Informasi

Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dengan Praktis

Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dengan Praktis

Dalam menjunjang laporan akuntansi, pembayaran gaji pegawai dicatat dalam jurnal pengajian (payroll jurnal) atau yang biasa disebut sebagai jurnal pembayaran gaji.  Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dalam membuat jurnal gaji karyawan, biasanya akuntan akan melibatkan berbagai step untuk membantu ke akuratan dalam pencatatan pada jurnal. Berikut adalah langkah-langkahnya: 1. Menyiapkan Akun  Sebelum melakukan pencatatan pada jurnal pembayaran gaji, langkah awal yaitu menyiapkan akun yang berfungsi sebagai akun payroll. Sehingga, setiap transaksi pengeluaran yang digunakan untuk gaji dapat mudah untuk dilacak. 2. Mengumpulkan Data Gaji Langkah selanjutnya yaitu mengumpul data gaji, pada langkah ini umumnya akuntan maupun HR akan mencatat seluruh komponen dalam gaji seperti gaji pokok, tunjangan, Pajak Penghasilan Pasal 21, atau bahkan asuransi.  Selain itu, pada tahap ini akan terdapat bukti penunjang seperti daftar hadir maupun daftar sanksi yang berkaitan dengan pemotongan gaji. 3. Menghitung Gaji Bersih Selanjutnya akuntan akan menghitung gaji bersih yang diterima setelah mendapatkan potongan maupun tunjangan. Misal saja salah satu karyawan PT. Cinta Sejati mendapatkan gaji kotor Rp 5.000.000 dengan potongan pajak 50.000, serta potongan asuransi kesehatan dan ketenaga kerjaan sebesar Rp 150.000, maka gaji yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 4.800.000,- 4. Membuat Entri Jurnal   Setelah menghitung gaji bersih, maka selanjutnya akuntan akan membuat laporan kedalam jurnal.  Jika tedapat permasalahan yang sama seperti diatas maka dapat menulisnya pada jurnal sebagai berikut: Debet Gaji Kotor: Rp. 5.000.000,-  pada akun Payroll Expense Kredit akun kas: Rp.4.800.000,-  Catatan kredit: Rp. 200.000,- pada akun Payroll Dedustions Payable. 5. Memverifikasi dan Konfirmasi  Sebelum melanjutkan ketahap berikutnya, Anda sebagai akuntan dapat memeriksa kembali perhitungan yang sesuai untuk memastikan akurasi. Misal saja dapat dilakukan pengecekan dokument pendukung seperti slip gaji, maupun data pendukung lainnya. 6. Melakukan Posting ke Buku Besar  Setelah semua tahapan selesai dan diverifikasi, maka akutan dapat memposting catatatn jurnal tersebut kedalam buku besar untuk dicatat secara resmi.  Hal ini dilakukan untuk memudahkan ketika nantinya dilakukan audit maupun pelacakan. Baca Juga: Kenali Perbedaan Laporan Konsolidasi dan Laporan Biasa Kesimpulan Dengan memahami langkah demi langkah cara pembuatan jurnal pembayaran gaji akan membantu Anda dalam pembuatan laporan yang lebih sistematis dan rapi. Sehingga mudah ketika dilakukan audit maupun pelacakan.  Selain cara diatas, untuk mengurangi human error dalam pembuatan jurnal pembayaran gaji. Anda dapat mengunakan softwara konsolidasi & backdate dari Bambootree yang menawarkan kemudahan dalam pembuatan jurnal serta terintegrasi dengan sistem sistem accurate. 

Cara Membuat Jurnal Pembayaran Gaji Dengan Praktis Read More »

Jurnal Pembelian Kredit: Pengertian, Manfaat Dan Isinya

Jurnal Pembelian Kredit: Pengertian, Manfaat Dan Isinya

Dalam proses pencatatan transaksi yang sistematis, membuat pelaporan keuangan dengan menggunakan jurnal pembelian. Jurnal ini memiliki 2 jenis yang dapat disesuaikan untuk mencatat berdasarkan kebutuhan. Salah satu, jenis jurnal yang dapat dengan mudah ditemui yaitu jurnal pembelian kredit. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pengertian, manfaat, dan cara membuat jurnal pembelian kredit. Yuk simak selengkapnya!!!! Apa itu Jurnal Pembelian Kredit? Jurnal Pembelian Kredit adalah catatan yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pembelian barang atau jasa yang dibeli dengan cara kredit bukan tunai. Biasanya jurnal pembelian kredit ini akan digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan barang/jasa secara terus menerus tanpa harus memiliki dana tunai yang cukup pada transaksi tersebut. Sehingga, nantinya bisnis dapat berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan operasi bisnis. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua pemasok memiliki cara pembelian serupa. Sehingga, bisnis sangat perlu untuk mencari pemasok yang memiliki cara pembelian secara kredit.  Baca Juga: Jurnal Keuangan: Pengertian dan Manfaatnya Mengapa Harus Menggunakan Jurnal Pembelian Kredit dalam Pencatatan Akuntansi?  Dengan menggunakan jurnal pembelian kredit pada pencatatan akuntansi sangatlah penting, sebab memiliki beberapa alasan seperti:  1. Mencatat Lebih Sistematis  Dengan adanya jurnal pembelian kredit maka pencatatan transaksi pembelian barang atau jasa yang dilakukan secara kredit akan dicatat lebih sistematis mulai dari tanggal, nama pemasok, jumlah, hingga harga barang.  2. Menyederhanakan Pembukuan  Karena jurnal pembelian kredit ditulis dengan sistematis, maka memungkinkan proses penyederhanaan pembukuan terutama jika adanya transaksi dengan volume yang tinggi.  3. Mempermudah Audit  Jurnal pembelian kredit biasanya memiliki dokumentasi yang rici termasuk dengan faktur maupun invoice. Sehingga, hal ini dapat membantu dalam proses audit untuk pemeriksaan arus kas yang telah dikeluarkan  4. Mendukung Pengambilan Keputusan Bisnis Dengan adanya informasi yang rinci pada jurnal pembelian kredit, maka data yang ada dapat menjadi salah satu cara untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis. Baca Juga: Jurnal Pembelian: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya  Apa Saja Isi dari Jurnal Pembelian Kredit?   Seperti pada jurnal-jurnal akuntansi lainnya, jurnal pembelian kredit wajib memberikan informasi atau data seperti:    Tanggal  Transaksi Deskripsi Singkat (Keterangan) Akun yang Terdampak  Jumlah Nominal Referensi    Bagaimana Cara Membuat Jurnal Pembelian Kredit yang Tepat?     Pada jurnal pembelian kredit perlu diketahui untuk pencatatan transaksi akan dicatat pada akun kredit utang dagang. Misalnya untuk pembelian perlengkapan dan peralatan produksi, maka akan dicatat pada kolom debit akun perlengkapan dengan kredit akun utang dagang.  Namun perlu diketahui, bila terjadi transaksi yang berulang-ulang, maka bisa dibuatkan kolom tersendiri seperti kolom serba-serbi.  Untuk mempermudah Anda dalam memahami cara pembuatan jurnal pembelian kredit, Kami sertakan contoh yang mudah Anda pahami.    Diketahui bahwa perusahaan Pada Tanggal 22 Januari  PT Cinta Sejati ingin melakukan pembelian alat kantor secara kredit dengan harga Rp 5.000.000,-  di Toko Maju Sejati.  Berikut adalah penulisan pada jurnal pembelian kredit     Tanggal Akun Yang di Kredit Debit  Kredit Pembelian Serba-serbi Utang Dagang Perkiraan  Ref Jumlah 22/01 Toko Maju Sejati Rp 5.000.000,- Rp 5000.000,- Baca Juga: Perbedaan Jurnal Umum dan Jurnal Khusus Kesimpulan Jurnal pembelian kredit adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pembelian secara kredit. Selain itu, jurnal pembelian kredit dibuat agar memudahkan proses audit serta  mendukung pengambilan keputusan. Namun, perlu dipahami bahwa dalam  penulisan pada jurnal pembelian kredit akan dituliskan pada akun kredit utang dagang. 

