Dalam sistem perpajakan, terdapat berbagai jenis tarif yang digunakan untuk menentukan besaran pajak yang harus dibayarkan wajib pajak. Salah satu sistem tarif yang menarik untuk dibahas adalah tarif pajak degresif. Meski tidak sepopuler tarif progresif, tarif ini memiliki karakteristik unik yang dapat memengaruhi kebijakan fiskal suatu negara. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang apa itu tarif pajak degresif, bagaimana cara kerjanya, serta kelebihan dan kekurangannya.
Baca Juga : Hukum Pajak Material Adalah: Penjelasan dan Contohnya
Apa Itu Tarif Pajak Degresif?
Tarif pajak degresif adalah sistem di mana persentase tarif pajak menurun seiring dengan bertambahnya dasar pengenaan pajak, seperti pendapatan atau laba. Artinya, semakin besar penghasilan seseorang atau suatu entitas, semakin kecil persentase pajak yang harus dibayar. Hal ini berkebalikan dengan tarif pajak progresif yang tarifnya meningkat seiring dengan kenaikan pendapatan.
Baca Juga : Apa Itu Kredit Pajak? Pengertian dan Penjelasan
Contoh Sederhana Tarif Pajak Degresif:
- Pendapatan hingga Rp50 juta dikenakan tarif 20%
- Pendapatan Rp50 juta – Rp100 juta dikenakan tarif 15%
- Pendapatan di atas Rp100 juta dikenakan tarif 10%
Dengan sistem ini, seseorang dengan pendapatan lebih tinggi justru membayar pajak dengan persentase yang lebih rendah dibandingkan mereka yang berpenghasilan lebih rendah.
Kelebihan Tarif Pajak Degresif
- Mendorong Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Tarif pajak yang lebih rendah untuk pendapatan tinggi dapat mendorong individu dan perusahaan untuk berinvestasi lebih banyak, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. - Mengurangi Motivasi untuk Menghindari Pajak
Dengan tarif yang menurun untuk pendapatan lebih tinggi, potensi penghindaran pajak bisa berkurang karena beban pajak dianggap lebih ringan. - Mendorong Produktivitas
Individu dan perusahaan cenderung lebih termotivasi untuk meningkatkan pendapatan karena tidak khawatir akan terkena pajak tinggi saat pendapatannya naik.
Kekurangannya Adalah
- Kurang Adil dari Perspektif Keadilan Sosial
Sistem ini bisa dianggap tidak adil karena orang dengan penghasilan lebih tinggi justru membayar pajak dengan persentase lebih rendah, yang bisa memperlebar kesenjangan ekonomi. - Potensi Mengurangi Pendapatan Negara
Karena pajak dari kelompok berpenghasilan tinggi lebih rendah, potensi penerimaan negara bisa berkurang, terutama jika tidak diimbangi dengan basis pajak yang lebih luas. - Kurang Mendukung Redistribusi Pendapatan
Tarif pajak degresif tidak efektif untuk tujuan redistribusi pendapatan, yang biasanya diharapkan dari sistem perpajakan untuk mengurangi ketimpangan sosial.
Perbandingan dengan Tarif Pajak Progresif dan Proporsional
- Tarif Progresif: Tarif meningkat seiring dengan kenaikan pendapatan, mendukung redistribusi pendapatan.
- Tarif Proporsional (Flat Tax): Semua pendapatan dikenakan tarif yang sama, tanpa memperhatikan besar kecilnya penghasilan.
- Tarif Degresif: Tarif menurun seiring dengan kenaikan pendapatan, mendorong investasi tetapi bisa meningkatkan kesenjangan sosial.
Baca Juga : Pajak Progresif Adalah: Pengertian, Contoh, dan Keuntungannya
Kesimpulan
Tarif pajak degresif merupakan sistem yang memiliki keunggulan dalam mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi, namun juga menghadirkan tantangan dalam hal keadilan sosial dan potensi penerimaan negara. Oleh karena itu, penerapan sistem ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ekonomi suatu negara. Kebijakan pajak yang ideal sering kali merupakan kombinasi dari berbagai sistem untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial.