperti kesalahan pencatatan transaksi, ketidaksesuaian dengan PSAK Syariah, hingga potensi pelanggaran prinsip syariah dalam proses bisnis.
Sehingga, melalui penguatan SDM. Nantinya perusahaan akan dapat meminimalkan kesalahan dan meningkatkan kepatuhan standar pelaporan syariah.
2. Standarisasi Dokumen dan SOP Akad
Agar transaksi syariah berjalan sesuai ketentuan, perusahaan harus memiliki dokumen dan SOP yang jelas, terstandar, dan terdokumentasi dengan baik. Tanpa standar yang tepat, perusahaan berisiko mengalami ketidakteraturan administrasi dan kesulitan dalam audit.
Sehingga, perlu adanya penyusunan template yang digunakan setiap transaksi sesuai dengan akad yang mana. Selain itu Membuat SOP (Standard Operating Procedure) yang menjelaskan alur transaksi syariah secara rinci.
3. Audit Syariah
Audit syariah merupakan proses verifikasi untuk memastikan bahwa setiap transaksi dan laporan keuangan telah dijalankan sesuai prinsip-prinsip syariah. Ketiadaan audit syariah dapat menyebabkan ketidaksesuaian atau bahkan pelanggaran prinsip syariah.
Dengan adanya audit ini nantinya akan membantu dalam menjaga integritas perusahaan dalam menjalankan bisnis berbasis syariah.
4. Berkolaborasi dengan Lembaga Syariah
Kolaborasi eksternal dapat memperkuat implementasi akuntansi syariah secara lebih cepat dan akurat. Melalui kerja sama dengan lembaga syariah, perusahaan dapat memperoleh dukungan operasional, pembiayaan, hingga pendampingan regulasi.
Dengan adanya kolaborasi ini perusahaan nantinya akan memperkuat kredibilitas perusahaan sekaligus memastikan bahwa seluruh proses bisnis sesuai dengan prinsip syariah.
Kapan Akuntansi Syariah Digunakan?
Setelah mengetahui tantangan dan solusinya, Anda pasti akan bertanya: kapan sebenarnya perusahaan perlu menggunakan akuntansi syariah? Pada dasarnya, akuntansi syariah dapat diterapkan tidak hanya oleh lembaga keuangan syariah, tetapi juga oleh berbagai jenis perusahaan yang ingin mengedepankan prinsip etika, transparansi, dan kepatuhan terhadap hukum syariah.
Baca Juga: Mengenal Neraca Saldo untuk Perusahaan Dagang
Kesimpulan
Akuntansi syariah menawarkan transparansi, akuntabilitas, dan nilai etis yang kuat. Namun, implementasinya menghadapi hambatan: keterbatasan SDM, kompleksitas PSAK, integrasi sistem, dokumentasi akad, dan tantangan regulasi.
Sehingga sangat diperlukan solusi seperti peningkatan kompetensi SDM, penggunaan software akuntansi syariah, audit internal, serta SOP yang jelas, perusahaan dapat mengatasi seluruh tantangan tersebut.
Namun dalam perkembangannya, kebutuhan perusahaan tidak hanya berhenti pada penerapan prinsip syariah, tetapi juga kemampuan dalam menggabungkan laporan keuangan terutama ketika perusahaan telah memiliki anak cabang. Proses konsolidasi secara manual sering kali memakan waktu, rentan terjadi perbedaan data, dan sulit mengakomodasi koreksi transaksi di periode sebelumnya.
Oleh karena itu bambootree hadir sebagai software konsolidasi dan backdate yang dapat membantu mengefisiensikan proses pembuatan laporan multi cabang. Tertarik menggunakan bambootree? Yuk hubungi kami sekarang juga.