Jurnal Pembelian Kredit: Pengertian, Manfaat Dan Isinya Read More »

Cara Membuat Kwitansi Untuk Dokumen Laporan Keuangan

Cara Membuat Kwitansi Untuk Dokumen Laporan Keuangan

Dalam membuat setiap transaksi jual beli pastinya membutuhkan kwitansi atau nota. Kwitansi adalah suatu dokumen yang sah yang digunakan untuk pembuatan laporan pada jurnal akutansi.  Berikut adalah komponen dan langkah-langkah dalam pembuatan akutansi:   Komponen yang harus ada dalam kwitansi  Perlu diketahui dalam sebuah pembuatan kwitansi pada tiap transaksi pastinya harus memiliki komponen utama seperti:  1. Nomor Kwitansi Dalam memberikan identifikasi, biasanya kwitansi akan memiliki nomer yang unik berupa angka saja maupun dikombinasikan dengan huruf. Sehingga, nantinya saat pelaporan pada jurnal akutansi, kwitansi tersebut dapat mudah dipahami. 2. Kolom Penerima dan Pemberi Selanjutnya terdapat komponen yang beisikan nama, pada kolom ini akan ditulis nama lengkap kedua belah pihak antara yang pemberi maupun penerima. 3. Tanggal Transaksi Jangan melupakan untuk memberikan kolom tanggal, sebab adanya tanggal transkasi akan dapat membantu ketika proses audit. Sehingga pada penulisan tanggal transaksi harus mencakup hari, bulan, dan tahun. 4. Nominal Transaksi  Komponen selanjutnya adalah kolom nominal transaksi, ini sangat penting terutama dalam membantu untuk mengetahui besar uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan.  5. Tujuan Pembayaran  Selain itu, sediakan pula kolom untuk menuliskan dekripsi. Dengan demikian, kwitansi ini akan jelas kegunaanya. Misal saja pembuatan kwitansi pelunasan untuk pembayaran alat tulis kantor.  6. Tanda tangan & Stempel Perusahaan  Dalam kwitansi tentunya akan disediakan kolom yang memuat tanda tangan dan stemple dari perusahaan pemberi. Sehingga nantinya kwitansi akan mudah divalidasi kebenarannya. 7. Materai  Walaupun tidak semua kwitansi harus membubuhkan materai. Namun komponen ini sangat harus diperhatikan. Terutama jika transaksi yang dilakukan oleh pelanggan lebih dari Rp. 250.000,- harus mencantumkan materai 10.000  Baca Juga: Fungsi Journal Voucher Accurate? Simak Penjelasannya Cara Membuat Kwitansi Untuk Transaksi Bisnis Perlu diingat dalam pembuatan kwitansi tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Berikut adalah cara yang digunakan dalam membuat kwitansi untuk transaksi bisnis:    Sebelum kwitansi dibuat, siapkan terlebih dahulu nomer kwitansi. Sebagai tips yang mudah, Anda dapat menyiapkan kwitansi dengan angka saja lalu disertai bulan dan tahun. Misalnya 01/05-2025, sehingga nanti Anda dapat mudah untuk mengindentifikasi bahwa ini transaksi dilakukan bada bulan mei 2025.  Selanjutnya Anda dapat menuliskan nama lengkap antara pemberi dan penerima dari kwitansi tersebut. Perlu diingat, karena kwitansi ini merupakan dokumen yang sah maka dalam penulisan nama diwajibkan untuk memberikan nama yang lengkap jangan hanya panggilan saja.  Dalam memudahkan proses audit nantinya, jangan lupa untuk menuliskan tanggal transaksi yang mencakup tanggal, bulan dan tahun. Misal saja 23 April 2025.  Tahap berikutnya Anda dapat menuliskan jumlah uang atau nominal transaksi yang berlaku dan jangan lupa untuk menuliskan jumlah uang tersebut dalam kalimat. Misal saja terdapat nominal  pembayaran 5Jt maka pada kwitansi dapat ditulisnya Rp 5.000.000,- dengan menambahkan dibawahnya terbilang Lima Juta Rupiah.  Selain itu, Anda juga dapat menambahkan tujuan dari pembuatan kwitansi. Misal saja seperti untuk pembayaran ATK (Alat Tulis Kantor).  Lengkapi dengan tanda tangan, stample perusahaan dan materai jika transaksi bernilai diatas Rp. 250.000 dengan matarai 10.000 Contoh cara membuat kwitansi Dalam mempermudah Anda dalam pembuatan kwitansi, berikut adalah contoh dari pembuatan kwitansi  PT Contoh Perusahaan Jl. Contoh No. 1, Kota Contoh   Nomor Kwitansi: 001/2025 Telah diterima dari: Budi Santoso Uang sejumlah: Rp 5000.000,- Terbilang: Lima Juta rupiah Untuk pembayaran: Pembelian 500 Pc buku Pada tanggal: 23 April 2025 Di: Kota Contoh   Penerima: [Tanda Tangan] Alexandro   Perlu diingat, karena pada transkasi pembelian 500 Pc buku senilai Rp. 5.000.000,- maka wajib untuk membubuhkan materai 10.000. Baca Juga: Pahami Komponen Dalam Jurnal Pelunasan Piutang  Kesimpulan Jadi pada prinsipnya, kwitansi adalah sebuah dokumen resmi yang dapat dipertanggung jawabkan untuk setiap transaksi.  Semoga, dengan artikel ini Anda dapat dengan mudah untuk memahami cara pembuatan kwitansi yang tepat untuk transaksi bisnis.  

Cara Membuat Kwitansi Untuk Dokumen Laporan Keuangan Read More »

Metode Pencatatan Piutang Dagang Pada Bisnis

Metode Pencatatan Piutang Dagang Pada Bisnis

Jika Anda belum memahami metode pencatatan piutang? Sangat penting bagi Anda untuk memahami apa itu piutang. Piutang adalah tindakan wajib yang dilakukan oleh pelanggan untuk membayar transaksi yang pernah dilakukan namun belum dibayarkan.   Beriktu adalah penjelasan lebih rinci mengenai metode yang digunakan dalam pencatatan piutang.  Metode Pencatatan Piutang Pada pencatatan piutang dagang, umumnya akan menggunakan dua metode yaitu metode pencatatan piutang bersih dan metode pencatatan piutang dagang. Berikut adalah penjelasan selengkapnya: 1. Metode Pencatatan Piutang Kotor  Metode pencatatan piutang kotor atau yang disebut sebagai gross method adalah   pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan tanpa mempertimbangkan diskon yang diberikan. Itu berarti nantinya, perusahaan akan mencatat secara keseluruhan faktur penjualan yang bersifat piutang tanpa adanya potongan promo tertentu. 2. Metode Pencatatan Piutang Bersih  Selanjutnya terdapat metode pencatatan piutang bersih atau yang lebih dikenal sebagai nett method. Berbeda dengan gross method, pada metode ini pencatatan piutang dagang akan catatan dengan nominal yang telah dikurang dengan potongan yang telah diberikan.  Namun, metode ini memiliki durasi tertentu, sehingga ketika pelangga telah diberikan potongan dan tidak dibayarkan tepat waktu. Maka perusahaan harus membuat penyesuaian catatan dan kelebihan dari pembayaran tersebut akan dijadikan sebagai keuntungan diluar operasi tertentu atau hasil lainnya. Baca Juga: Pahami Komponen Dalam Jurnal Pelunasan Piutang Metode Pencatatan Piutang Lainnya Selain metode pencatatan piutang dagang diatas, dalam mempermudah akutansi dalam mencatatnya maka ada beberapa metode lagi yang dapat digunakan seperti: 1. Metode Konvensional  Pada metode konvensional ini, biasanya pencatatan piutang dagang akan dilakukan melalui pendekatan tradisional yang manual. Sehingga, dapat diartikan bahwa  saat pencatatan piutang akan dilakukan pada kartu piutang yang berasal dari berbagai sumber seperti:  Faktur penjualan – jurnal penjualan – kartu piutang Bukti kas masuk – jurnal penerimaan kas – kartu piutana Memo kredit – jurnal retur penjualan – kartu piutang Bukti memorial – jurnal umum – kartu piutang Metode Posting Langsung  Selanjutnya terdapat metode posting langsung, pada metode ini akan mencatat piutang yang dilakukan tanpa melalui perantara suatu akun akutansi maupun jurnal pembantu. Itu artinya setiap pencatatan akan dilakukan secara langsung pada kartu piutang.  Namun perlu diketahui, bahwa dalam metode ini cara yang digunakan unuk melakukan pencatan yaitu harian maupun berdasarkan periode tertentu. 2. Metode Ledgerless Bookkeeping  Berbeda dengan metode lainnya, metode ledgerless bookkeeping tidak meggunakan kartu piutang sabagai salah satu pembantu untuk mempermudah proses pencatatan. Namun, sebagai gantinya pencatatan piutang akan dilakukan dengan dokumen pendukung seperti invoice maupun faktur. Sehingga, ketika  pembayaran piutang dagang telah diterima oleh perusahaan, maka nantinya pada dokumen tersebut akan ada cap “Lunas” atau langsung dipindah ke arsip pelunasan. 3. Metode Pencatatan dengan Komputer Dalam perkembangan era digital ini, Anda dapat melakukan pencatatan piutang dagang dengan metode pencatatan dengan komputer. Dalam metode ini, biasanya perusahaan akan mengunakan sebuah software akutansi yang dapat mencatat seluruh piutang dagang.  Salah satu rekomendasi software tersebut adalah bambootree. Sebab, software ini merupakan software konsolidasi dan backdate yang dapat tersinkronkan dengan software accuate online. Baca Juga: Ketahui Ini Untuk Menghitung Piutang Dagang Kesimpulan Metode pencatatan piutang sangatlah beragam, sehingga Anda harus memastikan mana yang cocok untuk pencatatan piutang dagang. Pastikan, bahwa metode yang Anda pilih benar-benar dapat membantu Anda dalam mencatat seluruh piutang yang dilakukan.  

Metode Pencatatan Piutang Dagang Pada Bisnis Read More »

Ketahui Ini Untuk Menghitung Piutang Dagang

Ketahui Ini Untuk Menghitung Piutang Dagang

Dalam keberlangsungan bisnis, tentunya sudah tidak saing dengan melakukan piutang dagang. Dengan adanya piutang dagang, perusahaan dapat memperluas kemampuan untuk melakukan pembelian barang maupun jasa kepada pemasok tanpa harus membayar secara langsung.  Cara Menghitung Piutang Dagang dalam Sebuah Bisnis     Menghitung piutang dagang, seringkali menjadi tantangan bagi perusahaan. Terlebih, jika perusahaan memiliki transaksi pembelian secara kredit kepada pemasok yang berbeda.  Berikut adalah cara rumus menghitung piutang dagang:    Saldo Piutang Akhir = Total Piutang Awal + Penjualan Baru – Pembayaran Diterima Rumus diatas, dapat digunakan dalam menghitung piutang dagang secara keseluruhan. Namun, penting diketahui dalam menghitung saldo piutang pada akhir periode maka dapat mempertimbangkan seperti: 1. Total piutang awal Total piutang awal biasanya ada karena terdapat hutang yang belum dibayar pada awal periode. Sehingga, sangat penting untuk mengetahui apakah terdapat jumlah hutang pada awal periode. 2. Penjualan baru  Jika pada periode baru ini, Anda telah menghasilkan penjualan baru yang dilakukan, itu artinya perusahaan akan melakukan penjualan secara kredit. Sehinngga sangat perlu untuk dicatat agar dapat dibayar pada periode berikutnya. 3. Pembayaran yang diterima Pembayaran yang diterima bisa menjadi pengurang saldo piutang pada peride ini. Hal ini karena jumlah pembayaran yang diterima bisa jadi digunak sebagai langkah perusahaan untuk membayar hutang kepada supplier pada periode tersebut. Selain hal tersebut, sangat penting bagi perusahaan untuk membuar sebuah estimas piutang yang tidak tertagih tanpa mengurangi piutang. Hal ini dapat membantu mengantisipasi adanya piutang yang bisa saja tidak akan dibayar pada masa depan. Tetapi tanpa langsung mengurangi saldo piutang yang tercatat pada laporan. Misal saja,  ketika perusahaan untuk melakukan audit terhadap laporan piutang tak tertagih diperiode sebelumnya dan memutuskan untuk adanya pembayaran 10% dari nilai piutang.  Jadi, jika terdapat piutang sebesar Rp. 100 Juta, maka  perusahaan dapat melakukan estimasi pelunasan hutan sebesar Rp. 90 Juta.   Studi Kasus Menghitung Saldo Piutang Dagang   Dalam mempermudah Anda memahami menghitung saldo piutang, pada artikel ini akan disediakan studi kasus untuk mempermudah pemahaman dalam menghitung saldo piutang. Diketahui Perusahaan PT. Cinta Sejati adalah sebuah perusahaan yang bergerak bidang exporting yang melakukan transaksi dengan transaksi dengan sebagian besar secara kredit dan piutang. Pada awal periode perusahaan tersebut ingin menghitung piutang dengan data sebagai berikut:  Pada tanggal 1 Januari memiliki saldo awal piutang sebesar Rp 60.000.000  Perusahaan pada tanggal 12 Januari menerima pembayaran sebesar Rp 30.000.000  dari seorang pelanggan  Lalu diakhir periode tepatnya tanggal 25 Januari, perusahaan memberikan diskon sebesar 10% dari hutang yang belum dibayarkan yaitu sebesar Rp 10.000.000,-  Dengan data tersebut, yang menjadi pertanyaan berapa saldo piutang pada tanggal 25 Januari?  Untuk menghitung saldo piutang kas, maka Anda dapat menghitung saldo piutang kas dengan mengurangi pembayaran diterima.   Berikut adalah simulasi perhitungannya  Saldo piutang = Saldo Piutang Awal – Penerimaan Pembayaran  = Rp 60.000.000 – Rp. 20.000.000,-  = Rp. 40.000.000 Namun pada akhir periode perusahaan memberikan diskon sebesar 10% dari Rp 10.000.000,-. Sehingga untuk mengitungnya perlu adanya saldo kas hutang yang dikurang dengan diskon. Berikut adalah simulasi perhitungannya:  Saldo piutang setelah diskon = Saldo piutang – diskon = Rp. 40.000.000 – (Rp. 10.000.000*10%) = Rp. 39.000.000   Jadi pada tanggal 25 Januari, saldo piutang dagang yang diterima oleh PT. Cinta Sejati Rp. 39.000.000,- . Hal ini telah dihitung dengan adanya penerimaan pembayaran dengan adanya diskon.  Baca Juga: Mengapa Bukti Kas Keluar Dibutuhkan Pada Bisnis? Kesimpulan Dengan memahami cara menghitung saldo piutang, maka perusahaan akan dengan mudah untuk pengelolaan arus kas yang lebih sistematis dan efisien. Pastikan sebelum Anda menghitung saldo piutang sangat penting untuk mempertimbangkan beberapa hal seperti total piutang, diskon, maupun penerimaan pembayaran.  

Ketahui Ini Untuk Menghitung Piutang Dagang Read More »

Mengenal Jurnal Pembayaran Gaji Pada Laporan Keuangan

Mengenal Jurnal Pembayaran Gaji Pada Laporan Keuangan

Pengelolaan keuangan perusahaan sangatlah penting, sebab dapat membantu dalam kelancaran operasional suatu bisnis. Salah satu aspek dalam pengelolaan keuangan adalah gaji karyawan. Gaji karyawan merupakan cashflow yang harus dikelola dengan baik.  Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki sistem pencatatan seperti penggunaaan jurnal pembayaran gaji, Sehingga nantinya, laporan keuangan akan menjadi lebih sistematis,  rapi dan transparan.  Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pengertian, fungsi dan komponen apa saja yang harus ada:  Apa itu Jurnal Pembayaran Gaji?  Jurnal Pembayaran gaji adalah catatan yang digunakan untuk menulis secara detail tentang pembayaran gaji karyawan. Biasanya pada jurnal ini akan menerangkan keseluruhan gaji yang diberikan mulai dari gaji pokok, tunjangan, maupun potongan pajak penghasilan (pph).   Sehingga, adanya jurnal pembayaran gaji ini akan dapat memastikan bahwa seluruh aspek keuangan dikelola dengan baik. Mengapa Jurnal Pembayaran Gaji di buat?  Jurnal Pembayaran Gaji sering kali dibuat agar pencatatan laporan menjadi lebih transparan. Selain itu, jurnal ini dibuat karena memiliki fungsi seperti: 1. Pencatatan Lebih Transparan  Adanya jurnal pembayaran gaji akan memudahkan dalam pembuatan pencatatan yang lebih transparan. Sebab setiap transaksi pengeluaran untuk pembayaran gaji karyawan akan dicatat secara sistematis dan rapi. Dengan demikian, laporan keuangan akan lebih mudah dibaca oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan. 2. Manajemen Pengeluaran Yang Efektif  Karena semua pengeluaran untuk pembayaran gaji karyawan akan dicatat pada jurnal. Itu berarti perusahan dapat memanajemen pengeluaran menjadi lebih efektif.  Sehingga, nantinya dari jurnal tersebut dapat menjadi salah satu cara identifikasi pengeluaran keuangan. 3. Membantu Proses Audit  Seperti jurnal akuntansi lainnya, jurnal pembayaran gaji juga sering kali digunakan untuk membantu proses audit. Sebab, nantinya dokumen ini adalah salah satu dokumen yang diperiksa untuk dapat memverifikasi transaksi gaji yang ada. 4. Perenecanaan Anggaran  Yang menarik, jurnal pembayaran gaji juga dibuat untuk membantu perencanaan anggaran di masa depan. Apalagi dari jurnal biasanya terdapat rincian secara detail yang mungkin saja memberikan informasi terkait pengeluaran yang digunakan untuk pembayaran gaji karyawan. Komponen Apa yang Wajib Ada Pada Jurnal Pembayaran Gaji?  Mencatat jurnal pembayaran gaji tentunya tidaklah mudah, agar dapat membantu dalam memahami jurnal pembayaran gaji. Berikut adalah elemen utama yang biasanya ada: Gaji kotor: Biasanya berupa total gaji yang harus dibayarkan sebelum mendapatkan potongan maupun tambahan seperti tunjangan dan PPh 21. Potongan: Pada jurnal pembayaran gaji  akan dicantumkan juga berbagai potongan dari gaji yang diterima seperti PPh 21, BPJS Ketenagakerjaan, maupun asuransi kesehatan. Kontribusi Pemberi Kerja:  Elemen selanjutnya dalam jurnal pembayaran gaji adalah kontribusi pembayaran kerja. Hal ini dimaksudkan untuk mencatat kewajiban dari perusahaan terkait kas keluar untuk gaji. Gaji Bersih: Pada jurnal ini juga terdapat elemen yang menjelaskan tentang gaji bersih atau gaji yang diberikan kepada karyawan setelah dikurangi dengan gaji yang dibayarkan. Kas/Bank: Elemen ini dapat didefinisikan sebagai aliran dana yang digunakan untuk melakukan pembayaran gaji karyawan. Baca Juga: Mengapa Bukti Kas Keluar Dibutuhkan Pada Bisnis? Contoh Menulis Jurnal Pembayaran Gaji  Dalam menulis jurnal pembayaran gaji karyawan sangatlah dibutuhkan ketelitian. Berikut adalah contoh dalam penulisan jurnal:  Diketahui PT. Cinta Abadi telah memproses penggajian karyawan pada bulan ini. Dengan gaji tiap karyawan sebesar Rp 6.000.000,- Gaji tersebut merupakan gaji kotor yang diterima sebelum dipotong oleh PPh 21 sebesar Rp 50.000,- BPJS Ketenagakerjaan Rp 75.000 dan Asuransi kesehatan sebesar Rp. 100.000  Berikut adalah contoh penulisan dalam jurnal pembayaran gaji:    Akun Debit Kredit Pengeluaran Gaji Rp. 6.0000.000 PPh 21 Karyawan  Rp. 50.000 BPJS Ketenagakerjaan  Rp. 75.000 Asuransi Kesehatan  Rp 100.000 Gaji Bersih  Rp 5.775.000 Baca Juga: Kenali Perbedaan Laporan Konsolidasi dan Laporan Biasa Kesimpulan    Jurnal pembayaran gaji adalah dokumen penting yang digunakan untuk mencatat pengeluaran kas untuk pembayaran gaji karyawan. Tak hanya itu saja, jurnal ini juga dapat membantu membuat laporan menjadi lebih transparan yang dapat memudahkan dalam proses audit maupun perencana gaji. Dengan memahami fungsi dan elemen tersebut dapat memastikan bahwa laporan keuangan menjadi lebih sistematis. 

Mengenal Jurnal Pembayaran Gaji Pada Laporan Keuangan Read More »

Scroll to Top